Kerangka hukum terkait pelanggaran data saat ini tidak terlalu jelas atau mendetail. Di luar undang-undang yang mewajibkan pelanggaran data untuk diungkapkan kepada korban atau pihak yang dirugikan, hanya ada beberapa yang mengatur terkait siapa bertanggung jawab atas pelanggaran.
Namun, sebagian besar hukum internasional yang mengatur soal privasi data dan pelanggaran serupa seperti APPI (Jepang) dan GDPR (Uni Eropa) sepakat bahwa perusahaan terkait harus mengambil langkah serius dalam menjaga data konsumen dan memberi tahu konsumen apabila ada kebocoran data.
Untuk saat ini, dan pada tahun-tahun mendatang, organisasi yang mengalami kebocoran data (alih-alih individu) akan tetap jadi yang dimintai pertanggungjawaban atas kerusakan yang disebabkan oleh pelanggaran data atau keamanan siber.
Demikian tadi ulasan mengenai beberapa kasus kebocoran data tersebut dan sejauh apa pihak terkait mengambil tindak lanjut. Berkaca dari langkah yang diambil oleh beberapa perusahaan atau organisasi di negara lain, yang dibutuhkan pemerintah saat ini dalam menangani kasus kebocoran data terbaru adalah melakukan pengusutan secara menyeluruh pihak terkait atau yang berpotensi menyimpan data-data tersebut dan menginformasikan kepada siapapun yang berkemungkinan besar menjadi salah satu korban.