TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Sisi Gelap Dubai yang Tersembunyi di Balik Kemewahannya

Tak ada negara yang sempurna

Potret salah satu sudut tempat di Dubai, Uni Emirat Arab (unsplash.com/waelhneini)

Gedung pencakar langit, tata kota yang cantik, hotel dan mansion mewah, hingga mobil-mobil sport keluaran terbaru merupakan gambaran yang selama ini kita ketahui tentang Dubai. Salah satu kota di Uni Emirat Arab tersebut memang identik dengan kemewahan yang seakan tiada batasnya.

Namun, siapa sangka di balik kemewahan yang selalu tampak tersebut rupanya ada sisi gelap Dubai yang jarang diketahui orang. Beberapa di antaranya akan membuatmu tercengang dan tidak percaya bahwa hal itu terjadi di sana.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut enam sisi gelap Dubai yang tersembunyi di balik kemewahannya. Simak sampai habis, ya!

1. Biaya hidup yang terlampau tinggi

Potret Sheikh Zayed Road di Dubai (unsplash.com/darceybeau)

Melihat segala bentuk kemewahan yang ditawarkan, sebenarnya tak perlu heran jika biaya hidup di Dubai sangat tinggi, meski warganya sudah bebas dari pajak penghasilan.

Dilansir dari situs Numbeo, biaya hidup di Dubai mencapai AED3.853,3 atau sekitar Rp16 juta per orang per bulan, tanpa sewa properti. 

Jika kamu tinggal di Dubai bersama empat anggota keluarga, estimasi biaya yang harus disiapkan sekitar AED13.393 atau sekitar Rp55,8 juta per bulan tanpa sewa properti.

Untuk sewa properti, harganya mulai dari AED 7.258,51 atau sekitar Rp30 juta untuk apartemen kecil satu kamar. Mahal banget, kan?

2. Banyak orang miskin di Dubai

Ilustrasi orang miskin (pexels.com/Pixabay)

Di balik gedung-gedung pencakar langit Dubai yang mewah, ternyata banyak orang miskin berpendapatan rendah di sana. Mereka umumnya adalah imigran dari wilayah Asia Selatan, seperti India dan Bangladesh, yang bekerja sebagai buruh bangunan dan  pekerjaan kasar lainnya.

Gaji para buruh tersebut berkisar antara Rp3 juta-Rp4 juta. Hal tersebut tentu tidak seimbang dengan biaya hidup di Dubai yang sangat tinggi. Mereka terpaksa tinggal di apartemen murah dengan kamar kecil yang jauh dari pusat kota dan ditempati bersama imigran lainnya.

3. Ada minuman keras dan tempat hiburan malam

Ilustrasi minman keras atau alkohol (unsplash.com/ztanizlaff)

Meski penduduknya mayoritas muslim, bukan berarti Dubai bebas dari minuman keras dan tempat hiburan malam. Wilayah ini memiliki aturan ketat untuk konsumsi alkohol, salah satunya ada kartu khusus dan visa turis jika hendak membelinya.

Minuman tersebut banyak dijual di tempat-tempat hiburan malam, seperti bar dan diskotek, hingga hotel-hotel mewah. Semula, pemerintah Dubai menetapkan pajak alkohol sebesar 30 persen, tetapi awal tahun ini sudah dihapus untuk menggaet lebih banyak wisatawan asing.

Baca Juga: 5 Sisi Gelap Traveling di Amerika Serikat, Gak Seindah yang Kamu Kira

4. Memelihara binatang buas adalah hal lumrah

Potret salah satu crazy rich Dubai bersama singa peliharaannya (instagram.com/humaidalbuqaish)

Kamu pasti pernah beberapa kali melihat konten-konten di berbagai platform media sosial yang menunjukkan orang-orang Dubai naik mobil bersama singa atau harimau, kan? Konten tersebut memang bukan editan, tetapi nyata adanya.

Memelihara binatang buas rupanya dapat menjadi penanda status sosial orang Dubai. Para crazy rich tersebut kerap memamerkan peliharaannya, mulai dari cheetah, ular, beruang, harimau, hingga singa, dan menempatkannya di kamar-kamar mewah serta sering diajak jalan-jalan ke taman. Ngeri banget gak, sih?

5. Banyak kasus korupsi

Ilustrasi tindak korupsi (pexels.com/Dids)

Memiliki status sebagai negara maju dan modern tidak membuat Dubai bebas dari korupsi. Buruknya birokrasi menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya korupsi dan penggelapan uang, terutama di bidang konstruksi.

Banyak kontraktor yang melakukan kecurangan dalam hal laporan keuangan, pemilihan bahan, dan sistem upah terhadap buruh. Triliunan Dollar uang yang seharusnya menjadi penggerak roda kehidupan di Dubai diduga hilang begitu saja akibat ulah para "pemain" tertentu.

Selain itu, Dubai juga sering menjadi tempat pencucian uang para koruptor dari berbagai negara. Mereka biasanya membeli properti di Dubai menggunakan uang hasil korupsi di negaranya. Hal ini didukung dengan aturan hukum di Dubai yang cenderung longgar dalam hal jual-beli properti.

Baca Juga: 7 Hal yang Harus Dihindari saat Liburan ke Dubai, Kamu Bisa Dipenjara

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya