Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi cybersecurity (freepik.com/DC Studio)

Tahun 2025 diproyeksikan akan menjadi medan pertarungan baru di dunia keamanan siber. Palo Alto Networks, sebuah perusahaan keamanan siber multinasional asal California, Amerika Serikat, telah mengidentifikasi tujuh spekulasi utama yang akan membentuk tren cybersecurity (keamanan siber) di masa depan.

Kabarnya, beberapa sektor seperti kesehatan, energi, perbankan, dan transportasi akan menjadi prioritas dalam mengamankan data kritis mereka. Sektor-sektor ini menjadi target menarik bagi penjahat siber karena menyimpan informasi berharga, termasuk kekayaan intelektual dan data pengguna yang sensitif. Ancaman terus berkembang, organisasi di bidang ini diprediksi akan menghadapi serangan yang lebih canggih, mulai dari pemerasan data hingga sabotase infrastruktur.

Palo Alto Networks juga menyoroti bahwa penggunaan kecerdasan buatan (AI) akan menjadi pedang bermata dua dalam lanskap keamanan siber. Di satu sisi, AI dapat memperkuat pertahanan siber dengan deteksi ancaman yang lebih cepat dan respons otomatis. Namun, di sisi lain, penjahat siber juga mulai mengadopsi AI untuk menciptakan serangan yang lebih personal dan sulit dideteksi, seperti phishing berbasis AI dan manipulasi sistem deteksi otomatis.

Apa saja tujuh spekulasi utama diperkirakan akan menjadi tren dalam dunia keamanan siber pada 2025 yang patut diantisipasi?

1. Infrastruktur siber berbasis platform keamanan data terpadu

ilustrasi infrastruktur siber (freepik.com/DC Studio)

Lanskap keamanan siber akan mengalami perubahan besar menuju platform data terpadu yang mencakup seluruh proses, mulai dari pengembangan kode hingga lingkungan cloud dan pusat operasi keamanan (Security Operation Center). Sistem yang saat ini terfragmentasi, dengan alur kerja terpisah dan proses manual, tidak mampu menandingi kecepatan dan kecanggihan ancaman siber modern. Hal ini sangat terlihat dalam keamanan cloud, di mana sistem yang terdesentralisasi, aliran data yang tidak konsisten, dan alat yang tidak terintegrasi menciptakan celah yang memperlambat kemampuan untuk mendeteksi, merespons, dan mencegah pelanggaran keamanan.

Pada tahun mendatang, publik akan menyaksikan konvergensi dari kode hingga cloud dan SOC dalam infrastruktur terpadu yang memungkinkan analisis berbasis AI di setiap titik permukaan serangan, mulai dari kerentanan kode selama pengembangan hingga pemantauan real-time lingkungan cloud dan manajemen respons insiden oleh SOC. Dalam konteks keamanan cloud, ini berarti organisasi akan memiliki kontrol lebih besar atas lingkungan multicloud mereka, di mana AI dapat memantau kesalahan konfigurasi, perilaku anomali, atau akses tidak sah dengan kecepatan dan akurasi yang luar biasa. Integrasi semua lapisan keamanan dalam satu platform akan mengoptimalkan sumber daya yang bakal meningkatkan visibilitas dan efisiensi secara keseluruhan serta membantu organisasi membangun pertahanan yang lebih adaptif dan tangguh terhadap ancaman yang terus berkembang.

Ketergantungan pada banyak vendor untuk firewall, keamanan cloud, dan alat SOC dapat menghambat potensi penuh AI. Konsolidasi vendor dan alat keamanan tidak hanya mengurangi total biaya kepemilikan (Total Cost of Ownership), tetapi juga menjadi kunci dalam memusatkan aliran data untuk mengurangi waktu rata-rata pendeteksian (Mean Time to Detect) dan waktu rata-rata respons (Mean Time to Respond) hingga dalam hitungan menit. Diperkirakan, pada 2028, 45 persen organisasi akan menggunakan kurang dari 15 alat keamanan siber. Angka tersebut meningkat signifikan dibandingkan 13 persen pada 2023 yang mana mencerminkan tren menuju solusi keamanan yang lebih terintegrasi dan efisien.

Selain itu, penyedia layanan keamanan terkelola (Managed Security Service Provider) dan penjual bernilai tambah (Value-Added Resellers) akan memimpin transformasi penting dalam keamanan siber. Seiring industri bergerak dari arsitektur multivendor yang terfragmentasi ke platform terintegrasi berbasis AI, mitra ini akan menjadi katalisator yang membantu klien mengadopsi solusi terpadu yang menyatukan operasi keamanan. Beralih ke satu platform yang mulus, perusahaan tidak hanya akan membuka wawasan berbasis AI yang kuat, tetapi juga meningkatkan ketahanan mereka dalam menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks. Organisasi yang menerapkan pendekatan terpadu ini akan mendefinisikan ulang standar industri, manuver lebih lincah, presisi, dan keunggulan kompetitif yang signifikan dalam keamanan siber.

2. Dominasi AI oleh perusahaan besar

Editorial Team

Tonton lebih seru di