Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi layanan internet Taara (dok. Taara)
Ilustrasi layanan internet Taara (dok. Taara)

Intinya sih...

  • Taara dapat mentransmisikan data dengan kecepatan 10 Gbps pada jarak 1 kilometer di luar ruangan menggunakan dua chip Taara.

  • Taara Lightbridge mampu mengirimkan data hingga 20 Gbps pada jarak hingga 20 kilometer.

  • Starlink memiliki kecepatan unduh berkisar antara 25-100 Mbps, sementara Taara dapat mencapai kecepatan ratusan kali lebih cepat dari Starlink.

Kebutuhan akan internet cepat makin banyak. Melalui beragam medium, penyedia jasa internet berlomba untuk memberikan koneksi internet cepat yang lebih efisien. Salah satu yang menarik adalah Taara.

Taara digadang-gadang sebagai internet cepat yang menggunakan kecepatan cahaya, mengalahkan layanan Starlink milik Elon Musk. Jaringan optik nirkabel Taara akan bisa meng-cover wilayah-wilayah terpencil, yang terlalu mahal untuk membangun infrastruktur di sana atau terlalu sulit secara geografis untuk dilewati konektivitas tradisional.

Dirilis pada Februari 2017 oleh induk Google, Alphabet, mereka fokus pada pengurangan biaya dan kompleksitas teknologi Taara untuk membawa manfaat komunikasi berbasis cahaya.

Keterbatasan bandwidth

Dunia tengah mengalami kekritisan dalam konektivitas data. Seiring dengan melonjaknya permintaan global akan data—dari layanan streaming hingga aplikasi akal imitasi (artificial intelligence/AI)—kapasitas infrastruktur yang ada saat ini kesulitan untuk mengikuti perkembangan tersebut.

Serat optik adalah standar emas konektivitas berkecepatan tinggi, tetapi seringkali tidak cocok karena biayanya mahal, tidak praktis atau tidak memungkinkan secara geografis.

Sedangkan spektrum elektromagnetik, band frekuensi tradisional sudah padat dan kehabisan bandwidth yang tersedia, sehingga semakin sulit untuk mendukung perluasan 5G dan memenuhi permintaan yang terus meningkat akan konektivitas cepat dan andal.

Inovasi teknologi

Chip Taara (dok.

Chip terbaru yang diumumkan pada awal tahun ini menggunakan cahaya untuk mentransmisikan data berkecepatan tinggi melalui udara.

Generasi pertama, Taara Lightbridge mengarahkan cahaya secara fisik menggunakan sistem cermin, sensor dan perangkat keras. Sedangkan yang terbaru ini memanfaatkan software untuk mengarahkan, melacak dan memperbaiki sinar cahaya tanpa membutuhkan pergerakan besar. Tim juga berhasil memperkecil ukurannya sampai sebesar kuku jari dari sebelumnya berukuran sebesar lampu lalu lintas.

"Yang sebenarnya menjadi fokus Taara adalah menggunakan frekuensi cahaya seperti yang ada di dalam serat optik, tetapi melakukannya secara nirkabel. Ini menggabungkan yang terbaik dari kedua dunia, di mana Anda mendapatkan kecepatan serat optik, tetapi dengan fleksibilitas nirkabel, sehingga Anda dapat menyediakan bandwidth berkecepatan sangat tinggi yang mirip serat optik, tetapi melalui udara,” kata CEO Taara, Mahesh Krishnawamy.

Cara kerja

Ilustrasi layanan internet Taara (dok.

Perusahaan mengklaim bahwa teknologi mereka beroperasi di domain optik, di mana bandwidth hampir tak terbatas. Sama seperti serat optik tradisional yang menggunakan cahaya untuk mentransmisikan data melalui kabel bawah tanah, Taara menggunakan sinar cahaya yang sangat tipis dan tidak terlihat untuk mentransmisikan data dengan kecepatan hingga 20 Gbps sampai jarak 20 kilometer.

"Ketika kami mengembangkan Taara Lightbridge, kami menciptakan cara baru untuk mengirimkan sinar cahaya antara dua unit guna membentuk koneksi. Kami menggunakan sistem cermin, sensor, optik presisi dan perangkat lunak cerdas untuk menyelaraskan sinar secara mekanik ke lokasi yang tepat. Ketika dua sinar bertemu, mereka terkunci bersama untuk membentuk koneksi aman guna mentransmisikan data. Unit-unit ini dapat dipasang dalam hitungan jam, sangat berbeda jauh dengan serat optik yang membutuhkan estimasi tahunan," jelas mereka dalam rilis resmi.

Meskipun Taara Lightbridge mengarahkan cahaya secara fisik, dengan chip Taara, perusahaan telah menghilangkan banyak komponen mekanis dan merancang solusi solid-state untuk pengendalian sinar otomatis.

Di inti inovasi ini terdapat sistem canggih yang mengarahkan, melacak dan mengoreksi cahaya dengan presisi. Pada setiap chip, terdapat ratusan pemancar kecil. Dengan perangkat lunak untuk mengontrol kapan masing-masing pemancar ini memancarkan cahaya, mereka dapat memanipulasi front gelombang cahaya dan mengarahkannya ke tempat yang dibutuhkan.

Hasil pengujian

Dalam uji coba di laboratorium Moonshot Factory, tim berhasil mentransmisikan data dengan kecepatan 10 Gbps pada jarak 1 kilometer di luar ruangan menggunakan dua chip Taara. 

"Kami yakin ini adalah kali pertama chip fotonik silikon mentransmisikan data berkapasitas tinggi di luar ruangan pada jarak sejauh ini. Dan ini baru permulaan. Kami berencana untuk memperluas jangkauan dan kapasitas chip dengan menciptakan iterasi yang dilengkapi ribuan pemancar," kata mereka lebih dalam.

Starlink vs Taara

Berdasarkan narasi di atas, Taara mempunyai keunggulan di atas Starlink. Berikut penjelasannya:

Kecepatan Taara

  • Dalam uji coba di laboratorium Moonshot Factory, tim Taara berhasil mentransmisikan data dengan kecepatan 10 Gbps (gigabit per detik) pada jarak 1 kilometer di luar ruangan menggunakan dua chip Taara.

  • Taara Lightbridge, mampu mengirimkan data hingga 20 Gbps pada jarak hingga 20 kilometer.

Kecepatan Starlink

  • Untuk paket layanan standar, kecepatan unduh Starlink berkisar antara 25-100 Mbps (megabit per detik).

  • Ada laporan kecepatan unduh maksimum Starlink bisa mencapai 100 Mbps untuk Starlink Mini, dan beberapa pengguna melaporkan kecepatan hingga 159 Mbps atau bahkan 313 Mbps dalam uji coba. Namun, kecepatan ini dapat bervariasi tergantung lokasi, waktu, dan prioritas layanan.

Perbandingan

  • Jelas terlihat bahwa Taara memiliki kecepatan yang jauh lebih tinggi daripada Starlink.

  • 10 Gbps (Taara) adalah 10.000 Mbps.

  • Bahkan pada kecepatan unduh tertinggi yang dilaporkan untuk Starlink (300 Mbps), Taara mampu mencapai kecepatan 10 Gbps atau 20 Gbps dengan Lightbridge—ratusan kali lebih cepat dari Starlink.

Jadi, Taara, bahkan dengan chipnya, dapat 100 kali lebih cepat daripada kecepatan umum Starlink. Jika menggunakan Lightbridge, perbedaannya akan semakin besar.

Sekilas tentang Starlink

Starlink adalah konstelasi satelit internet yang dioperasikan oleh Starlink Services, LLC, anak perusahaan dari perusahaan antariksa Amerika Serikat, SpaceX. Tujuan utamanya adalah menyediakan akses internet broadband berkecepatan tinggi dan latensi rendah ke seluruh dunia, terutama di daerah terpencil atau kurang terlayani di mana konektivitas internet tradisional sulit dijangkau.

Dengan memanfaatkan ribuan satelit kecil yang mengorbit di Low Earth Orbit (LEO) pada ketinggian sekitar 550 km, Starlink diklaim mampu mengurangi latensi secara signifikan dibandingkan satelit geostasioner yang berada jauh lebih tinggi.

Untuk mendapatkan layanan Starlink, pengguna memerlukan perangkat keras khusus berupa antena penerima (Dishy) dan router. Antena ini secara otomatis mengorientasikan diri untuk terhubung dengan satelit yang melintas di atasnya, memungkinkan koneksi internet yang relatif stabil.

Starlink terus memperluas jangkauan layanannya ke lebih dari 130 negara dan wilayah. Di Indonesia sendiri, Starlink telah resmi hadir sejak Mei 2024. Meskipun kecepatan yang ditawarkan mungkin tidak secepat teknologi serat optik di perkotaan, dia memainkan peran penting dalam menjembatani kesenjangan digital, terutama di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau infrastruktur darat, seperti daerah pedalaman dan fasilitas kesehatan terpencil. SpaceX secara berkala meluncurkan satelit baru untuk memperluas dan meningkatkan kapasitas jaringannya, dengan rencana ambisius untuk menempatkan puluhan ribu satelit di orbit.

Editorial Team