Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Muhammad Arif di National Technology Summit 2025 (5/11/2025) (IDN Times/Herka Yanis)
Muhammad Arif di National Technology Summit 2025 (5/11/2025) (IDN Times/Herka Yanis)

Intinya sih...

  • Perkembangan ekosistem internet Indonesia 2026: pergeseran ke fixed broadband, kompetisi layanan terbaik, dan ledakan permintaan edge computing.

  • Peningkatan kualitas akses internet mendorong beralih ke fixed broadband. Kompetisi ISP bergeser pada siapa yang bisa memberikan layanan terbaik.

  • Permintaan edge computing meningkat, membuka peluang kolaborasi antara ISP, pusat data tepi, dan penyedia jaringan distribusi konten untuk meningkatkan pengalaman pengguna.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times — Dalam ajang National Technology Summit 2025, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Muhammad Arif, memaparkan wawasan terkait arah perkembangan ekosistem internet nasional untuk tahun 2026.

Mengusung tema “We LINK The Nation for Sustainable Future”, acara ini merupakan hasil kolaborasi antara Linknet dan APJII.

Dalam paparannya, Arif menyoroti tiga tren utama yang diyakini akan menjadi pilar transformasi internet tanah air. Pertama adalah pergeseran dari mobile internet ke fixed broadband. Menurut data yang disampaikan, peningkatan kualitas akses internet akan mendorong 61,30% rumah tangga yang belum berlangganan untuk beralih ke koneksi tetap (fixed broadband).

"Digitalisasi semakin meningkat, sekarang semua serba online. Kebutuhan akan koneksi stabil dan berkecepatan tinggi juga semakin jadi prioritas," ungkapnya pada Rabu (5/11/2025) di Jakarta.

Tren kedua, yang disebut Arif sebagai Open Access Trend, diprediksi akan mengubah paradigma bisnis penyedia layanan internet (Internet Service Provider/ISP). Jika selama ini kompetisi berfokus pada siapa yang mampu membangun infrastruktur terbesar, maka pada 2026 pertanyaannya bergeser menjadi siapa yang mampu memberikan layanan terbaik.

"Perdebatan di 2026 bukan lagi tentang siapa yang membangun, tetapi siapa yang bisa menjual layanan terbaik," ujar Arif.

Perubahan ini diharapkan menciptakan iklim kompetisi yang lebih sehat dan efisien, dengan fokus pada inovasi layanan alih-alih kepemilikan aset.

Permintaan edge computing meningkat

Tren ketiga yang disampaikan oleh Arif adalah ledakan permintaan edge computing. Berdasarkan survei APJII, sebanyak 52,94% ISP memprediksi trafik domestik akan tumbuh lebih dari 50% pada tahun mendatang. Lonjakan ini membuka peluang besar bagi kolaborasi antara ISP, pusat data tepi (Edge Data Center), dan penyedia jaringan distribusi konten (Content Delivery Network/CDN).

"Kemitraan semacam ini akan membantu menurunkan latensi serta meningkatkan kualitas pengalaman pengguna secara keseluruhan," tambahnya.

Arif menekankan bahwa ketiga tren tersebut saling terhubung dan menjadi fondasi bagi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan.

Dengan memperkuat infrastruktur broadband, mengedepankan model bisnis terbuka, dan mengadopsi edge computing, Indonesia bisa mempercepat transformasi digital nasional secara merata hingga ke pelosok negeri.

National Technology Summit, yang diselenggarakan oleh Linknet, merupakan platform unggulan yang dirancang untuk mendorong diskusi seputar AI yang bertanggung jawab dan konektivitas berkelanjutan. Seiring dengan tekanan yang semakin besar bagi perusahaan telekomunikasi dan teknologi untuk menyelaraskan diri dengan tujuan keberlanjutan global, mengurangi jejak karbon, dan menjembatani kesenjangan digital sekaligus mempertahankan profitabilitas, konferensi ini mempertemukan para pemimpin dari sektor teknologi, kebijakan, dan keberlanjutan untuk membentuk masa depan di mana inovasi digital mendorong masyarakat yang lebih hijau dan berkeadilan.

Editorial Team