Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
musim gugur di Jepang
musim gugur di Jepang (commons.wikimedia.org/663highland)

Musim gugur di Jepang selalu jadi topik hangat bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan daun merah dan suasana yang lebih tenang setelah hiruk-pikuk musim panas. Namun, banyak yang masih ragu apakah musim ini benar-benar sedingin yang dibayangkan. Bayangan tentang angin menusuk tulang atau suhu ekstrem sering membuat orang berpikir dua kali untuk berlibur pada periode ini.

Padahal, kondisi musim gugur di Jepang sebenarnya tidak seseragam itu dan sangat tergantung pada wilayah serta waktu kunjungan. Ada banyak hal menarik yang bisa dijelajahi tanpa harus khawatir kedinginan. Berikut penjelasan yang bisa membantu kamu memahami lebih dalam tentang karakter musim gugur di Jepang.

1. Suhu udara berubah perlahan dari utara ke selatan

musim gugur di Hokkaido, Jepang (commons.wikimedia.org/663highland)

Perbedaan suhu di Jepang sangat terasa dari utara ke selatan, dan ini jadi kunci memahami musim gugur yang sebenarnya. Hokkaido di utara biasanya paling cepat terasa dingin, bahkan di awal Oktober suhu sudah bisa turun ke kisaran lima derajat. Tapi di Tokyo atau Osaka, suhu masih nyaman di angka 18–22 derajat, cocok buat jalan santai tanpa merasa menggigil. Artinya, tidak semua daerah langsung berubah musim dalam waktu bersamaan.

Kalau kamu suka udara dingin tapi tidak ekstrem, kota seperti Nagano dan Nikko bisa jadi pilihan. Nikko misalnya, punya kombinasi udara sejuk dan pemandangan alam yang luar biasa indah dengan kuil-kuil bersejarah di tengah pepohonan merah. Sedangkan Hokkaido cocok untuk kamu yang ingin sensasi awal musim dingin, lengkap dengan suasana pegunungan dan udara segar yang menusuk tapi menyenangkan. Sementara itu, Kyoto dan Osaka lebih pas bagi yang ingin suasana kota dengan kesejukan ringan.

2. Kelembapan udara menurun membuat udara terasa lebih ringan

musim gugur di Jepang (commons.wikimedia.org/Martin Falbisoner)

Setelah musim panas yang lembap, udara di Jepang berubah drastis saat memasuki musim gugur. Kelembapan menurun dan langit lebih cerah, membuat napas terasa lebih ringan. Kondisi ini cocok untuk eksplorasi kota tanpa cepat lelah. Banyak wisatawan merasa musim gugur paling nyaman karena suhu stabil dan udara kering, jadi kamu bisa jalan jauh tanpa keringat berlebih atau pakaian lengket.

Kelembapan rendah ini juga bikin aktivitas outdoor makin menarik. Di Tokyo, misalnya, berjalan sore di sekitar Shinjuku Gyoen atau Yoyogi Park terasa menyegarkan karena dedaunan yang berguguran menciptakan suasana damai. Di Kyoto, jalan-jalan sore di Philosopher’s Path memberi pengalaman menenangkan, apalagi kalau ditemani warna daun yang mulai berubah oranye. Cukup siapkan pelembap dan air minum agar kulit tidak kering, selebihnya kamu bisa menikmati udara yang benar-benar pas untuk berpetualang.

3. Waktu terbaik menikmati warna daun berubah di setiap kota

Ueno Park (commons.wikimedia.org/Yoshikazu TAKADA)

Fenomena perubahan warna daun atau koyo adalah daya tarik utama musim gugur di Jepang, tapi waktu puncaknya berbeda di tiap kota. Di Hokkaido, daun mulai berubah sejak akhir September, sedangkan di Tokyo dan Kyoto biasanya baru mencapai puncak pada pertengahan hingga akhir November. Jadi kalau kamu ingin benar-benar menikmati momen ini, perencanaan waktu dan rute jadi hal penting.

Misalnya, kamu bisa memulai perjalanan dari utara ke selatan. Awali dari Sapporo yang punya taman Odori Park dengan pemandangan kuning keemasan yang indah, lalu lanjut ke Kyoto untuk melihat daun merah menyala di Arashiyama Bamboo Grove atau Kiyomizudera. Kalau waktumu terbatas, Ueno Park di Tokyo bisa jadi alternatif mudah dijangkau, lengkap dengan museum, kuil, dan suasana musim gugur yang lembut. Menyusun rute berdasarkan puncak warna daun seperti ini membuat perjalanan terasa lebih dinamis dan tak monoton.

4. Aktivitas luar ruangan justru paling nyaman pada periode ini

danau Kawaguchi dengan latar Gunung Fuji (commons.wikimedia.org/Alpsdake)

Musim gugur di Jepang adalah waktu terbaik untuk menikmati aktivitas luar ruangan. Suhu tidak terlalu panas dan belum benar-benar dingin, membuat tubuh terasa ringan untuk bergerak. Di banyak kota, festival panen dan acara lokal digelar di taman, kuil, atau jalanan. Suasananya hangat secara sosial, bukan secara suhu, karena banyak orang Jepang juga menikmati waktu santai di luar rumah.

Kamu bisa mencoba hiking di Gunung Takao yang berjarak satu jam dari Tokyo dengan jalur pendakian yang ramah pemula, atau menjelajahi Danau Kawaguchi dengan latar Gunung Fuji yang mulai diselimuti salju tipis. Di Kyoto, naik sepeda menyusuri area Gion atau berkeliling distrik Higashiyama saat sore hari terasa sangat menenangkan. Kalau kamu lebih suka suasana santai, menikmati momiji bento (bekal khas musim gugur) di taman juga bisa jadi cara terbaik menikmati hari. Musim ini bukan hanya soal melihat daun merah, tapi soal merasakan ritme hidup Jepang yang melambat dan terasa lebih hangat.

5. Persiapan pakaian menentukan seberapa nyaman perjalananmu

musim gugur di Jepang (commons.wikimedia.org/Kyu3a)

Banyak wisatawan datang ke Jepang di musim gugur dengan membawa coat tebal sejak hari pertama, padahal belum tentu diperlukan. Di awal Oktober, kamu masih bisa mengenakan pakaian ringan dengan lapisan tipis seperti jaket jeans atau sweater. Baru di akhir November, terutama di daerah pegunungan atau Hokkaido, pakaian tebal mulai dibutuhkan. Triknya, gunakan sistem berlapis agar mudah menyesuaikan dengan perubahan suhu harian.

Selain itu, pilih sepatu yang nyaman karena kamu akan banyak berjalan, terutama di taman dan area wisata yang luas. Di Kyoto misalnya, banyak kuil dan jalan setapak berbatu yang hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki. Jangan lupa membawa payung lipat karena hujan ringan sering turun tiba-tiba di beberapa wilayah seperti Tokyo dan Kanazawa. Dengan persiapan seperti ini, kamu bisa menikmati perjalanan tanpa repot menghadapi perubahan cuaca.

Dari Hokkaido yang dingin hingga Kyoto yang lembut, setiap kota menawarkan pengalaman berbeda yang tidak selalu bergantung pada suhu. Dengan rencana perjalanan yang tepat dan perlengkapan yang sesuai, kamu bisa menikmati Jepang dalam versi terbaiknya. Jadi, siapkah kamu menjelajahi musim gugur di Jepang tanpa takut kedinginan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team