Acara Siantar Culture Show pada Juni 2025 (dok. Pemerintah Kota Pematangsiantar)
Untuk mewujudkan sebagai kota yang menjunjung tinggi toleransi, pemerintah kota Pematangsiantar memperkuat dan mempertahankan nilai-nilai toleransi dalam lingkup pendidikan, kebijakan publik, hingga penguatan sosial.
Tidak berhenti di situ, setiap tahunnya pemerintah kota Pematangsiantar menyelenggarakan berbagai festival budaya yang diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat tidak pandang suku, ras, hingga agama. Festival tersebut meliputi Siantar Culture Show, Festival Seni Budaya Temu Tengah, hingga Festival Seni dan Qasidah Tingkat Kota Pematangsiantar.
Toleransi yang terjadi di Pematangsiantar sejak dulu, ternyata berpengaruh pada kota ini dalam menjaga alam, lho. Kota Pematangsiantar sering langganan mendapatkan piala Adipura, bentuk penghargaan pada suatu daerah yang mampu menjaga kebersihan serta kelestarian lingkungan perkotaan.
Komitmen Pematangsiantar dalam mejaga kelestarian lingkungan diwujudkan dalam berabagai upaya. Salah satu yang mudah dijangkau yakni program bernama LISA. Program tersebut singkatan dari Lihat Sampah Ambil, yang mana melibatkan seluruh masyarakat Pematangsiantar dari segala usia untuk inisiatif menjaga kebersihan lingkungan dengan memungut sampah, serta membuangnya ke tempat sampah.
Lima kota di Indonesia tersebut telah membuktikan bahwa kemajuan tidak selamanya harus mengorbankan nilai-nilai luhur. Dengan mengedepankan penguatan Sumber Daya Manusia (SDM), mereka berhasil merangkul warganya dalam menjalin keberagaman, serta keharmonisan.
Melalui pendidikan yang insklusif tentang pentingnya toleransi, kesetaraan gender, peran perempuan, hingga penyandang disabilitas, ternyata lima kota tersebut juga mampu memperkuat serta menciptakan masyakarakat yang saling menghargai, lho.
Toleransi serta kelestarian alam bukan semata angan maupun mimpi, melainkan sebuah realita yang dapat diwujudkan bersama!