Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid dalam acara "Panen Tani Digital" di Desa Padas, Kecamatan Tanon dan Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Jawa Tengah, pada Rabu (05/11/2025) (IDN Times/Misrohatun)
Program ini memperkenalkan Smart Precision Agriculture berbasis IoT untuk tanaman pangan dan hortikultura, dengan melibatkan dua startup nasional.
"Kita juga berkolaborasi dengan startup nasional, PT Habibi Digital Nusantara dan PT Mitra Sejahtera untuk perangkat Jinawi. Ini adalah startup-startup lokal. Kalau kita mau kedaulatan pangan, teknologinya juga berdaulat. Pakai startup-nya juga kalau sudah ada di tingkat lokal yang mampu, kita tidak perlu lagi memakai startup dari mancanegara supaya kita betul-betul berdaulat," tambah Meutya.
Teknologi loT untuk budidaya buah melon terbukti mampu meningkatkan hasil panen hingga 26 persen, pendapatan meningkat sampai 44 persen, menghemat penggunaan tenaga kerja hingga 45 persen, menghemat air 15 persen serta meningkatkan tingkat kemanisan buah dari 14 menjadi 15 brix.
Sementara penggunaan pupuk untuk padi berkurang lebih dari 50 persen, mengurangi pencemaran tanah dan air akibat residu pupuk.
Perubahan ini mungkin tidak terasa langsung oleh petani, menurutnya, tapi dalam jangka panjang ekosistem tanahnya menjadi lebih terjaga karena baik suhu, pengairan, pemupukan, semuanya dilakukan secara otomatisasi.
"Kita tahu kapan sawah kita kekurangan air, kapan membutuhkan pupuk, kapan membutuhkan cahaya atau kalau terlalu panas suhunya itu bisa dideteksi dari rumah masing-masing. Jadi tidak lagi harus para petani ini nungguin sawah-sawahnya karena aplikasinya bisa diakses dari rumah," Menteri Komdigi mengatakan.