ilustrasi prosesor AI (Unsplash.com/Igor Omilaev)
Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Societies menunjukkan bahwa ketergantungan yang meningkat pada AI menghasilkan fenomena yang disebut pelepasan kognitif (cognitive offloading). Pada dasarnya, hal ini adalah penggunaan alat, sumber daya, atau sistem eksternal tambahan untuk mengurangi upaya berlebih dalam mengerjakan suatu tugas.
Studi ini melibatkan lebih dari 666 peserta untuk melihat bagaimana AI dapat mempengaruhi keterampilan berpikir kritis mereka. Hasilnya, orang yang sering menggunakan AI lebih sering melepaskan tugas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan kepada teknologi. Seiring waktu, peserta yang sangat bergantung pada AI menunjukkan berkurangnya kemampuan dalam membuat kesimpulan yang dalam dan logis, dirangkum dari halaman The Forbes.
Contoh nyata akibat terlalu mengandalkan teknologi dalam pengambilan keputusan pernah terjadi saat Departemen Kepolisian Detroit, Amerika Serikat, yang melakukan salah tangkap pada seorang perempuan pada tahun 2023. Saat itu, polisi mendapati laporan pencurian mobil di suatu toko. Namun, karena hasil rekaman CCTV yang buruk, polisi tersebut kemudian meminta bantuan vendor pengenalan wajah disebut Data Works Plus, yang mana mereka menggunakan teknologi pencocokan wajah berbasis AI. Setelah ingin melakukan penangkapan dari hasil AI yang didapat, polisi tersebut kaget karena perempuan tersebut ternyata sedang hamil 8 bulan yang mana kondisi tersebut paling tidak mungkin untuk melakukan aksi kriminal, sebagaimana dikutip dari New York Times.
Kehadiran AI saat ini bukanlah sesuatu yang sepenuhnya buruk. Sebab, AI dapat membantu pekerjaan manusia menjadi lebih efisien dan efektif. Namun, masalah bisa timbul jika orang terlalu bergantung kepada AI sebagai pengganti kemampuan berpikir mereka. Jalan pintas yang ditawarkan AI membuat penggunaanya melewati pemikiran kritis yang perlu untuk mengembangkan kreativitas. Lama-kelamaan, bagian otak yang bertanggung jawab atas pemikiran kompleks bisa menjadi kurang aktif, bahkan tidak berkembang secara optimal. Bukan tidak mungkin, AI membuat manusia menjadi bodoh. Bagaimana menurutmu?