Kenapa Backup Data Penting untuk Menghindari Ransomware?

Di dunia digital yang semakin maju, serangan ransomware menjadi hal yang semakin sering terjadi dan menjadi ancaman yang cukup serius. Terus, apa, sih, itu ransomware? Ransomware adalah jenis perangkat lunak berbahaya (malware) yang dirancang untuk mengenkripsi file di perangkat target supaya tidak bisa diakses. Setelah file terkunci, hacker kemudian akan meminta uang tebusan untuk memberikan kunci supaya data tersebut bisa dipulihkan kembali.
Di pertengahan tahun 2024, Pusat Data Nasional Sementara 2 (PDNS 2) dilaporkan menjadi korban serangan ransomware yang menyebabkan gangguan pada beberapa layanan publik. Kemudian, di akhir tahun kembali dikejutkan dengan dugaan serangan ransomware yang menimpa Bank Rakyat Indonesia (BRI). Ini menunjukkan bahwa ransomware seringkali menargetkan lembaga besar yang memiliki aset data penting.
Ransomware biasanya masuk ke perangkat target melalui email phishing, website berbahaya, atau bahkan bisa juga lewat celah keamanan software yang belum di-update. Ketika perangkat sudah terinfeksi, data yang ada kemudian mulai terkunci dan akan sulit didapatkan kembali kalau bukan dengan uang tebusan. Terus, kenapa backup data penting untuk menghindari ransomware? Yuk, simak alasan lengkapnya berikut ini supaya kamu bisa lebih aware!
1. Tidak perlu membayar tebusan untuk mendapatkan akses kembali
Saat memiliki backup data, korban tidak perlu membayar tebusan untuk mendapatkan akses datanya kembali. Ini karena korban bisa memulihkan file dari salinan cadangan yang sudah disimpan sebelumnya, sehingga tidak perlu bergantung pada kunci deskripsi dari pelaku. Langkah ini tidak hanya menghindari pengeluaran dana besar, tetapi juga mempercepat proses pemulihan data tanpa harus berurusan dengan pelaku kejahatan siber.
Dengan tidak menuruti permintaan hacker untuk membayar tebusan, korban bisa menghindari mendanai kegiatan kriminal dan mengurangi insentif bagi pelaku untuk melancarkan serangan ke lembaga lain. Bukan tidak mungkin juga, pelaku bisa saja tidak menepati janjinya dan tetap tidak memberikan kunci dekripsi meskipun tebusan sudah dibayar. Bahkan, ada kemungkinan hacker akan menargetkan korban kembali karena mereka melihat korban sebagai sumber yang mudah untuk mendapatkan uang.
2. Data bisa dipulihkan lebih cepat meski terkena serangan
Backup data bisa membantu proses pemulihan data dengan lebih cepat meski perangkat terkena serangan ransomware. Korban tidak perlu menunggu atau bergantung pada pelaku untuk mendaptkan kunci deskripsi akses file yang terenkripsi. Sebaliknya, korban bisa langsung mengembalikan data dari salinan cadangan yang sudah disimpan sebelumnya, sehingga dampak serangan terhadap operasional dan produktivitas bisa diminimalkan.
Proses recovery data yang cepat tentunya sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan bisnis maupun organisasi, terutama bagi mereka yang memerlukan akses data harian. Selain itu, kemampuan untuk memulihkan data dengan cepat juga mencerminkan bahwa lembaga tersebut memiliki respons yang tanggap terhadap masalah keamanan. Hal ini karena waktu downtime yang panjang bisa berdampak buruk terhadap reputasi dan kepercayaan yang telah dibangun dengan publik.
3. Meminimalisir terjadinya serangan lanjutan
Memiliki backup data yang baik juga bisa membantu meminimalisir terjadinya serangan lanjutan setelah insiden serangan ransomware pertama kali. Dengan melakukan recovery data dan sistem menggunakan file cadangan, risiko serangan kedua dengan metode yang sama bisa diminimalkan. Karena organisasi sudah memiliki salinan data di sistem lain, data yang terenkripsi tidak lagi menjadi sasaran bagi hacker untuk mencari celah keamanan yang rentan dieksploitasi kembali.
Selain itu, backup data yang teratur juga membantu organisasi untuk menganalisis dan mengidentifikasi sumber serangan. Lewat data cadangan yang tersedia, tim keamanan bisa memeriksa sistem dan melacak titik masuk serangan sehingga langkah-langkah pencegahan dapat segera diambil. Misalnya, organisasi bisa melakukan pembaruan software untuk menutup celah keamanan atau memperketat protokol perlindungan data untuk mencegah terjadinya serangan lebih lanjut.
4. Mencegah kehilangan data permanen
Tanpa backup, data bisa langsung hilang dalam sekejap akibat serangan ransomware. Begitu perangkat atau sistem terinfeksi, aset data penting yang belum dicadangkan langsung terkunci atau bahkan rusak dan tidak bisa dipulihkan kembali. Dalam situasi seperti ini, kehilangan data bisa berdampak fatal, baik dari segi operasional, keuangan, maupun reputasi. Itulah sebabnya, memiliki backup yang rutin dan terkelola dengan baik sangat penting untuk menghindari kerugian yang tidak dapat diperbaiki.
Data merupakan hal sangat berharga, apalagi jika di dalamnya memuat informasi pribadi yang vital. Jika suatu lembaga kehilangan data seperti ini secara permanen, sedangkan hacker memiliki akses ke data tersebut, maka dampaknya bisa jauh lebih parah. Kebocoran data ini bisa digunakan oleh hacker untuk melakukan tindak kejahatan lebih lanjut, seperti pencurian identitas, penipuan finansial, hingga pemerasan.
Ada beragam alasan mengapa backup data penting untuk menghindari ransomware. Lewat backup data, organisasi atau perusahaan bisa lebih cepat melakukan pemulihan data tanpa membayar tebusan. Selain itu, ini juga bisa mencegah terjadinya serangan lanjutan dan menghindari kehilangan data secara permanen. Jadi, pastikan selalu melakukan backup data penting secara rutin untuk menghindari potensi ancaman yang tidak diinginkan!