Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi serangan siber (unsplash.com/Markus Spiske)
ilustrasi serangan siber (unsplash.com/Markus Spiske)

Intinya sih...

  • Indonesia menjadi sumber serangan DDoS terbanyak di dunia pada kuartal ketiga 2025.

  • Peningkatan serangan DDoS dari Indonesia mencapai 31.900 persen dalam lima tahun terakhir.

  • Tujuh dari sepuluh negara sumber serangan DDoS terbesar berada di Asia, menunjukkan benua ini masih menjadi target utama serangan global.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Data terbaru menunjukkan bahwa Asia masih menjadi pusat terbesar asal serangan Distributed Denial of Service (DDoS) di dunia. Indonesia menempati posisi pertama sebagai sumber serangan DDoS terbanyak pada kuartal ketiga 2025 dan posisinya tetap stabil dibanding kuartal sebelumnya. Tren ini mengindikasikan bahwa infrastruktur dan perangkat yang rentan di Indonesia masih sering disalahgunakan sebagai alat serangan siber.

Hal ini dipaparkan dalam laporan "Cloudflare's 2025 Q3 DDoS threat report -- including Aisuru, the apex of botnets" yang dirilis pada awal Desember 2025. Laporan ini menyajikan analisis komprehensif tentang lanskap ancaman DDoS yang terus berkembang, berdasarkan data dari jaringan Cloudflare.

Melonjak hingga 31.900 persen

Sejak kuartal ketiga 2024, Indonesia menjadi negara dengan serangan DDoS terbanyak di dunia dan mempertahankan posisi tersebut hingga sekarang. Bahkan sebelumnya, negara kita juga sering berada di posisi teratas. Pada kuartal kedua 2024, misalnya, Indonesia duduk di peringkat kedua sebagai sumber serangan DDoS, setelah sebelumnya berada di posisi yang lebih rendah.

Pertumbuhan serangan yang berasal dari Indonesia juga sangat drastis. Dalam lima tahun terakhir—sejak kuartal ketiga 2021—jumlah permintaan serangan DDoS berbasis HTTP dari Indonesia melonjak hingga 31.900 persen. Ini menunjukkan peningkatan yang luar biasa cepat.

Di peringkat kedua dan ketiga, Thailand serta Bangladesh menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Keduanya naik masing-masing delapan dan empat belas peringkat dalam satu kuartal, menandakan lonjakan aktivitas botnet di wilayah tersebut. India bahkan mengalami kenaikan terbesar, melompat hingga 32 peringkat ke posisi ketujuh. Sementara itu, beberapa wilayah lain justru mengalami penurunan, seperti Hongkong dan Ukraina, yang turun lima hingga tujuh peringkat.

Dari Indonesia sampai Ukraina

ilustrasi serangan siber (unsplash.com/@cbpsc1)

Berikut daftar 10 negara sumber serangan DDoS terbesar pada kuartal ketiga 2025, dari yang tertinggi ke terendah:

  1. Indonesia (tidak berubah dari kuartal sebelumnya)

  2. Thailand (naik +8 peringkat)

  3. Bangladesh (naik +14 peringkat)

  4. Ekuador (naik +3 peringkat)

  5. Rusia (naik +1 peringkat)

  6. Vietnam (naik +2 peringkat)

  7. India (naik +32 peringkat)

  8. Hongkong (turun -5 peringkat)

  9. Singapura (turun -7 peringkat)

  10. Ukraina (turun -5 peringkat)

Secara keseluruhan, tujuh dari sepuluh negara dalam daftar ini berada di Asia, memperlihatkan bahwa benua ini masih menjadi target, sekaligus sumber utama serangan DDoS global. Kondisi ini menjadi pengingat penting akan perlunya peningkatan keamanan siber, khususnya pada perangkat yang terhubung internet dan infrastruktur digital publik.

Industri yang paling banyak menerima serangan

Serangan DDoS terhadap industri pertambangan, mineral dan logam meningkat secara signifikan pada kuartal ketiga 2025, seiring dengan meningkatnya ketegangan dalam KTT Perdagangan ke-25 Uni Eropa–China terkait tarif kendaraan listrik (EV), ekspor mineral langka, dan masalah keamanan siber.

Sejumlah media melaporkan bahwa China memperketat kontrol ekspor atas mineral langka dan mineral kritis. Secara keseluruhan, industri yang disebutkan di atas melonjak 24 poin dalam peringkat global, menjadikannya industri ke-49 yang paling sering diserang di dunia.

Industri otomotif mengalami lonjakan terbesar dalam serangan DDoS, bertambah 62 poin dalam satu kuartal, menjadikannya industri keenam yang paling sering diserang di dunia. Perusahaan keamanan siber juga mengalami peningkatan signifikan dalam serangan DDoS. Industri tersebut naik 17 peringkat, menjadikannya industri ke-13 yang paling sering diserang di dunia.

Pada kuartal ini, industri teknologi informasi dan layanan menduduki peringkat teratas sebagai industri yang paling sering menjadi sasaran serangan, diikuti oleh telekomunikasi dan perjudian dan kasino. Secara mencolok, industri otomotif melonjak drastis sebanyak 62 peringkat secara kuartal ke kuartal (QoQ). Industri media, produksi dan penerbitan juga mengalami kenaikan tajam, didahului oleh perbankan dan layanan keuangan, ritel dan Industri elektronik konsumen.

Editorial Team