Ramainya aplikasi World di Indonesia yang menawarkan insentif finansial setelah pengguna memindai iris mata memicu kekhawatiran serius tentang keamanan data.
Meski diklaim aman dan terenkripsi, banyak pihak mempertanyakan ke mana sebenarnya data mata tersebut disimpan dan siapa yang mengaksesnya. Kasus ini membuka mata publik bahwa data biometrik, seperti sidik jari, wajah, dan iris mata, merupakan aset digital yang sangat berharga.
Jika bocor, data biometrik tak bisa diubah seperti kata sandi. Oleh karena itu, memahami cara mencegah pencurian data biometrik semakin penting di tengah maraknya layanan digital yang mengandalkan autentikasi tubuh manusia.