Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi gunung kinabalu
ilustrasi gunung kinabalu (pexels.com/Ihsan Adityawarman)

Intinya sih...

  • Gunung Kinabalu berada di Malaysia, bukan Indonesia

  • Merupakan gunung tertinggi di Malaysia dan salah satu tertinggi di Asia Tenggara

  • Masuk dalam kawasan taman nasional dan Situs Warisan Dunia UNESCO

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Saat mencari informasi tentang gunung tertinggi di Asia Tenggara, banyak orang penasaran dan mengetik “Apakah Gunung Kinabalu ada di Indonesia?”. Pertanyaan ini cukup sering muncul, karena sebagian orang mengira gunung tersebut termasuk jajaran pegunungan yang ada di kawasan pulau Kalimantan, Indonesia. Wajar, mengingat letaknya masih berada di wilayah Asia Tenggara dan dekat dengan beberapa negara tetangga.

Kalau kamu salah satu yang penasaran, wajar banget. Secara geografis, Kalimantan memang dihuni oleh lebih dari satu negara, belum lagi banyak gunung terkenal berada di Indonesia. Namun, sebelum buru-buru klaim, cari tahu dulu fakta geografis, sejarah wilayah, dan kenapa lokasi Gunung Kinabalu sering bikin orang salah sangka.

1. Gunung Kinabalu tidak berada di Indonesia, tapi di Malaysia

ilustrasi gunung kinabalu (pexels.com/Ihsan Adityawarman)

Pertama dan yang paling penting, Gunung Kinabalu berada di wilayah Sabah, Malaysia Timur, bukan di Indonesia. Letaknya berada di bagian utara Pulau Kalimantan.

Nah, ini yang sering bikin orang salah paham, karena pulau Kalimantan memang dimiliki bersama oleh tiga negara, yakni Indonesia (Kalimantan), Malaysia (Sabah dan Sarawak), dan Brunei Darussalam. Jadi, meskipun sama-sama berada di daratan Kalimantan, Gunung Kinabalu berada di sisi Malaysia, bukan masuk wilayah Indonesia.

2. Menjadi gunung tertinggi di Malaysia dan salah satu yang tertinggi di Asia Tenggara

Dengan ketinggian 4.095 meter di atas permukaan laut (mdpl), Gunung Kinabalu dinobatkan sebagai gunung tertinggi di Malaysia, sekaligus salah satu yang tertinggi di Asia Tenggara. Posisi ini menjadikannya destinasi favorit bagi para pendaki dunia yang ingin mencetak rekor baru.

Sebagai perbandingan, gunung tertinggi di Indonesia, Gunung Kerinci (3.805 mdpl) dan disusul Puncak Jaya (Carstensz Pyramid) di Papua (4.884 mdpl), memang lebih tinggi secara global, tapi Puncak Jaya masuk kategori pegunungan seven summits dan bukan gunung berapi seperti Kinabalu.

Menariknya, Gunung Kinabalu dikenal sebagai gunung untuk pendaki pemula yang ingin mencicipi pendakian ekstrem. Jalurnya dianggap cukup terstruktur, meski medannya tetap menantang, terutama di area puncak yang berbentuk batuan granit yang sangat ikonik.

3. Masuk dalam kawasan taman nasional dan Situs Warisan Dunia UNESCO

ilustrasi pendaki trekking (pexels.com/Nur Andi Ravsanjani Gusma)

Gunung Kinabalu berada dalam kawasan konservasi bernama Kinabalu Park, yang telah diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 2000. Penetapan ini tidak main-main, karena area tersebut memiliki ekosistem luar biasa dengan lebih dari 5.000 spesies tumbuhan, termasuk bunga Rafflesia Arnoldii yang juga ada di Indonesia.

Selain flora, wilayah ini juga dihuni berbagai jenis fauna, seperti anggrek langka, burung endemik, dan bahkan hewan khas pegunungan Asia Tenggara. Dengan luas area sekitar 754 km², Kinabalu Park menjadi pusat penelitian alam dan juga destinasi wisata edukatif.

Jadi, pendakian Gunung Kinabalu bukan cuma soal mencapai puncak, tapi juga bisa jadi pengalaman trekking sambil belajar tentang keanekaragaman hayati.

4. Perbedaan karakter pendakian dibanding gunung di Indonesia

Ilustrasi pendaki (pexels.com/Ben Maxwell)

Buat kamu yang terbiasa mendaki gunung-gunung di Indonesia, seperti Gunung Semeru, Gunung Rinjani, atau Gunung Kerinci, pendakian Gunung Kinabalu bakal terasa beda banget.

  • Pendakian wajib menggunakan pemandu resmi, tidak bisa solo hiking.

  • Kuota pendaki dibatasi sekitar 150 orang per hari, sedangkan gunung di Indonesia umumnya bisa ratusan hingga ribuan.

  • Biaya pendakian jauh lebih mahal, yakni sekitar 1.000—1.500 ringgit Malaysia atau sekitar Rp3,5juta—Rp5,5 juta, belum termasuk tiket pesawat, penginapan, dan logistik lainnya.

Di sisi positif, jalur pendakian dilengkapi fasilitas modern, seperti pos istirahat, penginapan di tengah jalur (Laban Rata), hingga trek yang sebagian sudah berupa tangga dan jalur tali baja (via ferrata). Cocok buat kamu yang ingin mendaki gunung tinggi dengan rasa "semi ekspedisi internasional".

5. Akses menuju Gunung Kinabalu cukup mudah dari Indonesia

ilustrasi pendaki (pexels.com/kwnos Iv)

Meski berada di luar negeri, akses menuju Gunung Kinabalu dari Indonesia tidak sesulit yang dibayangkan. Biasanya pendaki berangkat dari Jakarta, Surabaya, atau Bali menuju Kota Kinabalu International Airport (KKIA). Durasi penerbangan berkisar 2—4 jam tergantung titik keberangkatan.

Setelah tiba di bandara, kamu cukup melakukan perjalanan darat selama kurang lebih 2 jam menuju gerbang Taman Nasional Kinabalu. Di sana, pendaki melakukan registrasi ulang dan briefing sebelum pendakian dimulai keesokan harinya.
Hal penting yang perlu disiapkan adalah:

  • Paspor aktif

  • Booking slot pendakian jauh hari (minimal 3–6 bulan sebelumnya)

  • Bujet yang cukup, karena pengeluaran bisa mencapai Rp10—15 juta all-in

Jadi secara akses, tidak sulit, tapi memang membutuhkan perencanaan matang dan dana yang tidak sedikit.

Gunung Kinabalu tidak berada di Indonesia, tetapi tetap menjadi salah satu destinasi pendakian populer di Asia Tenggara. Ketinggiannya mengesankan, sistem pengelolaannya modern, dan aksesnya makin mudah buat pendaki asal Indonesia. Kalau kamu punya rencana menaklukkan salah satu gunung ikonik dunia, Gunung Kinabalu bisa jadi opsi menarik, asal siap mental, fisik, dan dompet.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team