Populer Masa Kini, 10 Fakta Unik Tagar atau Hashtag

"Gotta blame it on Jesus, #Blessed ."
Itulah sepenggal lirik dari lagu "24K Magic" karangan Bruno Mars. Siapa sih yang tidak tahu dan tidak pernah menggunakan tanda pagar/tagar (#)?
Di media sosial, terutama saat tengah menulis cuitan di Twitter atau mengunggah foto di Instagram, hashtag adalah salah satu cara untuk mendongkrak postingan agar banyak yang lihat hingga viral. Saking merebaknya penggunaan hashtag, tak mungkin menemukan situs atau media sosial yang tidak menggunakan tagar.
Tetapi, apa yang kamu ketahui soal tagar, selain dipakai di media sosial? Jika kamu belum terlalu kenal hashtag, inilah beberapa fakta mengenai hashtag yang santer dipakai di media sosial mainstream.
1. Perbedaan hash dan hashtag
Pertama-tama, tahukah kamu bahwa "#" disebut hash bukan hashtag? Namun, bukan berarti kamu salah. Apa bedanya hash dengan hashtag yang sering kali kita gunakan? Meskipun sama-sama tagar, penggunaannya amat berbeda.
Simbol "#" ini disebut "hash", sementara kata yang datang setelahnya disebut "hashtag". Jadi, jika kamu memasukkan "#NoFilter" pada caption foto Instagram, maka dapat dibaca "hashtag hash no filter". Lho, kenapa bukan "hashtag no filter"? Memang begitu kok yang seharusnya!
"Jadi, harus terbiasa pakai "hash"?"
Oh, tentu tidak. Alasannya akan kami ceritakan nanti. Sampai sini, paham?