Masjid Agung Surakarta Kauman (instagram.com/indonesia_wonderful78)
Masjid Agung Surakarta Kauman berlokasi di Komplek Keraton Surakarta, Kelurahan Kauman, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta. Masjid ini dibangun oleh Paku Buwono II, kemudian dilanjutkan oleh Paku Buwono III pada 1763 dan rampung tahun 1968. Bangunan masjid ini mencontoh bentuk dari Masjid Agung Demak.
Letaknya di sebelah barat Alun-alun Lor dan menghadap ke timur. Sebagai ciri kota-kota bekas pusat Kerajaan Mataram Islam, masjid yang terletak di sebelah barat alun-alun. Masjid ini memiliki nilai dan ikatan sejarah tinggi bagi Kerajaan Mataram Islam, terutama setelah pemindahan ibu kota dari Kartasura ke Surakarta.
Arsitektur bangunan masjid ini merupakan akulturasi budaya lokal dengan budaya lain dari berbagai negara. Unsur budaya Jawa dapat dilihat pada atap bersusun tiga yang merupakan lambang Islam, iman, dan ihsan. Bentuk ini juga dipengaruhi seni arsitektur era Majapahit, seperti pada bangunan candi.
Masih kental dengan arsitektur Jawa, dapat dilihat pada soko guru sebagai penyangga atapnya. Bangunan utama masjid ini berupa bujur sangkar, keblat papat lima pancer. Melambangkan kesetaraan kekuatan empat penjuru mata angin dan bagian tengah sebagai intinya.
Gaya arsitektur Yunani Kuno, terdapat kolom dorik pada tiang serambi masjid bagian luar. Sedangkan gaya Romawi Kuno tampak pada ornamen atap yang menggunakan elemen kaca patri dengan bentuk rumit. Selain bangunan utamanya, menara yang digunakan untuk mengumandangkan azan terinspirasi dari gaya arsitektur Kutab Minar di New Delhi, India.
Masih ada lagi, gapura baru yang dibangun pada 1901. Gapura yang menggantikan gapura utama tersebut mengadopsi arsitektur Persia. Ada pancuran atau keran untuk menggantikan kolam air yang biasa digunakan bersuci.