Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Merger Smartfren dan XL Axiata, Bagaimana Nasib Axis?

Acara "Update Kegiatan Korporasi Smartfren" di Jakarta, pada Kamis (12/12/2024) (IDN Times/Misrohatun)
Acara "Update Kegiatan Korporasi Smartfren" di Jakarta, pada Kamis (12/12/2024) (IDN Times/Misrohatun)
Intinya sih...
  • PT XL Axiata Tbk, PT Smartfren Telecom Tbk, dan PT Smart Telcom mengumumkan merger senilai Rp104 triliun.
  • Penggabungan ini akan menjadikan mereka pelaku industri seluler terbesar ketiga di Indonesia dengan mempertahankan 3 produk utama.
  • Kementerian Komunikasi dan Digital akan melakukan evaluasi terhadap masalah spektrum yang harus menunggu keputusan resmi.

Baru-baru ini PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), dan PT Smart Telcom (SmartTel) mengumumkan penggabungan entitasnya atau merger dengan nilai Rp104 triliun.

"Kami dengan bangga mengumumkan bahwa telah terjadi komitmen bersama antara Axiata Group dan Sinarmas untuk membangun perusahaan telekomunikasi terdepan di Indonesia dengan keunggulan kompetitif di tingkat regional dan pemahaman yang mendalam terhadap pasar domestik," ujar Merza Fachys, Presiden Direktur Smartfren.

Dalam "Update Kegiatan Korporasi Smartfren" di Jakarta, pada Kamis (12/12/2024), mereka juga menjelaskan terkait nasib dari produk-produknya.

Pertahankan 3 produk

Menurut Merza, penggabungan ini akan menjadi peristiwa bersejarah bagi industri telekomunikasi di Indonesia, yang akan menjadi pelaku industri seluler terbesar ketiga di Tanah Air.

"Dalam perjanjian ini, XLSmart akan tetap mempertahankan 3 produk. Jadi 2 brand utama XL Axiata yakni XL dan Axis, kemudian Smartfren juga akan tetap dipertahankan," lanjutnya.

Evaluasi spektrum oleh Komdigi

Merza Fachys, Presiden Direktur Smartfren (IDN Times/Misrohatun)
Merza Fachys, Presiden Direktur Smartfren (IDN Times/Misrohatun)

Sementara untuk masalah spektrum, hal tersebut akan dilakukan evaluasi oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Sehingga keduanya harus terlebih dahulu menunggu keputusan resmi.

"Nanti tentu ada banyak diskusi-diskusi dan evaluasi-evaluasi bersama. Tentu akan kita ikuti terus apa yang dijadikan basis evaluasinya dan kita lihat nanti apa perkembangannya," kata Merza.

Namun jika dikurangi, dia mengaku tidak berminat. Jika ditambah pun, tentu akan ada prosesnya berupa lelang frekuensi/spektrum.

"Kalau ada lelang di tengah-tengah proses, ikut, ya ikut. Karena apa? Namanya perusahaan bisnis ini, seluler, spektrum merupakan satu sumber daya utama. Kalau ada kesempatan menambah spektrum, pasti kita ingin nambah," jelasnya lebih lanjut.

Moratelindo dan Link Net

Rencanya, Moratelindo milik Smartfren dan Link Net milik XL Axiata rencanya akan masuk XLSmart menjadi aset digital. Smartfren akan menyerahkan masalah tersebut ke manajemen XLSmart.

"Saya rasa, untuk sekarang pemikirannya, aset digital tersebut masih bisa berkontribusi kepada XLSmart. Tapi kalau ke depannya ada rencana lain, itu nanti bisa dibicarakan," Indra Sentanu, Chairman Office Sinarmas Telecommunication and Technology.

Adapun manfaat merger bagi konsumen adalah meningkatkan kualitas layanan dengan jangkauan yang lebih luas, memberi pengalaman yang jauh lebih baik melalui konektivitas dan jangkauan, serta kualitas yang meningkat.

Kecepatan internet juga akan jauh lebih baik dengan kecepatan dan peluncuran 5G, kebebasan memilih karena produk-produk yang ditawarkan dengan tiga macam produk.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
Misrohatun H
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us