ilustrasi menggunakan lie detector (freepik.com/Standret)
Proses tes detektor kebohongan bisa jadi mengintimidasi seseorang, bahkan jika gak menyembunyikan kebohongan sekalipun. Dilansir How Stuff Works, ada beberapa tahapan yang dilewati seseorang ketika menjalani tes kebohongan menggunakan lie detector.
Tes akan dilakukan oleh ahli psikologi forensik berlisensi. Nantinya, ahli psikologi forensik ini akan berhadapan dengan individu yang diwawancara. Selama pelaksanaan tes, hanya dua orang inilah yang diizinkan memasuki ruangan. Selanjutnya, tahapan lie detector dilakukan yakni:
Pada tahap ini pemeriksa dan terduga akan 'belajar' satu sama lain. Proses ini biasanya berlangsung selama satu jam. Dalam pelaksanaannya, pemeriksa mendengarkan pengakuan dari sisi terperiksa tentang peristiwa yang sedang diselidiki. Selain itu, pemeriksa juga membuat profil dari yang diwawancara, serta melihat bagaimana individu tersebut menjawabnya.
- Pertanyaan yang telah didesain
Tahap ini pemeriksa merancang pertanyaan yang spesifik dan mengarah pada masalah yang diselidiki. Selain itu, pemeriksa juga akan meninjau pertanyaan dengan subjek.
Inilah tahap lie detector yang sebenarnya. Pemeriksa mengajukan 10 atau 11 pertanyaan, tapi tiga dari empat pertanyaan yang relevan dengan masalah atau kejahatan yang diselidiki.
Sementara itu, pertanyaan lainnya adalah pertanyaan kontrol alias jenis pertanyaan umum, seperti, apakah kamu pernah mencuri sesuatu selama hidup. Pertanyaan ini membantu pemeriksa memperoleh gambaran tentang reaksi yang ditunjukkan oleh pemeriksa ketika menipu.
Setelah in test, pemeriksa akan menganalisis data respons fisiologis dan menentukan apakah individu tersebut telah menipu. Jika ada fluktuasi signifikan yang muncul dalam hasil, ini mungkin menandakan bahwa subjek telah menipu. Terlebih jika yang diwawancara menunjukkan respons sama terhadap pertanyaan berulang.