Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bagaimana WhatsApp Mendapat Laba meski Aplikasinya Gratis?

ilustrasi WhatsApp di HP (unsplash.com/@mourimoto)
Intinya sih...
  • WhatsApp awalnya berbayar, lalu menjadi gratis setelah diakuisisi Facebook pada 2014.
  • Keuntungan WhatsApp berasal dari WhatsApp Business API yang memungkinkan bisnis mengintegrasikan layanan pesan secara otomatis.
  • WhatsApp juga mendapatkan pendapatan dari Click-to-WhatsApp ads dan fitur pembayaran digital WhatsApp Payment (belum tersedia di Indonesia).

WhatsApp menjadi salah satu layanan perpesanan instan paling banyak digunakan di dunia. Dirilis pertama kali pada 2009, WhatsApps pada awalnya merupakan aplikasi berbayar dengan biaya langganan USD1 per tahun. Kemudian, pada 2014 WhatsApp dibeli oleh Facebook. Setelahnya, WhatsApp menjadi sepenuhnya gratis dan mulai digunakan secara luas serta mengalahkan dominasi Blackberry Messenger (BBM).

Pertanyaannya, dari mana WhatsApp mendapatkan keuntungan? Seperti diketahui, aplikasi yang identik dengan warna hijau ini tidak menaruh iklan di dalamnya. Selain itu, WhatsApp tidak menjual item seperti tema dan stiker layaknya aplikasi LINE. Sebenarnya, WhatsApp tetap mendapatkan keuntungan meski bersih dari iklan dan aplikasinya gratis. Kok bisa? 

1. WhatsApp mendapatkan keuntungan dari Business API

logo WhatsApp Business (whatsapp.com)

WhatsApp Business API adalah layanan yang memungkinkan pemilik bisnis mengintegrasikan WhatsApp ke dalam sistem komunikasi mereka untuk berinteraksi dengan pelanggan secara otomatis dan personal. API ini mendukung fitur seperti pesan otomatis, pengiriman notifikasi, serta integrasi dengan CRM untuk manajemen data pelanggan. WhatsApp mengenakan biaya berdasarkan jumlah percakapan atau pesan yang dikirimkan dalam periode tertentu. Ini menjadikannya solusi populer untuk bisnis skala menengah hingga besar.

Business API merupakan sumber pendapatan terbesar WhatsApp. Fitur ini membantu bisnis besar guna berinteraksi langsung dengan pelanggan melalui pesan WhatsApp secara lebih terstruktur dan efisien. Banyak perusahaan besar, seperti bank, lokapasar, dan layanan konsumen menggunakan WhatsApp Business API untuk meningkatkan pelayanan.

2. Click-to-Whatsapp ads dari platform Meta juga menghasilkan profit

ilustrasi seorang pria menggunakan WhatsApp (whatsapp.com)

Click-to-WhatsApp ads adalah iklan yang muncul di platform Meta seperti Facebook dan Instagram. Iklan ini mengarahkan pengguna langsung ke percakapan WhatsApp bisnis. Layanan tersebut membantu para pelanggan untuk memulai percakapan dengan mudah, misalnya untuk bertanya tentang produk atau jasa. Strategi ini meningkatkan interaksi langsung antara pemilik bisnis dan konsumen sekaligus memperluas penggunaan Business API. WhatsApp mendapatkan komisi dari setiap klik yang mengarah langsung ke percakapan.

3. WhatsApp memperoleh laba melalui layanan WhatsApp Payment

ilustrasi WhatsApp Payment (whatsapp.com)

Perlu diketahui, fitur ini belum tersedia di Indonesia. WhatsApp Payment adalah fitur pembayaran digital dalam aplikasi WhatsApp. Fitur tersebut memungkinkan pengguna mengirim dan menerima uang langsung melalui chat. Fitur ini tersedia di negara tertentu, seperti India, Brasil, dan Singapura. WhatsApp Payment memanfaatkan infrastruktur pembayaran lokal seperti Unified Payments Interface untuk negara India. WhatsApp mendapatkan pendapatan dari biaya transaksi untuk bisnis meski pengguna biasa tidak dikenakan biaya tambahan. WhatsApp Payment biasanya bekerja sama dengan bank atau dompet digital lokal. Belum ada informasi resmi kapan fitur ini akan tersedia di Indonesia. 

4. WhatsApp memanfaatkan data pengguna, namun dengan batasan tertentu

ilustrasi logo WhatsApp (whatsapp.com)

Sama seperti platform digital lainnya, WhatsApp mengumpulkan data pengguna. Data ini sangat berharga bagi perusahaan untuk memahami perilaku pengguna, mengembangkan fitur baru, dan menargetkan iklan yang lebih relevan. Namun, WhatsApp menegaskan bahwa mereka sangat memperhatikan privasi pengguna. WhatsApp menyebutkan kalau mereka tidak menjual data pribadi pengguna kepada pihak ketiga. Data yang dikumpulkan digunakan untuk meningkatkan pengalaman pengguna di dalam aplikasi WhatsApp sendiri.

WhatsApp berhasil membangun model bisnis yang menguntungkan tanpa mengandalkan iklan yang mengganggu pengguna. Mereka berfokus pada WhatsApp Business API, click-to-message ads, dan pemanfaatan data pengguna. Meski begitu, kebijakan WhatsApp bisa saja berubah di masa mendatang. Bukan tidak mungkin WhatsApp akan menerapkan biaya langganan, iklan, atau meluncurkan fitur premium yang mengharuskan pengguna untuk membayar. Jika suatu saat WhatsApp jadi berbayar, apakah kamu akan tetap menggunakannya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hilman Azis
EditorHilman Azis
Follow Us