Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251113-WA0016.jpg
Country Director Google Indonesia, Veronica Utami (IDN Times/Pitoko)

Intinya sih...

  • 80% pengguna digital di Indonesia berinteraksi dengan AI setiap hari, angka tertinggi kedua di Asia Tenggara.

  • Pendapatan aplikasi berbasis AI meningkat 127% antara paruh pertama 2024 dan 2025, menjadikan Indonesia sebagai pasar AI dengan pertumbuhan tercepat di kawasan.

  • Indonesia perlu kolaborasi lintas sektor untuk memaksimalkan peluang AI, termasuk investasi, inovasi lokal, serta penguatan ekosistem startup.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Teknologi yang bernama akal imitasi atau AI dulu hanya ada dalam imajinasi film bertema Sci-Fi semata. Perkembangannya jadi sangat pesat dalam beberapa tahun belakangan. Bahkan tak mengherankan jika teknologi ini bisa dibilang menjelma jadi penggerak utama ekonomi digital Indonesia. Dalam laporan e-Conomy SEA 2025 yang dirilis oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, Indonesia disebut sebagai negara dengan adopsi AI tertinggi di Asia Tenggara, bahkan menjadi pusat pertumbuhan baru bagi inovasi berbasis kecerdasan buatan.

Tidak hanya menjadi pengguna, masyarakat Indonesia kini juga mulai menjadikan AI sebagai bagian dari gaya hidup digital mereka. Mulai dari rekomendasi belanja yang lebih personal, hingga efisiensi kerja berkat alat bantu cerdas, AI telah masuk ke setiap lapisan aktivitas sehari-hari.

AI Jadi Bagian Gaya Hidup

Logo Gemini AI di Pinterest

Menurut laporan tersebut, 80% pengguna digital di Indonesia kini berinteraksi dengan AI setiap hari. Angka tertinggi kedua di Asia Tenggara. Peningkatan signifikan ini juga diikuti dengan lonjakan pendapatan aplikasi berbasis AI sebesar 127% antara paruh pertama 2024 dan 2025, menjadikan Indonesia sebagai pasar AI dengan pertumbuhan tercepat di kawasan.

Tidak hanya digunakan untuk hiburan atau belanja online, AI kini menjadi alat produktivitas baru. Sekitar 79% pengguna aktif di Indonesia memanfaatkan waktu mereka untuk mempelajari dan meningkatkan keterampilan terkait AI. Motivasi mereka pun beragam: mulai dari meningkatkan efisiensi dan menghemat waktu riset (51%), mendapatkan rekomendasi yang lebih personal (35%), hingga meningkatkan keamanan digital (32%).

Tantangan Besar Investasi dan Ekosistem Startup AI

Meski dari sisi pengguna dan pasar Indonesia memimpin, laporan ini juga menyoroti kesenjangan dalam hal investasi dan pengembangan startup AI. Saat ini, jumlah startup AI di Indonesia baru mencapai 45 perusahaan, dengan total pendanaan hanya 4% dari total ASEAN-10. Angka ini masih jauh tertinggal dibanding Singapura yang memiliki lebih dari 495 startup AI, dan Malaysia dengan 60 startup.

Hal ini menunjukkan potensi besar yang belum tergarap sepenuhnya. Jika investasi pada infrastruktur digital dan talenta lokal dapat ditingkatkan, Indonesia bisa melompat jauh dan benar-benar menjadi pusat pengembangan AI di Asia Tenggara.

Google: AI Akan Ubah Cara Bisnis Indonesia Berkembang

Google Gemini (dok. Google LLC/ Google Gemini)

Veronica Utami, Country Director Google Indonesia, menegaskan bahwa momentum ini bukan sekadar tren teknologi sesaat, tapi transformasi besar yang akan mengubah cara kerja bisnis di masa depan.

“Kami melihat adopsi yang luas di kalangan bisnis, permintaan pasar yang kuat, dan respon positif pengguna yang luar biasa, semuanya menegaskan bahwa AI bukan sekadar gelombang teknologi baru, tetapi akan mengubah cara bisnis beroperasi dan berkembang,” jelas Veronica Utami.

Ia juga menambahkan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memaksimalkan peluang tersebut. “Indonesia perlu secara strategis mengubah antusiasme pengguna dan momentum pasar menjadi inovasi dalam negeri. Hal ini membutuhkan kolaborasi antara investor, pembuat kebijakan, dan pelaku bisnis untuk membangun infrastruktur, mengembangkan talenta, memastikan adopsi dan integrasi AI yang cerdas, serta memperkuat kepercayaan melalui tata kelola yang baik,” tutupnya.

Dengan basis pengguna yang besar dan tingkat keterlibatan digital yang tinggi, Indonesia kini bukan lagi sekadar pasar bagi teknologi global, tapi kekuatan utama dalam transformasi AI di kawasan. Tantangannya kini adalah memastikan bahwa pertumbuhan tersebut dibarengi dengan investasi, inovasi lokal, serta penguatan ekosistem startup.

Jika momentum ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi pusat inovasi AI terbesar di Asia Tenggara, tempat di mana kecerdasan buatan bukan hanya membantu, tapi juga membentuk masa depan ekonomi digital bangsa.

Editorial Team