Bale kulkul pemberian Raja Panji Sakti Buleleng. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)
Selain Jam Lonceng Belanda, terdapat satu lagi bangunan peninggalan sejarah yang jarang diketahui. Bangunan ini adalah bale kulkul yang berada persis di perempatan Jalan Imam Bonjol, Jalan Thamrin, Jalan Hasanuddin, dan Jalan Gunung Batur. Kulkul adalah sebutan kentongan tradisional di Bali. Bale Kulkul merupakan bangunan tempat menaruh kuluk dan biasanya dibuat lebih tinggi dari rumah warga.
Bale kulkul dengan arsitektur kuno ini berdiri kokoh menjulang tinggi yang hingga kini masih digunakan oleh masyarakat setempat. Bangunan ini adalah hadiah pemberian dari Raja Panji Sakti Buleleng. Saat itu, Raja Panji Sakti menantang Raja Pemecutan untuk adu kesaktian. Hal ini dilakukan karena Raja Panji Sakti ingin mengetahui kemampuan Raja Pemecutan yang masih baru.
Raja Pemecutan berhasil mengalahkan Raja Panji Sakti. Raja Pemecutan mendapatkan hadiah bale kulkul dan gelar Sakti dari Raja Panji Sakti. Bale kulkul ini, hingga kini masih memiliki bentuk yang sama saat diberikan oleh Raja Panji Sakti Buleleng.
Wisata budaya di Kota Denpasar sesungguhnya mampu mendatangkan banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Sayangnya, potensi wisata budaya ini masih belum mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah Kota Denpasar hingga saat ini.
Kultara ikut serta dalam menyediakan walking tour untuk mengunjungi wisata-wisata di Denpasar yang tidak biasa seperti dalam daftar di atas. Sayangnya, saat ini belum adanya fasilitas penunjang untuk para pejalan kaki di Kota Denpasar, seperti trotoar yang aman dan nyaman tentunya membuat wisata budaya ini seperti jalan di tempat.