Starlink adalah konstelasi satelit internet yang dioperasikan oleh Starlink Services, LLC, anak perusahaan dari perusahaan antariksa Amerika Serikat, SpaceX. Tujuan utamanya adalah menyediakan akses internet broadband berkecepatan tinggi dan latensi rendah ke seluruh dunia, terutama di daerah terpencil atau kurang terlayani di mana konektivitas internet tradisional sulit dijangkau.
Dengan memanfaatkan ribuan satelit kecil yang mengorbit di Low Earth Orbit (LEO) pada ketinggian sekitar 550 km, Starlink diklaim mampu mengurangi latensi secara signifikan dibandingkan satelit geostasioner yang berada jauh lebih tinggi.
Untuk mendapatkan layanan Starlink, pengguna memerlukan perangkat keras khusus berupa antena penerima (Dishy) dan router. Antena ini secara otomatis mengorientasikan diri untuk terhubung dengan satelit yang melintas di atasnya, memungkinkan koneksi internet yang relatif stabil.
Starlink terus memperluas jangkauan layanannya ke lebih dari 130 negara dan wilayah. Di Indonesia sendiri, Starlink telah resmi hadir sejak Mei 2024. Meskipun kecepatan yang ditawarkan mungkin tidak secepat teknologi serat optik di perkotaan, dia memainkan peran penting dalam menjembatani kesenjangan digital, terutama di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau infrastruktur darat, seperti daerah pedalaman dan fasilitas kesehatan terpencil. SpaceX secara berkala meluncurkan satelit baru untuk memperluas dan meningkatkan kapasitas jaringannya, dengan rencana ambisius untuk menempatkan puluhan ribu satelit di orbit.