Abraj Al-Bait dan Ka'bah (unsplash.com/konevi)
Sisi gelap lainnya yang bikin geleng-geleng kepala, yakni banyaknya situs bersejarah yang dirusak untuk pembangunan. Dilansir Qantara, pada 2021 pembongkaran besar-besaran dilakukan di pusat kota Jeddah dan beberapa wilayah lain. Banyak pemukiman, apartemen, hingga supermarket digusur.
Pemerintah setempat berdalih ingin membersihkan kawasan “kumuh”. Wilayah selatan dan timur kota tua, Balad, yang sebagian telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO terdampak. Arsitek Atef Alshehri memiliki pandangan lain, daerah kumuh yang dimaksud merupakan lingkungan yang tumbuh secara organik. Mereka tidak sesuai dengan prinsip-prinsip perencanaan kota modern, misalnya di sekitar Balad.
Daerah sekitar Balad dihuni oleh keluarga berpendapatan rendah, berbeda dengan wilayah utara Jeddah yang dihiasi deretan restoran mewah. Nenek moyang mereka berasal dari selatan Arabia, bermigrasi dari benua Afrika. Mereka datang sebagai budak atau menunaikan ibadah haji, kemudian menetap secara permanen di luar Jeddah.
Dilansir The Art Newspaper, perencanaan kota di Arab Saudi tidak hanya memiliki tujuan politik dan ekonomi, tapi juga ideologi Wahabi yang dianut oleh pihak kerajaan. Setidaknya 90 persen kawasan tua di kota-kota suci bagi umat Islam telah dihancurkan untuk mendirikan hotel, pusat perbelanjaan, dan blok apartemen. Hal ini sudah terjadi beberapa dekade, sayangnya protes masyarakat tidak akan tampak di negara antikritik dan demo atau semacamnya dianggap ilegal.
Dokumentasi terkini akan sulit ditemukan dan telah disensor dengan cermat. Berita yang berkaitan dengan kerusakan tersebut juga jarang muncul, termasuk di pers Inggris, Amerika maupun media internasional lain. Lebih memprihatinkan lagi, penggusuran warisan budaya di sana telah disahkan dan direncanakan oleh otoritas negara.
Proyek pembangunan mengubah Mekkah dan Madinah menjadi kota tanpa masa lalu. Unsur arsitektur bersejarah dan situs penting sudah mengalami banyak perubahan. Malah didominasi oleh gedung pencakar langit modern. Meski tujuannya untuk menambah daya tampung jamaah haji yang bertambah setiap tahunnya.
Sisa-sisa pusat bersejarah Ottoman di Mekkah dan situs-situs Islam di dalamnya hilang setelah perluasan pembangunan. Rumah Hamzah, paman Nabi Muhammad SAW yang berusia lebih dari 1.300 tahun dihancurkan dan diubah menjadi sebuah hotel. Rumah tempat kelahiran sang Nabi yang sudah ada sejak 570 M juga telah dibongkar untuk gedung pencakar langit.
Masih banyak lagi situs yang berkaitan dengan keluarga Rasulullah terdampak pembangunan menuju kota modern. Rumah Khadijah, istri pertama beliau, makam putrinya, Fatimah di Madinah, dan makam keponakannya, Hasan ibn Ali, dihancurkan pada tahun 1920an. Rumah kuno ayah mertua Rasulullah pun telah diruntuhkan dan berdirilah Hotel Hilton.
Masih ada lagi, Benteng Ajyad Mekkah yang dibangun oleh Ottoman pada 1780 di sebuah bukit yang menghadap Masjidil Haram dihancurkan. Kemudian, dibangun Abraj Al-Bait yang menjadi salah satu gedung tertinggi di dunia. Fungsinya beragam, termasuk sebagai hotel, pusat perbelanjaan, museum astronomi, dan menara pandang yang dapat melihat Masjidil Haram dan Ka’bah.
Walau Arab Saudi dapat membanggakan tujuh Situs Warisan Dunia UNESCO, tapi tidak ada satu pun yang merupakan monumen Islam. Seperti Oasis Al-Ahsa (2018), Situs Arkeologi Al-Hijr (2008), Distrik At-Turaif (2010), Kawasan Kebudayaan Hima (2021), Jeddah yang menjadi gerbang menuju Mekkah (2014), Seni Batuan di wilayah Hail (2015), dan Kawasan Lindung Uruq Bani Mu’raid (2023).
Arab Saudi, terutama Jeddah bisa tampak seperti Dubai dan berbiaskan bangunan modern futuristik. Namun, bangun bersejarah semakin terkikis dan dapat membuat negara tersebut kehilangan identitasnya. Apalagi, pemerintah setempat sedang gencar dengan ambisi kota masa depan, NEOM dan Saudi Vision 2030 yang dapat menambah dampak negatif.
Sekarang kamu sudah tahu sisi gelap Arab Saudi bagi wisatawan. Saat ini, negara tersebut memang lebih terbuka untuk wisatawan individu maupun non muslim. Namun, di balik akomodasi mewah yang dapat kamu nikmati, terdapat warga setempat serta situs bersejarah hilang. Bagaimana menurutmu?