Google Rilis Gemini Deep Think, Raih Emas di Olimpiade Matematika

- Gemini Deep Think adalah mode baru di Gemini yang mampu berpikir lebih dalam dan lama untuk memecahkan masalah kompleks.
- Deep Think berhasil melibas berbagai tolok ukur AI, meraih medali emas di Olimpiade Matematika Internasional, dan superior di bidang matematika.
- Fitur Deep Think hanya bisa diakses oleh pelanggan paket premium Google AI Ultra seharga 250 dolar AS per bulan atau sekitar Rp4,1 jutaan.
Google akhirnya merilis model AI super cerdasnya, Deep Think, yang telah diperkenalkan sejak acara Google I/O Mei lalu. Google rilis Gemini Deep Think yang mampu berpikir lebih dalam dan lama untuk memecahkan masalah-masalah kompleks. Model ini sudah membuat heboh bahkan sebelum dirilis ke publik.
Pasalnya, Google DeepMind mengumumkan kalau AI ini berhasil meraih medali emas dalam Olimpiade Matematika Internasional (IMO) pada bulan lalu. Deep Think dan model eksperimental dari OpenAI menjadi AI pertama yang meraih medali emas di ajang bergengsi ini. Mari kita bedah seberapa cerdas AI andalan dari Google ini!
1. Apa itu Gemini Deep Think dan bagaimana cara kerjanya?

Apa sebenarnya Gemini Deep Think ini? Anggap saja ini adalah sebuah "mode berpikir" baru yang bisa diaktifkan di dalam aplikasi Gemini. Fitur ini dirancang untuk menangani tugas-tugas yang butuh penalaran mendalam, analisis berlapis, dan kreativitas tingkat tinggi.
Cara berpikir Deep Think berupaya meniru proses bernalar manusia. Google menyebutnya sebagai parallel thinking atau "berpikir paralel". Ibaratnya, saat dihadapkan soal atau masalah sulit, biasanya kita akan memikirkan beberapa kemungkinan solusi sebelum akhirnya menjawab. Nah, Deep Think melakukan hal yang sama dengan menghasilkan banyak jalur pemikiran sekaligus, lalu mengevaluasi mana yang paling menjanjikan.
Selain itu, Deep Think juga diberi waktu berpikir yang lebih lama untuk setiap perintah yang masuk. Dengan durasi ekstra ini, ia punya kesempatan untuk menjelajahi berbagai hipotesis, memperbaiki kesalahan, dan menggabungkan ide-ide terbaik menjadi sebuah solusi yang lebih matang.
2. Seberapa cerdas Deep Think dari Google?

Bicara soal kemampuan, Deep Think sendiri berhasil melibas berbagai tolok ukur (benchmark) AI . Dalam pengujian untuk kemampuan coding (LiveCodeBench V6), ia berhasil mencetak skor 87,6 persen. Angka ini melampaui model-model pesaingnya seperti o3 dari OpenAI (72 persen) dan Grok 4 dari xAI (79 persen).
Dominasinya juga terlihat di salah satu tolok ukur paling sulit untuk AI, yaitu Humanity’s Last Exam. Di sini, Deep Think meraih skor 34,8 persen. Sebagai perbandingan, o3 berada di angka 20,3 persen dan Grok 4 di 25,4 persen. Seperti disinggung sebelumnya, Deep Think juga superior di bidang matematika. Model ini meraih skor 60,7 persen di IMO 2025, jauh mengungguli o3 (16,7 persen) dan Grok 4 (21,4 persen).
Berkat kemampuan bernalarnya, Google menilai Deep Think akan sangat berguna bagi peneliti. Model ini disebut dapat membantu mengeksplorasi permasalahan matematika kompleks, menganalisis literatur ilmiah atau bahkan membantu penemuan baru. Deep Think diklaim dapat membantu merancang strategi dan brainstorm kreatif. Kemampuan ini dapat berguna untuk pengembangan web dan pemrograman tingkat lanjut.
3. Di balik pencapaian gemilang Deep Think di IMO 2025

Sekarang, mari kita bahas soal prestasinya di Olimpiade Matematika Internasional (IMO). Bagi kamu yang belum tahu, IMO adalah kompetisi tahunan bagi para jenius matematika muda dari seluruh dunia. Soal-soalnya terkenal abstrak dan butuh kreativitas luar biasa untuk dipecahkan, bahkan oleh matematikawan profesional sekalipun.
Dalam ajang inilah versi lanjutan dari Deep Think diuji dan berhasil menorehkan sejarah. Model AI ini sukses menyelesaikan 5 dari 6 soal yang diberikan dengan solusi yang sempurna. Total skornya mencapai 35 dari 42 poin, angka ini cukup untuk mendapatkan medali emas di kompetisi tersebut.
Agar lebih adil, Deep Think diuji mengikuti aturan IMO untuk peserta manusia. Model AI ini menerima soal dalam format bahasa biasa (bukan kode) dan harus menghasilkan jawaban dalam format yang sama dalam batas waktu 4,5 jam. Ini adalah lompatan besar, karena sebelumnya AI butuh "penerjemah" khusus untuk bisa memahami soal matematika formal.
Presiden IMO, Gregor Dolinar, bahkan memuji kualitas solusi yang dihasilkan oleh Deep Think. Menurutnya, jawaban dari AI ini sangat jelas, presisi, dan dalam beberapa kasus, alur penalarannya lebih mudah untuk diikuti daripada solusi dari peserta manusia. Namun, versi Deep Think yang meraih medali emas ini masih hanya dirilis untuk akademisi. Sementara, Deep Think yang tersedia untuk publik adalah versi peraih perunggu yang telah dioptimalkan agar lebih cepat dan praktis.
4. Cara mengakses Deep Think dan harganya

Setelah mengetahui informasi Google rilis Gemini Deep Think, kini saatnya memahami bagaimana cara mengakses AI paling cerdas dari Google ini. Sayangnya, fitur Deep Think ini masih sangat eksklusif. Fitur ini hanya bisa diakses oleh para pelanggan paket premium termahal dari Google, yaitu Google AI Ultra.
Paket ini dibanderol 250 dolar AS per bulan, atau sekitar Rp4,1 jutaan. Namun, Google memberikan penawaran promosi bagi pelanggan baru dengan harga 125 dolar AS (sekitar Rp2 juta) per bulan untuk tiga bulan pertama. Dengan harga tersebut, pengguna mendapatkan akses ke model AI tercanggih Google beserta fitur-fitur premium lainnya.
Jika kamu sudah menjadi pelanggan AI Ultra, cara mengaktifkannya cukup mudah. Saat menggunakan Gemini, akan ada tombol toggle khusus berlabel "Deep Think". Cukup aktifkan tombol tersebut sebelum mengirimkan prompt atau perintahmu, dan Gemini akan otomatis menggunakan mode berpikir mendalam ini. Nah, apakah kamu rela merogoh kocek jutaan untuk mengakses Deep Think dari Google ini?