Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Micro USB
Micro USB (unsplash.com/MarkusWinkler)

Intinya sih...

  • Kecepatan transfer data lebih lambat

  • Colokan tidak reversible

  • Daya pengisian terbatas

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernah gak, sih, pas kamu beli gadget baru, colokannya malah pakai Micro USB? Rasanya dewasa ini bakal menyebalkan. Soalnya, sekarang hampir semua perangkat sudah beralih ke USB-C yang lebih praktis. Micro USB memang pernah jadi standar di hampir semua smartphone dan gadget beberapa tahun lalu, tapi sekarang perlahan ditinggalkan.

Bukan tanpa alasan, Micro USB punya beberapa kekurangan yang bikin ia kalah saing. Mulai dari masalah kecepatan, bentuk colokan yang ribet, sampai teknologi yang sudah ketinggalan zaman. Biar lebih jelas, simak kekurangan Micro USB dan alasannya kenapa sekarang perlahan mulai ditinggalkan. Simak sampai tuntas, yuk!

1. Kecepatan transfer data lebih lambat

Micro USB dan USB Type-C (unsplash.com/LucianAlexe)

Micro USB umumnya masih mengandalkan teknologi USB 2.0 dengan kecepatan maksimal sekitar 480 Mbps. Buat zaman dulu mungkin sudah cukup, tapi sekarang terasa banget lambatnya. Apalagi kalau kamu memindahkan file besar kayak video 4K atau game triple-A. Sementara itu, USB-C sudah bisa tembus beberapa gigabit per detiknya sehingga proses transfer jadi jauh lebih cepat.

Bedanya memang signifikan. Kalau di USB-C, memindahkan file ukuran beberapa gigabyte cuma butuh hitungan detik, Micro USB bisa bikin kamu nunggu sampai beberapa menit. Gak heran banyak orang mulai meninggalkan Micro USB demi port yang lebih ngebut dan efisien.

2. Colokan tidak reversible

Micro USB, USB Type-C, dan Lightning Cable (unsplash.com/MarkusWinkler)

Salah satu hal yang bikin Micro USB kurang praktis adalah bentuk colokannya yang gak bisa bolak-balik. Kamu harus memastikan posisi colokan tepat sebelum mencolokkan kabelnya. Kalau salah arah, selain gak bisa masuk, risiko merusak port juga cukup besar kalau dipaksa.

Ini berbeda dengan USB-C yang punya desain reversible. Ia bisa dicolok dari arah mana saja tanpa mikir panjang. Fitur sederhana ini ternyata bikin pengalaman penggunaan jauh lebih nyaman dan minim drama “salah mencolok” yang menyebalkan itu.

3. Daya pengisian terbatas

Micro USB (unsplash.com/InBoxDicas)

Micro USB punya keterbatasan dalam menghantarkan daya. Sebagian besar hanya mendukung arus dan tegangan kecil sehingga waktu charging jadi lebih lama. Buat pengguna smartphone terbaru yang butuh pengisian cepat, cara ini jelas terasa kurang praktis.

Sementara itu, USB-C sudah mendukung teknologi USB Power Delivery yang bisa menyalurkan daya besar, bahkan hingga cukup untuk mengisi laptop. Jadi, wajar saja kalau banyak produsen beralih ke USB-C. Pengguna pun sekarang lebih suka charging perangkat elektronik secara cepat.

4. Konstruksi yang kurang kokoh

Micro USB (pexels.com/KaboomPics)

Bagian ujung konektor Micro USB cenderung lebih tipis dan punya pin kecil di dalamnya. Desain seperti ini bikin ia lebih rentan bengkok. Bahkan, di beberapa kesempatan juga aus kalau sering digunakan. Padahal, memang sudah seharusnya kabel ini bakal sering digunakan, jadinya pengguna harus sering ‘memperbarui’ atau beli baru Micro USB mereka.

Sebaliknya, USB-C punya konstruksi yang lebih tebal dan simetris. Pin konektornya terlindungi di bagian dalam sehingga lebih awet meski digunakan setiap hari. Ini jadi salah satu alasan kenapa Micro USB mulai kalah pamor.

5. Standar yang sudah gak relevan

Micro USB (unsplash.com/MarkusWinkler)

Di erat gadget sekarang ini, Micro USB sudah ketinggalan zaman. Port ini gak mendukung fitur terkini seperti transfer video ke monitor, suplai daya besar, atau kecepatan data super tinggi. Padahal, kebutuhan perangkat sekarang sudah jauh berkembang dibanding beberapa tahun lalu.

Karena alasan itu, hampir semua produsen beralih ke USB-C yang serbaguna. Ia multifungsi untuk mengisi daya, memindahkan data, bahkan menampilkan gambar ke monitor. Micro USB pun perlahan ditinggalkan jadi kenangan di perangkat lawas saja.

Singkatnya, Micro USB memang pernah jadi primadona di dunia gadget. Tapi, teknologi terus berkembang dan kebutuhan pengguna juga berubah. Kekurangan seperti kecepatan transfer yang lambat, colokan yang ribet, hingga daya pengisian terbatas membuatnya kalah saing dengan USB-C yang lebih praktis dan serbaguna. Kalau kamu sendiri, apakah masih pakai Micro USB?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team