Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Amazon Luncurkan Satelit Kuiper, Saingi Starlink di Angkasa

Ilustrasi amazon (unsplash.com/Christian Wiediger)
Ilustrasi amazon (unsplash.com/Christian Wiediger)
Intinya sih...
  • Amazon meluncurkan 27 satelit pertama Project Kuiper untuk menyediakan akses internet global, menantang dominasi Starlink milik SpaceX.
  • Project Kuiper adalah proyek senilai lebih dari 10 miliar dolar AS yang bertujuan membangun konstelasi 3.236 satelit di orbit rendah Bumi.
  • Satelit pertama telah berhasil ditempatkan pada ketinggian 450 kilometer dan Amazon berencana memulai layanan komersial pada akhir 2025.

Jakarta, IDN Times - Amazon resmi meluncurkan 27 satelit pertama untuk jaringan internet Project Kuiper dari Cape Canaveral, Florida, pada Senin (28/4/2025). Peluncuran ini menandai langkah awal ambisius perusahaan untuk membangun konstelasi satelit yang mampu menyediakan akses internet berkecepatan tinggi di seluruh dunia, terutama di wilayah terpencil yang sulit dijangkau.

Peluncuran ini dilakukan dengan roket Atlas V milik United Launch Alliance (ULA), perusahaan patungan Boeing dan Lockheed Martin. Meski sempat tertunda pada Rabu, (9/4/2025) akibat cuaca buruk, keberhasilan misi ini membawa Amazon selangkah lebih dekat untuk menyaingi dominasi Starlink milik SpaceX di pasar internet satelit orbit rendah (LEO).

1. Misi Kuiper: Fondasi jaringan internet global

Project Kuiper adalah proyek Amazon senilai lebih dari 10 miliar dolar AS (Rp167,8 miliar) yang bertujuan membangun konstelasi 3.236 satelit di orbit rendah Bumi. Satelit-satelit ini dirancang untuk menyediakan internet berkecepatan tinggi dengan latensi rendah, menargetkan pelanggan individu, bisnis, hingga pemerintahan, khususnya di daerah yang tidak terjangkau oleh infrastruktur internet tradisional. 

Satelit pertama berhasil ditempatkan pada ketinggian 450 kilometer pada Senin (28/4/2025) sebagai bagian dari misi bernama KA-01 (Kuiper Atlas 1). Satelit-satelit ini telah ditingkatkan dari dua prototipe yang diluncurkan pada Oktober 2023, dengan teknologi canggih seperti antena phased array, sistem propulsi listrik, dan tautan antar-satelit optik. Amazon berencana memulai layanan komersial pada akhir 2025, dimulai dengan uji coba beta untuk pelanggan enterprise.

“Setiap peluncuran adalah kesempatan untuk menambah kapasitas dan jangkauan jaringan kami,” kata Rajeev Badyal, Wakil Presiden Project Kuiper, dikutip dari About Amazon.

2. Persaingan ketat dengan Starlink

Starlink, yang dimiliki SpaceX, saat ini mendominasi pasar internet satelit dengan lebih dari 8 ribu satelit aktif dan lima juta pelanggan di 125 negara. Amazon, yang baru memulai peluncuran satelit operasionalnya, menghadapi tantangan besar untuk mengejar ketertinggalan.

SpaceX bahkan melakukan peluncuran Starlink ke-250, menambah puluhan satelit baru untuk memperluas bandwidth jaringannya. Namun, Amazon optimistis dapat bersaing berkat pengalaman kuatnya di bidang layanan web dan produk konsumen.

“Ada permintaan tak terbatas untuk internet, dan ruang untuk banyak pemenang,” ujar Jeff Bezos, Executive Chairman Amazon, dilansir dari Reuters.

Perusahaan juga telah mengamankan 92 kontrak peluncuran dengan ULA, Arianespace, Blue Origin, dan bahkan SpaceX, menunjukkan strategi agresif untuk mempercepat penyebaran satelit.

3. Tantangan dan prospek masa depan

Meski peluncuran pertama sukses, Amazon menghadapi kendala signifikan, terutama terkait tenggat waktu dari Federal Communications Commission (FCC). Perusahaan diwajibkan meluncurkan dan mengoperasikan 1.618 satelit sebelum Juli 2026, namun hingga Maret 2025, Amazon hanya memproduksi sedikit satelit.

Bloomberg melaporkan bahwa Amazon mungkin perlu meminta perpanjangan waktu untuk memenuhi persyaratan ini, sebuah langkah yang dapat memengaruhi jadwal layanan komersialnya.  

Di sisi lain, Project Kuiper memiliki potensi besar untuk mengubah lanskap telekomunikasi global. Dengan terminal pelanggan berukuran kecil yang mampu menghasilkan kecepatan hingga 400 Mbps untuk pengguna rumahan dan 1 Gbps untuk enterprise, Amazon menjanjikan akses internet yang terjangkau.

“Kami ingin menutup kesenjangan digital di komunitas yang kurang terlayani,” kata Badyal. Peluncuran berikutnya, termasuk tujuh misi Atlas V dan 38 misi Vulcan Centaur, akan menjadi penentu keberhasilan Amazon dalam persaingan ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us