Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Strategi Biar Gak Kalah Saing sama AI di Tempat Kerja

Ilustrasi kode diproyeksikan atas wanita (pexels.com/ThisIsEngineering)
Ilustrasi kode diproyeksikan atas wanita (pexels.com/ThisIsEngineering)

Perkembangan teknologi yang pesat, terutama kecerdasan buatan alias AI, bikin banyak orang waswas soal masa depan karier mereka. Wajar banget, karena sekarang banyak pekerjaan yang mulai diambil alih mesin. Meski begitu, bukan berarti kamu harus pasrah dan kalah saing begitu aja.

Ada banyak strategi yang bisa kamu terapkan biar tetap unggul dan relevan di dunia kerja yang makin digital. Yuk, simak enam langkah cerdas ini supaya kamu gak gampang tergeser sama AI!

1. Asah skill yang gak bisa diganti mesin

Ilustrasi wanita mengasah skill desain grafis (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)
Ilustrasi wanita mengasah skill desain grafis (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

AI memang pintar, tapi ada skill yang masih sulit digantikan, seperti empati, kreativitas, dan kemampuan memimpin. Skill-skill ini jadi nilai plus yang bikin kamu tetap dibutuhkan di tempat kerja. Misalnya, kemampuan membangun hubungan baik dengan klien atau memecahkan masalah secara kreatif.

Mulai fokus kembangkan soft skill yang sifatnya human-centric. Ikut workshop atau pelatihan yang ngajarin leadership dan komunikasi juga bisa jadi langkah tepat. Mesin secanggih apa pun tetap gak bisa menyamai sentuhan manusia. Ingat, jadi manusia unggul itu tentang memaksimalkan apa yang gak dimiliki mesin.

2. Kuasai teknologi, jangan malah alergi

Ilustrasi belajar coding (pexels.com/Christina Morillo)
Ilustrasi belajar coding (pexels.com/Christina Morillo)

Supaya gak kalah saing, kamu justru harus akrab sama teknologi. Pahami tools terbaru yang relevan dengan pekerjaanmu dan terus upgrade kemampuan digital. Misalnya, kalau kamu kerja di marketing, pelajari data analytics atau AI tools yang bantu riset pasar.

Jangan takut belajar hal baru walau terasa ribet di awal. Semakin kamu menguasai teknologi, semakin besar peluang kamu buat jadi orang yang ‘mengendalikan’ AI, bukan yang digantikan. Plus, ini bikin kamu jadi aset berharga di kantor. Teknologi itu sahabat, bukan musuh.

3. Fokus di bidang yang tetap butuh manusia

Ilustrasi wanita belajar ChatGPT (pexels.com/Shantanu Kumar)
Ilustrasi wanita belajar ChatGPT (pexels.com/Shantanu Kumar)

Ada beberapa bidang yang kemungkinan besar tetap butuh manusia meski teknologi makin canggih, seperti pendidikan, kesehatan mental, dan pekerjaan kreatif. Kalau kamu ada di industri yang rawan otomatisasi, mulai pikirkan buat shifting ke bidang yang lebih aman.

Gak harus langsung pindah karier, tapi bisa mulai dari belajar hal-hal baru yang relevan. Misalnya, seorang admin bisa belajar jadi content creator atau social media strategist yang butuh sentuhan kreatif lebih banyak. Strategi bertahan hidup itu soal adaptasi cerdas.

4. Bangun personal branding yang kuat

Ilustrasi memperbarui data LinkIdn (pexels.com/Airam Dato-on)
Ilustrasi memperbarui data LinkIdn (pexels.com/Airam Dato-on)

Personal branding penting banget di era digital. AI bisa kerjakan banyak hal, tapi personal brand yang kuat tetap jadi milik manusia. Rajin update LinkedIn, buat portofolio online, atau aktif di komunitas bidang kerjamu bisa bantu kamu lebih dikenal dan dihargai.

Branding yang baik bikin kamu punya ciri khas yang susah ditiru mesin. Ini juga membuka banyak peluang baru dari jaringan yang kamu bangun. Jangan males buat memperkenalkan diri dan menunjukkan value yang kamu bawa. Orang yang dikenal akan lebih diingat dan dicari.

5. Belajar kolaborasi dengan AI

Ilustrasi smartphone menampilkan antarmuka obrolan AI (pexels.com/Tim Witzdam)
Ilustrasi smartphone menampilkan antarmuka obrolan AI (pexels.com/Tim Witzdam)

Daripada takut kalah saing, lebih baik kamu belajar kolaborasi dengan AI. Cari tahu gimana AI bisa bantu mempercepat pekerjaanmu atau bikin hasilnya lebih maksimal. Misalnya, pakai AI buat riset cepat atau analisis data yang rumit.

Dengan begitu, kamu jadi lebih produktif dan punya waktu buat hal-hal strategis yang lebih penting. Kolaborasi ini nunjukkin kamu fleksibel dan siap menghadapi tantangan baru di tempat kerja. Plus, kamu bakal lebih dipercaya karena dianggap adaptif. AI bukan pengganti, tapi partner kerja yang cerdas.

6. Terus belajar sepanjang karier

Ilustrasi belajar digital evolution (pexels.com/Mikael Blomkvist)
Ilustrasi belajar digital evolution (pexels.com/Mikael Blomkvist)

Dunia kerja terus berubah, jadi kamu juga harus siap buat belajar tanpa henti. Jangan nunggu sampai ketinggalan baru cari ilmu baru. Ikut kursus online, baca buku, atau gabung komunitas profesional biar wawasan kamu selalu up to date.

Semakin banyak ilmu yang kamu punya, semakin kuat posisi kamu di kantor. Perusahaan bakal lebih menghargai karyawan yang proaktif dalam pengembangan diri. Gak cuma soal teknis, tapi juga pemikiran yang terus berkembang. Belajar terus biar kariermu tahan banting.

AI memang terus berkembang pesat, tapi itu bukan alasan buat takut atau menyerah. Dengan strategi yang tepat, dari asah skill unik sampai kuasai teknologi, kamu tetap bisa unggul di dunia kerja yang makin digital. Kuncinya ada di adaptasi, kreativitas, dan semangat belajar yang gak pernah padam. Jadi, yuk mulai terapkan langkah-langkah ini biar karier kamu makin cemerlang meski zaman terus berubah!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us