gambar salah satu tren yang mendominasi Twitter (dok. Twitter)
Kedekatan dan ketergantungan diri kita dengan teknologi sudah tidak terbantahkan lagi. Bahkan, kita punya sebutan sendiri, 'warganet'. Teknologi semakin relevan lagi di tengah pandemik, ketika banyak orang bekerja dari rumah dan memanfaatkan aplikasi video conference.
Dibandingkan dengan tren lainnya seperti wellbeing, rupanya teknologi mengalami peningkatan paling tinggi, yang mencapai 89%. Topik ini beragam, dimulai dari tips melawan misinformasi dan disinformasi, sampai momen belanja nasional di mana banyak e-commerce menawarkan diskon lewat Twitter.
Percakapan e-commerce ini meningkat sebesar 254%. Sebab, warganet dapat berbelanja secara daring tanpa harus mengunjungi toko fisik. Strategi e-commerce untuk meningkatkan engagement meliputi giveaway, cashback, promosi, kompetisi, dan ongkir gratis.
Selanjutnya, teknologi juga membuka kesempatan untuk pengetahuan. Percakapan untuk bertukar pengetahuan, tips, dan trik meningkat sebesar 38%. Diskusi saham, reksa dana, dan cryptocurrency juga sering terjadi di Twitter. Kemudian, warganet Indonesia juga cenderung suka menjadi orang yang pertama membeli teknologi baru kemudian mengulasnya lewat Twitter. First to buy, first to review.
ilustrasi cryptocurrency (unsplash.com/Pierre Borthiry)
Lantas, bagaimana cara brand memanfaatkan informasi ini? Tentunya dengan launch dan connect.
Dalam pendekatan launch, brand perlu berinovasi dan menonjolkan apa yang terbaik dari brand tersebut. Inovasi ini akan lebih baik apabila memicu ketertarikan warganet. Kemudian, dalam pendekatan connect, brand perlu memilih momen yang tepat dan penting, seperti Hari Belanja Nasional, Hari Pelanggan Nasional, dan Hari Game Nasional.