Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Canva Design Trends 2026 (dok. Canva)
Canva Design Trends 2026 (dok. Canva)

Intinya sih...

  • Reality Warp dan Texture Check menjadi tren visual utama 2026, dengan kreator mengaburkan batas realitas dan menonjolkan tekstur sebagai elemen utama.

  • Notes App Chic, Opt-Out Era, dan Drama Club muncul sebagai tren besar lainnya, menampilkan estetika scrapbook modern, visual minimalis, dan kebangkitan estetika sinematik di media sosial.

  • Nostalgia, folklore, dan semangat DIY mempengaruhi tren desain 2026 di India, Meksiko, dan Spanyol dengan narasi visual yang kaya warisan dan penuh energi maksimalis.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Canva resmi merilis Design Trends Report, laporan tahunan yang kini memasuki edisi ketiganya dan menjadi salah satu laporan paling relevan dalam memprediksi arah kreativitas global. Dirilis dari Sydney pada 11 Desember 2025, laporan ini menyoroti tren besar yang akan membentuk konten visual, media sosial, hingga identitas brand sepanjang 2026.

Tidak hanya merangkum prediksi, Canva juga memperkenalkan fitur terbaru bernama Design DNA. Ini merupakan sebuah rangkuman personal yang merayakan jejak kreativitas setiap pengguna selama 2025. Fitur ini memberikan perspektif baru tentang bagaimana gaya visual, preferensi desain, dan proyek kreatif berkembang sepanjang tahun.

Berikut 10 tren desain yang diprediksi akan mendominasi 2026.

1. Reality Warp hingga Texture Check

Canva mengidentifikasi sepuluh tren visual utama yang akan membentuk arah kreativitas global pada 2026. Salah satu tren paling mencolok adalah Reality Warp, di mana kreator sengaja mengaburkan batas antara realitas dan dunia sureal.

Pencarian terhadap istilah seperti “liminal” dan “uncanny” naik 220% dalam setahun, dan hampir seperempat kreator memprediksi gaya ini akan menjadi wajah desain 2026.

Tren lain yang melesat adalah Prompt Playground, sebuah eksplorasi yang menggabungkan eksperimen visual dengan nostalgia internet awal. UI fragmentasi, referensi retro-tech, hingga gaya “vibe coding” mendorong pencarian “lo-fi aesthetic” melonjak 527%.

Di sisi lain, muncul gerakan penyeimbang lewat Explorecore, yang merayakan kejernihan dan ketenangan. Layout ala zine dan Substack meningkat 85% karena kreator ingin menghadirkan desain yang mengundang eksplorasi lebih dalam.

Sementara itu, Texture Check memanfaatkan kemajuan CGI dan material hiper-realistis untuk menonjolkan tekstur sebagai elemen utama. Ini terlihat dari naiknya 30% pencarian terkait tekstur realistis seperti kaca, lilin, dan permukaan taktil.

2. Dari ketidaksempurnaan yang dirayakan hingga visual minimalis

Canva Design Trends 2026 (dok. Canva)

Laporan Canva juga menyoroti tiga tren besar lain yang berkembang pesat berkat perubahan budaya digital dan kebutuhan kreator untuk tampil lebih autentik.

Notes App Chic menjadi salah satu yang paling menonjol, menghadirkan estetika scrapbook modern dengan komposisi yang “berantakan”, elemen DIY, dan nuansa behind-the-scenes. Peningkatan 90% pada penggunaan elemen kolase menunjukkan pergeseran menuju gaya yang lebih manusiawi, apa adanya, dan fokus pada progres ketimbang kesempurnaan.

Di sisi lain, muncul gerakan tandingan melalui Opt-Out Era, yang merespons kelelahan digital dengan visual yang dibersihkan dari ornamen tak perlu. Layout rapi, serif klasik, dan branding sederhana meningkat 54% yang menandai kembalinya estetika minimalis yang menenangkan.

Namun untuk kreator yang ingin “mengangkat emosi” ke level berikutnya, Drama Club menghadirkan kebangkitan estetika sinematik di media sosial. Ini ditandai dengan meningkatnya minat pada gaya mockumentary, spotlight dramatis, dan elemen naratif yang kini naik 27%.

3. Nostalgia, folklore, dan semangat DIY

Canva juga menemukan bagaimana tren desain 2026 dipengaruhi kuat oleh budaya lokal yang terus berevolusi. Di India, GrannyWave memicu kebangkitan visual penuh nostalgia, mulai dari motif handloom, warna festival, hingga glamor Bollywood. Pencarian untuk “Desi” naik 26% dan “Hindi typography” meningkat 17% yang menandai kembalinya narasi visual yang kaya warisan dan penuh energi maksimalis.

Di Meksiko, Zinegeist menghadirkan semangat DIY yang lebih berani, dengan layout kolase, tekstur anti-gloss, dan tipografi besar nan ekspresif. Pencarian terkait seperti “brutalist design” dan “type poster” naik 77% dari tahun sebelumnya. Ini menunjukkan perlawanan kreatif terhadap estetika digital yang terlalu bersih.

Sementara itu di Spanyol, Block Party memadukan nuansa vintage, folklore, hingga aktivitas sehari-hari menjadi visual hangat yang nostalgik namun modern. Gaya seperti “Estética Tradicional” dan “Folklore Urbano” bahkan telah mencapai 1,5 juta impresi.

Laporan Design Trend dari Canva menunjukkan bahwa kreativitas global bergerak menuju arah yang lebih personal, emosional, dan berakar pada budaya. Dengan memadukan teknologi dan identitas lokal, para kreator kini punya lebih banyak cara untuk mengekspresikan diri.

Topics

Editorial Team