ilustrasi antarmuka ChatGPT (unsplash.com/Levart_Photographer)
Setelah memahami prinsip-prinsip dasar prompting, kini saatnya kamu mulai praktik. Membuat prompt yang efektif tidak harus rumit.
Dengan mengikuti langkah-langkah terstruktur, kamu bisa menghasilkan instruksi yang jelas, tajam, dan menghasilkan respons AI yang sesuai harapan. Berikut ini panduan langkah demi langkah dalam menyusun prompt ChatGPT yang efektif dan bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan.
1. Tentukan tujuan utamamu
Langkah pertama adalah memahami dengan jelas apa yang ingin kamu capai dari ChatGPT. Apakah kamu ingin mendapatkan informasi, ide konten, ringkasan, penulisan ulang, atau analisis? Jangan langsung mengetik prompt tanpa tahu hasil akhirnya seperti apa.
Misalnya, jika ingin ChatGPT menulis artikel, kamu harus jelas sejak awal bahwa tujuannya adalah “menulis artikel untuk audiens Gen Z dengan gaya santai.” Tanpa tujuan yang spesifik, hasil AI akan cenderung umum atau tidak sesuai ekspektasi.
2. Tentukan target audiens
Setiap prompt akan lebih akurat jika kamu menyebutkan untuk siapa konten itu dibuat. Gaya bahasa, kedalaman materi, dan cara penyampaian akan sangat dipengaruhi oleh siapa targetnya: anak-anak, pelajar, mahasiswa, profesional, atau masyarakat umum.
Contohnya, penjelasan untuk anak SMA tentu berbeda dengan penjelasan untuk pakar ekonomi. Jadi, jangan ragu untuk menyertakan audiens secara eksplisit dalam prompt kamu.
3. Gunakan struktur prompt yang jelas
Prompt yang baik memiliki struktur yang rapi. Cara termudah adalah menggunakan format:
[Tugas] + [Konteks] + [Gaya Bahasa] + [Format Output]
Struktur ini membantu ChatGPT memahami tugas secara menyeluruh dan menghasilkan output yang tepat. Kamu juga bisa menambahkan instruksi tambahan seperti panjang tulisan, jumlah poin, atau sumber yang harus digunakan.
Contoh:
“Tulis artikel gaya IDN Times untuk mahasiswa tentang cara mengatur keuangan pribadi, panjang 800 kata, gunakan bahasa ringan dan baku, sertakan 3 tips utama dan contoh kasus nyata.”
4. Tambahkan detail teknis yang relevan
Selain struktur umum, kamu bisa menambahkan detail teknis untuk memperjelas batasan dan arah kerja ChatGPT. Misalnya, panjang jawaban (berapa kata atau paragraf), bahasa yang digunakan (Indonesia atau Inggris), dan bahkan tone (santai, profesional, akademis, atau humoris).
Semakin detail informasi teknis dalam prompt, semakin mudah bagi AI untuk menyesuaikan hasilnya.
5. Sertakan format output (opsional)
Jika kamu punya preferensi terhadap bentuk output, langsung saja cantumkan. Format bisa berupa listicle, poin-poin, paragraf, tabel, dialog, hingga headline berita. Tanpa petunjuk seperti ini, ChatGPT akan menggunakan format default yang mungkin tidak sesuai kebutuhan kamu.
Contoh:
“Tuliskan 5 rekomendasi tempat wisata alam di Jawa Barat dalam format listicle. Sertakan deskripsi, lokasi, dan harga tiket.”
6. Gunakan role atau sudut pandang khusus
Kamu bisa meminta ChatGPT untuk bertindak sebagai seseorang agar hasil lebih akurat sesuai keahlian atau gaya tertentu. Misalnya: “Bertindaklah sebagai pakar gizi,” atau “Bertindaklah sebagai editor konten IDN Times.”
Peran ini membantu AI memilih diksi, gaya bahasa, dan sudut pandang yang lebih sesuai dengan kebutuhanmu. Teknik role sering digunakan dalam penulisan artikel, copywriting, atau simulasi wawancara.
7. Hindari multi-instruksi dalam satu Prompt
Apabila ingin hasil yang fokus, hindari memberikan banyak perintah dalam satu prompt. Terlalu banyak tugas bisa membuat jawaban jadi kabur atau setengah-setengah.
Lebih baik, pecah tugas menjadi beberapa prompt terpisah. Sebagai gantinya, kirim prompt satu per satu untuk tiap kebutuhan agar hasilnya optimal dan rapi.
Contoh yang perlu dihindari:
“Tulis artikel tentang marketing digital, lalu buatkan juga caption Instagram dan beri contoh desain poster.”
8. Gunakan contoh atau referensi
Jika punya gaya tulisan atau format tertentu yang kamu inginkan, sertakan contoh referensi dalam prompt. ChatGPT akan menirukan gaya dan strukturnya selama kamu menyertakan instruksi yang tepat.
Referensi membantu AI menyesuaikan tone dan struktur dengan lebih cepat. Contoh:
“Tulis seperti gaya artikel IDN Times: paragraf pendek, ringan, dan to the point. Gunakan subjudul dan list jika perlu.”
9. Lakukan revisi prompt (iterasi)
Prompt pertamamu belum tentu bagus. Setelah menerima hasil pertama dari ChatGPT, evaluasi bagian mana yang kurang pas, lalu perbaiki dan ulangi prompt-nya.
Proses ini disebut iterasi. Justru dari proses revisi itulah kamu bisa belajar pola mana yang paling efektif untuk digunakan.
10. simpan dan dokumentasikan prompt yang sukses
Sudah menemukan prompt yang bekerja dengan sangat baik?Jangan lupa menyimpannya. Buatlah template atau library pribadi berisi kumpulan prompt yang bisa digunakan ulang untuk keperluan tertentu.
Dokumentasi prompt sangat berguna untuk kamu yang sering menggunakan AI. Terutama bagi kamu yang sering menulis artikel, copywriting, riset, atau bahkan pembuatan konten media sosial.