Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menkomdigi: Era AI, Teknologi Harus Dijalankan dengan Empati dan Beretika

Menteri Kementerian Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid (Dok. Daffa Ulhaq)
Menteri Kementerian Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid (Dok. Daffa Ulhaq)
Intinya sih...
  • Teknologi harus berjalan bersama etika dan empati, bukan menjadi penguasa manusia.
  • Transformasi digital membawa peluang besar bagi Indonesia dengan nilai ekonomi digital yang meningkat pesat.
  • Pada 2030 diperkirakan akan lahir 170 juta pekerjaan baru, sementara 92 juta pekerjaan lama akan tergantikan otomatisasi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengatakan, kecepatan perkembangan kecerdasan artifisial (AI) dapat membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Karena itu, dia mengingatkan generasi muda Indonesia untuk tidak hanya cakap dalam memanfaatkan teknologi, tetapi juga memastikan setiap penerapannya tetap berlandaskan nilai kemanusiaan, empati, dan etika.

Dia menegaskan bahwa kemajuan harus diimbangi dengan upaya menjaga arah moral dalam proses digitalisasi.

"Saya ingin mengingatkan tentang nilai-nilai, dan saya rasa Bali menjadi tempat yang paling tepat untuk menyampaikan ini. Ketika teknologi secanggih dan secepat kecerdasan artifisial hadir, kita harus menjaga agar tidak kehilangan arah moral," ujar Meutya saat memberikan orasi ilmiah pada Wisuda ke-99 Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) di Nusa Dua, Bali, dikutip Rabu (4/11/2025).

1. Teknologi untuk bantu manusia bukan jadi penguasa manusia

Menkomdigi Meutya Hafid menjadi pembicara dalam Acara Talkshow bertajuk “LIKE, SHARE, PROTECT: Anak Kita di Dunia Digital yang diselenggarakan di IDN HQ, Senin, 21 April 2025 (IDN Times/Alya Dwi Achyarini)
Menkomdigi Meutya Hafid menjadi pembicara dalam Acara Talkshow bertajuk “LIKE, SHARE, PROTECT: Anak Kita di Dunia Digital yang diselenggarakan di IDN HQ, Senin, 21 April 2025 (IDN Times/Alya Dwi Achyarini)

Meutya menegaskan, di era AI, manusia tetap harus berada di posisi memimpin, bukan dikendalikan oleh perkembangan sistem teknologi yang semakin pintar.

"Karena teknologinya pintar, maka kita juga harus lebih pintar. Kita harus terus meningkatkan kapasitas diri. Tidak berhenti belajar, beradaptasi, dan berinovasi," ujarnya.

Dia kembali menekankan, dengan tradisi dan budaya saling menghormati, menjadi simbol penting bahwa teknologi harus berjalan bersama etika.

“Teknologi harus kita jalankan dengan berempati dan beretika. Teknologi diciptakan untuk membantu manusia, bukan menjadi penguasa atas manusia,” lanjutnya.

2. Transformasi digital bawa peluang besar bagi Indonesia

Menkomdigi Meutya Hafid dalam apel Posko Siaga Kualitas Layanan Telekomunikasi Optimal Tahun 2025 Mudik Lebaran di Halaman Komdigi, Selasa (25/3/2025). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)
Menkomdigi Meutya Hafid dalam apel Posko Siaga Kualitas Layanan Telekomunikasi Optimal Tahun 2025 Mudik Lebaran di Halaman Komdigi, Selasa (25/3/2025). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Mantan Ketua Komisi 1 DPR itu menyebutkan, perkembangan transformasi digital membawa peluang besar bagi Indonesia.

Nilai ekonomi digital Indonesia telah mencapai lebih dari USD 90 miliar, dan diproyeksikan meningkat hingga USD 360 miliar pada 2030.

Peluang tersebut, menurutnya, akan sangat ditentukan oleh kemampuan generasi muda dalam mengambil peran.

“Potensi sebesar itu hanya bisa terwujud kalau anak muda terlibat aktif. Kalau kalian ikut membangun, maka masa depan kalian juga ikut naik,” ujarnya.

3. Akan lahir 170 juta pekerjaan baru tapi 92 juta pekerjaan lama hilang

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid di Focus Group Discussion (FGD) "Pertemuan dengan Para Ahli terkait Peraturan Perlindungan Anak" di Jakarta, pada Kamis (06/02/2025) (IDN Times/Misrohatun)
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid di Focus Group Discussion (FGD) "Pertemuan dengan Para Ahli terkait Peraturan Perlindungan Anak" di Jakarta, pada Kamis (06/02/2025) (IDN Times/Misrohatun)

Mengutip laporan World Economic Forum, Menkomdigi menjelaskan, pada 2030 diperkirakan akan lahir 170 juta pekerjaan baru, sementara 92 juta pekerjaan lama akan tergantikan otomatisasi.

Karena itu, Meutya mendorong lulusan untuk tidak takut pada perubahan yang dibawa oleh teknologi.

"Akan ada pekerjaan yang hilang, iya. Tapi ada lebih banyak pekerjaan baru yang tercipta. Jangan takut pada AI. Kita harus adaptif dan mampu membaca peluang,” tutur Meutya.

Share
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us

Latest in News

See More

Video Penyiksaan Tahanan Bocor, Eks Pengacara Militer Israel Ditangkap

05 Nov 2025, 09:09 WIBNews