Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sushila Karki
Sushila Karki (flickr.com/US Embassy Kathmandu)

Intinya sih...

  • Discord menjadi episentrum baru bagi para demonstran untuk menyalurkan aspirasi mereka

  • Keterlibatan militer menjadi faktor penting dalam legitimasi hasil voting Discord

  • Dilantiknya Sushila Karki sebagai perdana menteri interim menjadi perempuan pertama dalam menduduki jabatan tersebut

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mantan hakim Mahkamah Agung Nepal, Sushila S. Karki, resmi dilantik sebagai Perdana Menteri ad-interim Nepal pada Jumat, 12 September 2025. Pelantikannya terjadi setelah gejolak panjang yang berujung pada lengsernya pemerintahan Khadga Prasad Sharma Oli. Aksi protes besar-besaran yang dipimpin generasi muda Nepal awalnya dipicu oleh kemarahan terhadap gaya hidup mewah anak-anak pejabat, lalu kian meluas setelah pemerintah memberlakukan larangan pada sejumlah aplikasi media sosial.

Menurut laporan Al Jazeera dan Sky News, demonstrasi tersebut dengan cepat berubah menjadi kerusuhan nasional, menewaskan sedikitnya 51 orang dan melukai lebih dari 1.300 lainnya. Dalam situasi politik yang tidak stabil, masyarakat pun mencari sosok alternatif melalui jalur yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Mengutip Indian Express, Nepal dijadwalkan menggelar pemilihan umum pada 5 Maret 2026 untuk menentukan pemerintahan dan perdana menteri baru. Namun, penunjukan Karki kini sudah lebih dulu menorehkan sejarah.

Sushila Karki resmi menjadi perempuan pertama yang menduduki kursi perdana menteri sekaligus tokoh yang dipilih melalui mekanisme paling unik. Ribuan demonstran muda yang sebelumnya memenuhi jalanan justru beralih ke Discord, aplikasi komunikasi yang identik dengan komunitas gamer, untuk melakukan voting dan menentukan calon pemimpin interim. Dari ruang obrolan daring, Discord pun menjelma menjadi arena politik digital. Lalu, bagaimana platform Discord yang semula dikenal sebagai “Slack for Gamers” bisa bertransformasi menjadi ruang kebebasan memilih pemimpin di tengah kekosongan kekuasaan pemerintah Nepal? Simak ulasannya berikut!

1. Discord menjadi episentrum baru bagi para demonstran untuk menyalurkan aspirasi mereka

aplikasi Discord (play.google.com)

Discord yang dikenal sebagai “Slack for Gamers,” kini bertransformasi menjadi episentrum baru bagi para demonstran untuk menyalurkan aspirasi mereka. Sebuah server beranggotakan lebih dari 100 ribu orang muncul sebagai pusat deliberasi, bahkan disiarkan di televisi nasional Nepal dan diliput media daring. Setelah pengunduran diri KP Sharma Oli pada 9 September 2025 dan pembubaran kabinet, kekosongan politik membuat warga ingin segera menemukan figur pengganti. Server tersebut pun menjadi arena diskusi publik yang menentukan arah proses politik. “Parlemen Nepal sekarang adalah Discord,” ungkap Sid Ghimiri, kreator konten berusia 23 tahun dari Kathmandu, dikutip The New York Times. Server ini dikelola oleh Hami Nepal, sebuah LSM yang sebelumnya aktif dalam berbagai aksi kemanusiaan.

Ruang obrolan dipenuhi dinamika yang intens, mulai dari debat panjang, intervensi troll, hingga keterlibatan warga asing yang mencoba memengaruhi percakapan. Diskusi dalam server sering kali kacau, tetapi keruwetan ini justru memperlihatkan semangat demokrasi digital yang jarang terlihat di negara dengan kondisi politik rapuh. Dari forum ini, sejumlah nama calon perdana menteri sempat diajukan, termasuk pemain kriket Sagar Dhakal dan mantan kepala listrik Kul Man Ghising.

Setelah melalui perdebatan sengit, mayoritas anggota server akhirnya memilih Sushila Karki sebagai sosok paling layak memimpin pemerintahan sementara. Proses pemilihan ini bukan untuk menggantikan pemilu resmi, melainkan sebagai simulasi mini-eleksi yang memberi suara bagi generasi muda dalam politik. “Parlemen Discord” berhasil menunjukkan bagaimana komunitas digital dapat memanfaatkan teknologi untuk mengisi ruang demokrasi dan memengaruhi arah keputusan politik secara nyata.

2. Keterlibatan militer menjadi faktor penting dalam legitimasi hasil voting Discord

ilustrasi pasukan militer dalam barisan (unsplash.com/Filip Andrejevic)

Meski lahir dari voting digital, hasil pemilihan di Discord tidak otomatis sah tanpa restu militer. Para perwira tinggi Angkatan Bersenjata Nepal mengadakan pertemuan dengan pengelola server, yang sebagian besar merupakan aktivis muda dari organisasi Hami Nepal. Dalam pertemuan itu, mereka mendengarkan usulan kandidat, hingga akhirnya menyetujui Sushila Karki untuk diajukan sebagai perdana menteri interim. Persetujuan akhir dari Presiden Ram Chandra Poudel dan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Ashok Raj Sigdel pun membuka jalan bagi pelantikannya.

Tiap calon tetap harus diterima militer, yang memegang kendali de facto atas negara selama ketiadaan pemerintahan resmi. Shaswot Lamichhane, moderator kanal yang baru lulus SMA dan mewakili komunitas server, menjelaskan kepada The NYT (dikutip Indian Express) bahwa tujuan mereka hanyalah menyimulasikan mini-pemilu. Server Discord tersebut tidak mewakili seluruh rakyat Nepal, melainkan sekadar mengusulkan sosok interim yang bisa mengawal jalannya pemilu.

3. Dilantiknya Sushila Karki sebagai perdana menteri interim menjadi perempuan pertama dalam menduduki jabatan tersebut

bendera Nepal (unsplash.com/Samrat Khadka)

Pelantikan Karki bukan sekadar produk dari proses politik formal, melainkan juga simbol lahirnya kekuatan baru dalam pergerakan masyarakat. Generasi muda Nepal yang dikenal militan dan digital-savvy berhasil memaksa perubahan politik melalui jalur unik. Meski server Discord tidak mewakili seluruh rakyat Nepal, konsensus yang dicapai cukup kuat untuk memengaruhi lembaga tertinggi negara sehingga membuktikan bahwa suara kolektif dari ruang virtual kini bisa menembus batas institusi konvensional.

Selain itu, pelantikan Sushila Karki menorehkan dua catatan penting dalam sejarah Nepal. Ia menjadi perempuan pertama yang menduduki jabatan tersebut, sebuah capaian simbolis bagi kesetaraan gender di negara Himalaya itu. Kedua, proses pemilihannya menunjukkan bagaimana teknologi digital dapat benar-benar mengubah lanskap politik, bahkan menggantikan ruang-ruang diskusi tradisional. Melalui mekanisme ini, Nepal kini tercatat sebagai negara pertama yang memilih pemimpinnya melalui platform digital Discord.

Meski hanya menjabat hingga pemilu nasional pada 5 Maret 2026, Karki memikul peran strategis dalam menjaga stabilitas politik. Tantangan terbesarnya adalah memulihkan kepercayaan publik setelah krisis yang menjatuhkan pemerintahan KP Sharma Oli. Bagi generasi muda Nepal, keberhasilan ini merupakan era baru di mana suara mereka tak lagi bisa diabaikan. Dari ruang obrolan para gamer, demokrasi digital telah menemukan panggung politiknya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team