ilustrasi minuman beralkohol (pexels.com/Edward Eyer)
Pemerintah Arab Saudi optimistis langkah baru ini bakal membuka lebih banyak lapangan kerja dan menarik investasi asing ke dalam negeri. Sejumlah jaringan hotel besar pun mulai menyesuaikan strategi mereka demi menyambut gelombang wisatawan mancanegara.
Harapannya, perubahan ini bisa menjadi magnet mendatangkan lebih banyak event internasional dan pelancong dari seluruh dunia. Meski demikian, aturan soal konsumsi dan penjualan alkohol tetap akan diawasi ketat.
Pemerintah menegaskan, siapa pun yang melanggar ketentuan akan dikenakan sanksi. Sebab, inti dari kebijakan ini bukan semata soal modernisasi, tetapi juga menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan penghormatan terhadap nilai-nilai budaya lokal.
Sebagai perbandingan, pada 2020, Uni Emirat Arab telah melonggarkan sejumlah peraturan sosial seperti mengizinkan pasangan belum menikah tinggal bersama dan menghapus pembenaran hukum atas pembunuhan demi kehormatan. Reformasi tersebut menjadikan Uni Emirat Arab sebagai destinasi yang lebih terbuka dan ramah wisatawan.