TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Jinrikisha, Becak Tradisional Jepang Bertenaga Manusia

Berbeda dengan becak pada umumnya

jinrikisha (commons.wikimedia.org/Little Edo)

Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia tenggara yang terkenal akan kecanggihan teknologinya. Jepang memiliki kereta api Shinkansen yang merupakan pelopor kereta api tercepat di dunia. Selain itu, transportasi umum serta pelayanan publik lainnya juga terkenal canggih dan berteknologi tinggi sehingga semua bisa berjalan secara efektif dan efisien.  

Namun, siapa sangka, ternyata di Jepang juga masih ada transportasi tradisional menggunakan tenaga manusia lho. Namanya jinrikisha, sebuah becak tradisional Jepang yang unik dan menarik untuk dicoba. Yuk, intip faktanya!

1. Mulai digunakan sekitar tahun 1868

jinrikisha (commons.wikimedia.org/De Becker)

Jinrikisha mulai digunakan sekitar tahun 1868, yaitu pada periode zaman Meiji. Sekilas, bentuknya memang tampak tidak asing, karena jinrikisha ini terinspirasi dari sebuah kereta kuda. Awalnya, jinrikisha digunakan sebagai alat transportasi untuk pergi ke kota agar waktu tempuhnya bisa lebih cepat daripada pergi dengan berjalan kaki.

Dulu, ada banyak sekali jinrikisha di Jepang. Namun, seiring berjalannya waktu, ditambah dengan mulai munculnya kendaraan mesin seperti kerta api, mobil, maupun motor, maka jumlah jinrikisha semakin berkurang, dan saat ini hanya digunakan sebagai kendaraan wisata saja. 

2. Arti jinrikisha

jinrikisha (commons.wikimedia.org/江戸村のとくぞう)

Jinrikisha merupakan gabungan dari beberapa kata yaitu "jin" yang berarti manusia, "riki" yang berarti kekuatan atau tenaga, serta "sha" yang  berarti kendaraan. Jadi, jika digabungkan, jinrikisha berarti kendaraan yang menggunakan kekuatan atau tenaga manusia.

Sebenarnya, jinrikisha ini hampir sama dengan becak yang ada di Indonesia, yaitu dikemudikan oleh manusia. Namun, jika biasanya becak dikemudikan dengan cara mengayuh atau menggunakan bantuan mesin, jinrikisha ini dikemudikan dengan menarik kendaraan tersebut secara langsung. 

3. Orang yang menarik atau mengemudikan   jinrikisha disebut shafu

ilustrasi shafu (pexels.com/Mak_ jp)

Orang-orang yang menarik jinrikisha ini disebut dengan shafu, dan ada juga yang menggunakan sebutan shariki. Awalnya, pada zaman dulu, shafu hanya diperuntukkan oleh seorang laki-laki. Namun, sekarang perempuan juga bisa menjadi shafu.

Uniknya, shafu/shariki ini selain mengajak para penumpang untuk berkeliling, mereka juga akan menjadi pemandu wisata yang akan menjelaskan wisata maupun budaya Jepang lho. Selain harus memiliki fisik yang kuat, seorang shafu/shariki juga harus memiliki kemampuan bahasa asing, mempunyai pengetahuan yang luas, serta ramah dengan penumpang. 

Baca Juga: 5 Negara dengan Kebudayaan Terbaik di Dunia, Bikin Traveler Betah!

4. Banyak dijumpai di beberapa kawasan wisata di Jepang

jinrikisha (commons.wikimedia.org/foooomio from Tokyo)

Biasanya, jinrikisha ini banyak ditemui di beberapa tempat wisata yang terkenal di Jepang, seperti di Asakusa, Kyoto, Hokaido, maupun Kamakura di Tokyo. Mengenai rute yang akan dilewati, biasanya akan direkomendasikan oleh para shafu, dan penumpang bisa memilih rute yang diinginkan.

Umumnya, jinrikisha ini beroperasi setiap hari dimulai pada pukul 09.00 waktu setempat hingga matahari terbenam. Namun, jadwal tersebut bisa saja berubah karena faktor musim di Jepang. 

Verified Writer

Arina Tri Wahyuni

Finding magic in the little things✨

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya