ilustrasi logo Threads. (unsplash.com/BoliviaInteligente)
Alfons juga membandingkan platform Threads milik Meta, yang belum berhasil menggeser X meski memiliki pengalaman, sumber daya dan kapabilitas sebagai raksasa teknologi terbesar.
"Aku bukan bilang X tidak bisa digeser atau merendahkan bangsa sendiri. Tetapi kalau mau melakukan sesuatu harus realistis dan jangan ibarat mimpi di siang bolong, merasa punya coding serta server yang bisa buat medsos, sudah berasa jagoan mau mengalahkan penguasa market," imbuh Alfons.
Menurutnya, kita harus realistis. Memang pemerintah harus bertindak tegas atas legalnya pornografi di X. Namun jika mendadak mereka sudah membuat penggantinya, ibarat legenda Sangkuriang yang membangun 1.000 candi dalam semalam.
"Kalau benar Kominfo (pemilik elaelo) sih, harusnya jadi pertanyaan besar, kok websitenya seperti itu. Lagi pula Kominfo kan regulator, kok jadi pemain," katanya.
Alfons mengatakan, memiliki aplikasi media sosial memang mudah. Namun untuk membuat platform tetap berjalan, bisa menampung ratusan juta pengguna user, bakar uang bertahun-tahun dan bisa bertahan tanpa penghasilan, merupakan hal sulit.
"Itu saja masih belum cukup untuk take over yang sudah ada, contohnya Threads. Jadi tidak semudah itu membuat satu aplikasi menggantikan aplikasi yang sudah ada," tutupnya.