Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi Gunung Fuji (unsplash.com/Filiz Elaerts)

Gunung Fuji jadi salah satu ikon Jepang yang paling dikenal di dunia. Dengan bentuknya yang megah dan simetris, gunung ini gak cuma menarik perhatian wisatawan, tetapi juga menjadi tempat yang diimpikan banyak pendaki. Banyak yang penasaran, apakah pendakian ke Gunung Fuji diperbolehkan dan bagaimana persiapannya?

Jawaban dari pertanyaan itu tidak sesederhana ya atau tidak aja, lho. Pendakian Gunung Fuji memiliki aturan, tantangan, dan pengalaman yang berbeda dibandingkan gunung lainnya. Sebelum memutuskan untuk menaklukkan puncaknya, ada beberapa hal yang wajib diketahui agar pendakianmu aman dan berkesan. Oleh karena itu, yuk simak lima penjelasan tentang pendakian Gunung Fuji berikut ini!

1. Musim pendakian resmi Gunung Fuji

ilustrasi Gunung Fuji (unsplash.com/Rui Hao Lim)

Musim pendakian resmi Gunung Fuji berlangsung dari awal Juli hingga awal September setiap tahunnya. Pada periode ini kondisi cuaca lebih stabil dan jalur pendakian bebas dari salju, sehingga lebih aman bagi pendaki. Selain itu, fasilitas seperti pondok gunung dan pos pertolongan pertama beroperasi penuh selama musim ini, memberikan dukungan yang diperlukan bagi para pendaki.

Meskipun pendakian di luar musim resmi dimungkinkan, hal itu sangat tidak disarankan karena kondisi cuaca yang ekstrem dan risiko keselamatan yang tinggi. Suhu yang sangat dingin, angin kencang, dan kemungkinan longsoran salju membuat pendakian di luar musim resmi menjadi berbahaya. Oleh karena itu, penting untuk merencanakan pendakianmu dalam periode musim pendakian resmi untuk memastikan pengalaman yang aman dan menyenangkan.

2. Jalur pendakian di Gunung Fuji

ilustrasi Gunung Fuji (unsplash.com/Athanasia Andrikopoulos)

Ada kurang lebih empat jalur utama untuk mendaki Gunung Fuji yakni Jalur Yoshida, Fujinomiya, Subashiri, dan Gotemba. Masing-masing jalur pendakian di Gunung Fuji jelas punya karakteristik dan tingkat kesulitan yang berbeda. Jalur Yoshida adalah yang paling populer dan memiliki fasilitas yang lebih lengkap, sementara jalur lainnya menawarkan pengalaman yang lebih sepi dan menantang.

Penting banget untuk memilih jalur pendakian di Gunung Fuji yang sesuai dengan tingkat pengalaman dan kondisi fisikmu. Misalnya, Jalur Gotemba memiliki titik awal yang lebih rendah, sehingga pendakiannya lebih panjang dan menantang.

Sebelum memulai pendakian, pastikan kamu telah melakukan penelitian dan persiapan yang memadai mengenai jalur yang akan dipilih, termasuk memahami rute, durasi pendakian, dan fasilitas yang tersedia di sepanjang jalur tersebut.

3. Peraturan dan regulasi pendakian Gunung Fuji

ilustrasi Gunung Fuji (unsplash.com/Mohammed Kertiou)

Untuk mengatasi masalah overtourism dan dampaknya terhadap lingkungan, otoritas Jepang telah memperkenalkan sistem reservasi pendakian berbayar untuk Jalur Yoshida, yang berlaku dari 1 Juli hingga 10 September. Sistem ini membatasi jumlah pendaki harian hingga 4.000 orang dan mengenakan biaya sebesar 2.000 Yen per pendaki. Reservasi dapat dilakukan secara online mulai 20 Mei dan pendaki diharapkan melakukan pemesanan setidaknya satu hari sebelumnya.

Selain itu, pendaki diwajibkan untuk mematuhi aturan seperti tidak melakukan "bullet climbing" (pendakian tanpa istirahat yang memadai) dan melakukan pemesanan di pondok gunung jika berencana mendaki antara pukul 16.00 hingga 03.00. Aturan ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pendaki dan menjaga kelestarian lingkungan Gunung Fuji.

Penting untuk selalu mematuhi peraturan yang berlaku dan menunjukkan rasa hormat terhadap alam dan budaya setempat selama pendakian.

4. Persiapan fisik dan mental untuk mendaki Gunung Fuji

ilustrasi Gunung Fuji (unsplash.com/Ka Long Li)

Mendaki Gunung Fuji bukanlah hal yang gampang. Dengan ketinggian 3.776 meter, pendakian ini menuntut kondisi fisik yang prima dan persiapan mental yang matang. Pendaki akan menghadapi perubahan suhu yang drastis, udara yang semakin tipis, dan medan yang menantang seiring dengan meningkatnya ketinggian.

Disarankan untuk melakukan latihan fisik sebelum pendakian, seperti jogging atau hiking di medan berbukit, untuk meningkatkan stamina dan kekuatan otot. Selain itu, persiapan mental juga penting untuk menghadapi tantangan yang mungkin muncul selama pendakian Gunung Fuji.

Membawa perlengkapan yang sesuai seperti pakaian hangat, sepatu pendakian yang nyaman, dan persediaan makanan serta air yang cukup, juga merupakan bagian dari persiapan yang tidak boleh diabaikan.

5. Dampak lingkungan dan etika pendakian Gunung Fuji

ilustrasi Gunung Fuji (unsplash.com/Luke Robinson)

Dengan meningkatnya jumlah pendaki setiap tahun, Gunung Fuji menghadapi tantangan lingkungan seperti penumpukan sampah dan kerusakan ekosistem. Untuk menjaga kelestarian gunung yang sakral ini, pendaki diharapkan untuk membawa kembali sampah mereka, menggunakan fasilitas yang disediakan, dan mengikuti petunjuk yang diberikan oleh otoritas setempat.

Menjaga etika pendakian tidak hanya melindungi lingkungan tetapi juga memastikan bahwa generasi mendatang dapat menikmati keindahan Gunung Fuji. Selalu ikuti prinsip "leave no trace" dengan tidak meninggalkan jejak apapun selama pendakian. Selain itu, menghormati pendaki lain dan budaya setempat juga merupakan bagian penting dari etika pendakian yang harus dijunjung tinggi.

Jadi, apakah Gunung Fuji boleh didaki? Tentu saja dengan mematuhi peraturan yang berlaku, melakukan persiapan yang matang, dan menjaga etika pendakian, kamu dapat menikmati pengalaman mendaki Gunung Fuji yang aman dan berkesan. Selalu ingat untuk merencanakan pendakianmu dengan baik, menghormati alam, dan menjaga keselamatan diri serta orang lain selama petualangan ini.

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team