Jauh sebelum Turki menjadi sebuah negara republik seperti sekarang, Istanbul (Konstantinopel) sudah sama ramainya seperti sekarang. Tapi masyarakat Konstantinopel kala itu memiliki masalah dalam ketersediaan air bersih.
Kaisar Justinian I, Kaisar Bizantium yang sedang memerintah memutuskan untuk membangun waduk bawah tanah demi memenuhi kebutuhan air bersih rakyatnya. Tidak tanggung-tanggung, sekitar 7000 budak dikerahkan untuk membangun Basilica Cistern di abad ke-6.
Setelah masa kejayaan Bizantium runtuh, Basilica Cistern sempat terlupakan. Bahkan keberadaannya pun tidak diketahui masyarakat di masa Ottoman sampai tahun 1545. Petrus Gyllius, seorang peneliti asal Belanda berhasil menemukan Basilica Cistern kembali dalam misinya menelusuri sisa-sisa kejayaan Bizantium.
Setelah penemuan itu hingga kini, Basilica Cistern difungsikan sebagai objek wisata. Tiket masuknya seharga 10 lira untuk lokal dan 20 lira untuk turis asing.