Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi uang digital
ilustrasi uang digital (freepik.com/freepik

Intinya sih...

  • Phising melalui pesan palsu: Penipuan dengan tautan palsu yang mengarah ke situs palsu untuk mencuri data pribadi dan mengakses uang digital korban.

  • Penipuan dengan mengimingi promo atau hadiah: Modus penipuan meminta kode OTP atau data pribadi untuk klaim hadiah, yang dapat membuat saldo habis seketika.

  • Modus customer service palsu: Pelaku menyamar sebagai customer service palsu untuk meminta data sensitif dan akses penuh ke akun digital korban.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Perkembangan teknologi keuangan membawa banyak kemudahan dalam bertransaksi. Uang digital kini menjadi alat pembayaran yang praktis dan populer digunakan oleh berbagai kalangan. Mulai dari pembelian makanan, belanja online, hingga membayar tagihan, semuanya dapat dilakukan hanya dengan ponsel. Namun, di balik kenyamanan tersebut, ada bahaya yang mengintai. Modus penipuan semakin canggih membuat siapa saja berisiko kehilangan uang digital tanpa disadari.

Para pelaku kejahatan memanfaatkan kelengahan pengguna untuk mengambil keuntungan. Dengan trik halus dan teknik manipulasi, uang digital bisa terkuras dalam waktu singkat. Untuk itu, penting memahami bentuk-bentuk penipuan yang sering terjadi. Berikut lima modus penipuan yang dapat membuat saldo uang digital hilang begitu.

1. Phising melalui pesan palsu

ilustrasi kejahatan dunia maya (freepik.com/freepik)

Phishing adalah modus penipuan yang sangat sering digunakan untuk mencuri data pribadi. Biasanya, korban menerima pesan singkat atau email yang mengatasnamakan pihak resmi seperti bank, e-wallet, atau marketplace. Pesan tersebut berisi tautan yang tampak meyakinkan, tetapi sebenarnya mengarah ke situs palsu yang sengaja dibuat untuk menjebak.

Begitu data akun dimasukkan, pelaku langsung menguasai akses ke uang digital korban. Mereka dapat melakukan transaksi atau memindahkan saldo ke rekening lain. Penipuan jenis ini begitu berbahaya karena tampilannya mirip dengan situs resmi. Kewaspadaan tinggi sangat diperlukan agar tidak mudah percaya pada tautan yang diterima dari sumber tidak jelas.

2. Penipuan dengan mengimingi promo atau hadiah

ilustrasi kejahatan dunia maya (freepik.com/freepik)

Siapa yang tidak tergiur dengan iming-iming hadiah atau promo besar? Modus penipuan ini memanfaatkan kelemahan tersebut. Korban biasanya menerima pesan berisi informasi menang undian, voucher gratis, atau diskon menarik. Untuk mengklaim hadiah, korban diminta memberikan kode OTP atau data pribadi lainnya.

Padahal, kode OTP adalah kunci utama untuk mengakses akun digital. Begitu kode tersebut jatuh ke tangan pelaku, saldo dalam dompet digital bisa habis seketika. Modus ini sering kali menyasar mereka yang belum terbiasa dengan sistem keamanan transaksi online. Kesadaran bahwa tidak ada hadiah instan tanpa proses resmi sangat penting untuk menghindari kerugian.

3. Modus customer service palsu

ilustrasi customer service (freepik.com/freepik

Banyak pengguna uang digital yang mencari bantuan ketika mengalami masalah dengan akun atau transaksi. Pelaku kejahatan sering menyamar sebagai customer service palsu untuk memanfaatkan kondisi ini. Mereka biasanya aktif di media sosial, memasang nomor palsu, atau bahkan membuat akun dengan logo resmi agar terlihat meyakinkan.

Ketika dihubungi, pelaku akan meminta data sensitif seperti nomor ponsel, PIN, atau kode OTP. Jika korban percaya, akses penuh ke akun digital langsung berpindah ke tangan pelaku. Modus ini berbahaya karena terjadi saat korban berada dalam keadaan panik dan butuh solusi cepat.

4. Penipuan belanja online

ilustrasi belanja online (pexels.com/alexey)

Belanja online memberikan kemudahan dalam mendapatkan berbagai produk, tetapi juga menjadi celah bagi penipu. Banyak kasus di mana korban membayar produk melalui uang digital, tetapi barang tidak pernah dikirim. Ada pula toko palsu di marketplace yang sengaja dibuat untuk mengelabui pembeli dengan harga murah dan ulasan palsu.

Metode penipuan bisa berbentuk pembayaran di luar sistem resmi marketplace. Korban diarahkan untuk mentransfer langsung ke dompet digital pelaku dengan janji barang lebih cepat sampai atau mendapat harga lebih rendah. Begitu uang terkirim, pelaku langsung menghilang tanpa jejak. Inilah sebabnya transaksi hanya aman dilakukan melalui platform resmi yang memiliki sistem proteksi pembeli.

5. Penipuan investasi digital

ilustrasi investasi (pexels.com/pixabay)

Modus terakhir yang marak terjadi adalah investasi palsu berbasis uang digital. Pelaku menawarkan keuntungan berlipat dalam waktu singkat, sering kali mengatasnamakan trading, kripto, atau bisnis online. Korban diminta mengirim sejumlah saldo ke rekening atau dompet digital tertentu dengan janji imbal hasil besar.

Awalnya, pelaku mungkin memberikan sedikit keuntungan untuk meyakinkan korban agar menaruh lebih banyak modal. Namun pada akhirnya, seluruh uang yang sudah masuk dibawa kabur tanpa ada jejak. Penipuan ini merugikan banyak orang karena menggunakan strategi psikologis yang membuat korban percaya. Hanya investasi yang jelas legalitas dan pengawasannya yang seharusnya dijadikan pilihan.

Kemudahan uang digital membawa konsekuensi berupa meningkatnya modus penipuan. Mulai dari phishing, promo palsu, customer service palsu, belanja online fiktif, hingga investasi bodong, semuanya bisa membuat saldo habis tanpa sempat kamu cegah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team