Dunia open source sontak dikejutkan oleh sebuah insiden yang menggoyahkan rasa aman terhadap integritas dan keamanan sistem kolaboratif. Gerrit, sistem review kode terbuka yang digunakan oleh Google, mengalami kerentanan kritis yang memungkinkan penyusupan kode tanpa persetujuan resmi. Celah yang dijuluki “GerriScary” ini nyaris dimanfaatkan untuk menyusupi setidaknya 18 proyek penting milik Google, termasuk Chromium, Dart, dan Bazel.
Setiap kali baris kode pertama ditulis, ada dua hal yang turut menyertainya yaitu harapan akan fungsionalitas yang sempurna dan ancaman tersembunyi di balik celah keamanan sekecil apa pun. Nahasnya, ancaman itu nyaris menjadi kenyataan. Laporan dari peneliti keamanan siber Tenable mengungkap bahwa kerentanan tersebut berasal dari kombinasi konfigurasi izin dan logika label yang salah dalam sistem Gerrit.
Dalam kondisi tertentu, pelaku bisa menyalahgunakan fitur addPatchSet untuk menambahkan revisi pada perubahan yang telah disetujui tanpa memicu proses peninjauan ulang. Hal ini membuka celah besar bagi penyusupan kode berbahaya secara diam-diam. Lebih mengkhawatirkan lagi, pelaku melakukannya sangat rapi dan nyaris tidak terdeteksi. Lantas, bagaimana sebenarnya insiden GerriScary ini bisa terjadi dan apa konsekuensinya bagi proyek-proyek teknologi masa depan? Mari telusuri dalam ulasan lengkap berikut!