5 Potret Eksotisme Fatumnasi, Surga Tersembunyi di Nusa Tenggara Timur

Memutuskan menjelajah Fatumnasi berarti harus bersiap dengan medan yang cukup menantang. Gerbang utama menuju tanah tersebut adalah kota Soe, ibu kota Timor Tengah Selatan. Soe sendiri bisa kamu capai dengan berkendara selama kurang lebih 2,5 jam dari ibu kota Nusa Tenggara Timur, yaitu Kupang.

Perjalanan Soe-Fatumnasi diperkirakan menempuh waktu sekitar 3 jam jika gak ada halang rintang. Adakalanya kamu menjumpai pasar tumpah di beberapa desa yang dilalui sehingga membuat lalu lintas sedikit terhambat. Di beberapa titik, terutama ketika mendekati Fatumnasi, kondisi jalan juga terlihat berbatu.

Namun, percayalah karena kamu gak bakal merasa jenuh walaupun durasi perjalanan menuju Fatumnasi terbilang jauh. Bentang alam berupa bukit, hutan, padang rumput, dan jalan berkelok adalah keelokan negeri di timur Indonesia.

Berada di ketinggian 1.800 mdpl menjadikan Fatumnasi sebagai wilayah berhawa dingin. Fatumnasi juga terletak di kaki gunung tertinggi di Nusa Tenggara Timur, bernama gunung Mutis. Jika kamu senang naik gunung, mendaki hingga puncak Mutis di ketinggian 2.427 mdpl adalah agenda yang gak boleh terlewat.

Karena tergolong gunung pendek, kamu bisa mendaki gunung Mutis tanpa perlu mendirikan tenda. Hanya saja, kamu wajib ditemani oleh pemandu lokal sebab gak ada papan petunjuk di sepanjang jalur pendakian. Jangan pula merasa jemawa karena meski gak terlalu tinggi, trek gunung Mutis menyuguhkan banyak tanjakan, lho.

Gak jauh dari jalur pendakian menuju gunung Mutis, kamu bisa menjumpai sebuah hutan yang ditumbuhi pepohonan mirip pohon bonsai. Karena itulah kawasan hutan tersebut sering dijuluki hutan bonsai walaupun pohon yang hidup di dalamnya berasal dari spesies pohon ampupu atau Eucalyptus urophylla.

Spot ini menjadi salah satu destinasi populer di kalangan traveler yang datang mengeksplorasi Fatumnasi. Selain batang pohonnya yang meliuk-liuk, bagian akar yang menyembul keluar juga banyak ditumbuhi lumut bertekstur kasar. Kerapatan pohon ampupu setinggi kurang lebih 2,5 meter tersebut membuat hutan ini makin eksotis dan magis.

Bukan cuma gunung Mutis dan hutan bonsai saja yang menjadi daya tarik wisata di Fatumnasi, kamu harus coba menjelajah kawasan bekas pertambangan marmer, bernama Fatunausus. Di sini, kamu bisa menikmati pemandangan tebing karst yang menyatu dengan barisan perbukitan hijau di kejauhan.

Ada pula danau Nefo Kaenka yang dikelilingi pepohonan. Air danaunya memang gak jernih, tapi keberadaan pohon-pohon yang teduh berpadu dengan semilir angin, membuat tepian danau Nefo Kaenka cocok banget buat unwind.

Jika kamu tertarik melongok hamparan rumput di perbukitan, maka bukit Nubui adalah pilihan tepat. Kamu bisa mendaki santai di bukit Nubui sekaligus berjumpa dengan anak-anak lokal bila beruntung. Datang ke sini sebaiknya di awal pagi atau menjelang sore agar aman dari serangan terik matahari.

Gak akan puas mengeksplorasi Fatumnasi tanpa menyempatkan menginap. Di sini, kamu bisa bermalam di homestay yang dikelola oleh tetua adat Fatumnasi, Mateos Anin.

Jangan bayangkan homestay seperti halnya di kota besar karena rumah yang disediakan merupakan rumah adat bernama umay bubu. Atapnya terbuat dari jerami dan dinding rumah membentuk lingkaran. Homestay tersebut seringkali dipakai oleh wisatawan yang berencana mendaki gunung Mutis.

Kapasitas umay bubu sendiri umumnya tiga orang dengan tarif menginap sekitar Rp200 ribu per rumah. Bermalam di Fatumnasi dijamin bakal memberimu pengalaman hidup layaknya penduduk lokal.

Nah, sekarang jadi tahu kan gimana eksotisnya Fatumnasi? Kalau kamu ngaku petualang sejati, wajib banget datang ke sini sekali seumur hidup. Tertarik?