TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Daerah yang Pernah Jadi Ibu Kota Jepang, Ada Kyoto!

Kyoto jadi ibu kota terakhir sebelum Tokyo

Kyoto (unsplash.com/boontohhgraphy)

Perpindahan ibu kota gak cuma dilakukan Indonesia. Beberapa negara di Asia juga pernah melakukannya, bahkan sebelum era modern. Salah satu negara yang mengganti ibu kota lebih dari sekali adalah Jepang.

Kamu pernah dengar bahwa Kyoto menjadi ibu kota Jepang sebelum Tokyo belum, nih? Ternyata sebelumnya, Jepang sudah pernah memindahkan ibu kota negara beberapa kali dengan berbagai alasan.

Baca Juga: Ide Itinerary Liburan 7 Hari di Kyoto Jepang, Asyik Banget Deh!

1. Heijo-kyo

bagian dari Istana Heijo (commons.m.wikimedia.org/663highland)

Melansir Japan Guide, Heijo-kyo merupakan ibu kota Jepang saat Periode Nara (710-794). Ibu kota yang didirikan oleh Permaisuri Genmei itu dianggap sebagai ibu kota bersejarah pertama Jepang. Sayangnya, Heijo-kyo kehilangan status unggulnya ketika ibu kota harus dipindah sementara ke Nagaoka.

Pengaruh China terhadap ibu kota Jepang pertama itu tidak sebatas arsitektur tata ruang. Biksu Buddha China mulai datang ke Nara untuk menetap, sehingga muncul kompleks biara yang membuat khawatir pihak berwenang Jepang. Karena takut akan agenda politik para biksu, pusat kekaisaran dipindah pada 784 M.

Kamu masih dapat menemui sisa kemegahannya, sisa bagian Istana Heijo yang pernah menjadi tempat kediaman kaisar dan kantor pemerintahan. Sebuah aula yang menjadi satu-satunya bangunan yang tersisa. Kini, berdiri di dekat Kuil Toshodaiji sejak dipindahkan pada abad ke-8. 

Baca Juga: 12 Etika Makan Sushi ala Jepang, Gak Cuma Jago Pakai Sumpit

2. Kuni-Kyo

Situs Kuni-kyo (commons.m.wikimedia.org/Saigen_Jiro)

Kuni-kyo, sebuah tempat di Distrik Soraku, Provinsi Yamashiro, sempat menjadi ibu kota Jepang selama beberapa tahun pada Periode Nara. Sekarang tempat tersebut disebut Kota Kizukawa, Prefektur Kyoto.

Pemberontakan Fujiwara no Hirotsugu membuat Kaisar Shomu memindahkan ibu kota dari Heijo-kyo ke Kuni-Kyo pada 741. Tempat ini dipilih karena menjadi benteng pertahanan Tachibana no Moroe, seorang Sadaijin (Menteri Kiri). Namun, sebelum proyek konstruksi pembangunannya selesai, ibu kota dipindah ke Naniwa-Kyo pada 744 dan kembali ke Heijo-kyo pada 745.

Meski hanya 3—4 tahun menjadi ibu kota, telah dilakukan pembangunan dua kuil yang penting dalam sejarah budaya Jepang. Kuil Yamashiro Kokubun-ji dan Kuil Kokubun-niji dibangun menggunakan bahan-bahan sisa pembangunan istana.

Kini kamu dapat melihat reruntuhan bersejarah yang mengingatkan bahwa Kuni pernah menjadi lokasi penting bagi Jepang. Di dekatnya terdapat Pusat Pembelajaran Kuninomiya yang menampilkan rekonstruksi digital Istana Kuni. Benda-benda berupa ubin dan tembikar yang ditemukan juga dipamerkan.

3. Nagaoka-kyo

Kuil Hiragata Jinja, Nagaoka (commons.m.wikimedia.org/Momotarou2012)

Nagaoka-kyo terletak di bagian barat daya Cekungan Kyoto, lokasi tersebut dipilih karena memiliki transportasi air. Berbeda dengan Heijokyo yang terletak di pedalaman dan sebagian besar menggunakan transportasi darat. Pemindahan ibu kota ke Nagaoka-kyo tertulis dalam Dekrit Kaisar Kanmu.

Ada tiga sungai yang masih menyatu di selatan Nagaoka-kyo membentuk Sungai Yodo yang mengalir ke Teluk Osaka. Di luar Teluk Osaka terdapat Laut Pedalaman Seto. Kini, Nagaoka-kyo menjadi Kota Muko dan Nagaoka, bagian dari Distrik Nishikyo, Prefektur Kyoto.

Sayangnya, status Nagaoka-kyo sebagai ibu kota hanya sekitar 10 tahun. Alasannya, karena kutukan yang membuat anggota keluarga Kaisar Kanmu meninggal berturut-turut. Selain itu, sering terjadi banjir ketika hujan lebat dan kurangnya perencanaan kota menjadi alasan lainnya.

Kamu tidak akan menjumpai istana megah yang dibangun pada masa ini. Hanya ada sejumlah tugu yang menandakan bahwa tempat tersebut menjadi situs Istana Nagaoka. Selain itu, kamu juga akan menjumpai maket komplek Chodo-in di Nagaoka-kyo.

Baca Juga: 5 Tempat Wisata Hits di Tokyo, Jepang, selain Tokyo Tower

Verified Writer

Fatma Roisatin Nadhiroh

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya