Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Dok. IDN Times
Dok. IDN Times

Wabah virus corona membuat kita harus berkegiatan di rumah. Setelah berbulan-bulan di rumah aja, hal yang paling dirindukan adalah bisa liburan dengan bebas.

Namun, keadaan tak kunjung memungkinkan untuk beraktivitas di luar rumah, terutama liburan. Jangan sedih, kita tetap bisa keliling daerah atau luar negeri dengan memanfaatkan tur virtual. Mau ke Korea Selatan pun bisa. 

Baru-baru ini Blibli menggandeng Online Travel Assistance untuk menggelar tur virtual. Setelah ke Lawang Sewu di Semarang, Jawa Tengah, kali ini kita akan ke Korea Selatan. 

IDN Times berkesempatan mengikuti langsung tur virtual di Seoul, Korea Selatan. Kira-kira seperti apa suasana Kota Seoul saat sore hari? Apakah seindah di drama Korea? Simak ulasan selengkapnya berikut ini!

1. Tur dimulai dari toko sewa pakaian tradisional Korea

Dok. IDN Times

Tur virtual kali ini akan dipandu Singa Yoon asal Korea Selatan. Tur ini disiarkan secara live streaming melalui video conference. Pemandu wisata akan menjelaskan dengan bahasa Indonesia, sehingga peserta dapat memahami dengan baik.

Tur ini dimulai dari sebuah toko yang berisi beragam pakaian dan aksesoris khas Korea Selatan, yakni Seoul Hanbok Cafe. Tempat ini berlokasi di seberang tempat parkir Istana Gyeongbokgung.

Kita bisa mengenakan pakaian tradisional Korea Selatan yang disebut Hanbok. Di sana terdapat beragam jenis hanbok, mulai dari hanbok tradisional hingga modern. Hanbok tradisional merupakan sepasang baju dan celana tanpa motif. Sedangkan, hanbok modern memiliki beragam desain, warna, dan motif.

Gak cuma untuk orang dewasa, tempat ini juga menyediakan baju hanbok untuk anak-anak, pernikahan, hingga pemakaman. Pengunjung bisa menyewa pakaian tersebut dengan harga 14 ribu Won per jam atau sekitar Rp200 ribu.

2. Kamu akan menjelajahi Gwanghwamun Gate & Square

Dok. IDN Times.com

Setelah mengulik pakaian tradisional Korea, kita akan diajak berjalan menuju salah satu tempat yang ikonik di Negeri Ginseng ini. Tempat ini merupakan area utama dari Istana Gyeongbokgung.

Istana tersebut merupakan simbol dari sejarah Seoul sebagai ibu kota pada masa Dinasti Joseon. Area ini juga pernah mengalami kehancuran, tetapi sudah direnovasi.

Di belakang istana terdapat Gunung Bungkasan yang terkenal. Kabarnya, gunung tersebut menjadi pertanda bahwa area ini memiliki feng shui yang bagus.

Hawanya sangat sejuk dan nyaman. Suasananya masih tampak sepi karena belum banyak orang yang berkunjung ke sana. 

Dok. IDN Times

Setelah melihat area utama Istana Gyeongbokgung, pemandu wisata menunjukkan gerbang yang ikonik di tempat ini, yakni Gwanghwamun Gate. Di gerbang ini terdapat tiga pintu sebagai akses masuk pengunjung.

Pintu bagian tengah adalah akses untuk raja dan ratu, sedangkan pintu kanan dan kiri adalah akses untuk pejabat dan umum. Di bagian depan gerbang terdapat patung harimau matahari yang merupakan simbol Kota Seoul. 

3. Belajar sejarah melalui dua patung ikonik di Seoul

Dok. IDN Times

Selanjutnya, kita berjalan menuju Gwanghwamun Square yang berada tak jauh dari tempat sebelumnya. Tempat ini tampak seperti alun-alun atau ruang terbuka yang dapat dinikmati warga Seoul untuk bersantai. 

Di tempat ini terdapat patung yang ikonik di Seoul, yakni patung Jenderal Yi Sun Shin. Yi Sun Shin adalah orang pertama yang menciptakan perahu perang raja. Sehingga di bagian depan patung terdapat patung turtle ship.

Di sekitar patung juga terdapat lubang-lubang air mancur yang disebut 1223. Angka tersebut melambangkan 12 kapal yang digunakan dan 23 kali kemenangan yang dilakukan Jenderal Yi Sun Shin dalam melawan penjajahan Jepang. 

Dok. IDN Times

Tak jauh dari patung Yi Sun Shi, kita melanjutkan perjalanan ke patung Raja Sejong. Raja Sejong adalah seseorang yang sangat berjasa dalam sejarah Korea, yakni menciptakan huruf hangeul yang menjadi karakter tulisan khas Korea. Patung Raja Sejong dibuat sedang membawa buku dan tangan yang menunjuk ke arah depan.

Buku dalam patung tersebut menggambarkan bahwa pada zaman dahulu orang Korea menggunakan tulisan Mandarin dan Jepang. Namun, hanya orang-orang terpelajar yang bisa menggunakan tulisan ini. Karena ingin memajukan rakyatnya, Raja Sejong pun menciptakan tulisan hangeul yang hingga kini masih digunakan. 

Di bagian depan patung Raja Sejong terdapat replika pada masa pemerintahannya, seperti Angbuilgu atau jam matahari dan Chugugi yang merupakan alat untuk mengukur curah hujan. 

4. Bersantai di Cheonggyecheon Stream

Dok. IDN Times.com

Setelah itu, kita berjalan menuju destinasi terakhir dari tur virtual ini yakni Cheonggyecheon Stream atau biasa disebut sungai Cheonggye.

Sungai ini sering digunakan sebagi tempat bersantai warga Seoul, seperti jalan-jalan, nongkrong, jogging, atau sekadar main air. Sungai ini memiliki panjang hampir 11 kilometer. 

Dok. IDN Times

Selain digunakan untuk aktivitas warga sehari-hari, sungai ini juga kerap digunakan sebagai lokasi syuting drama Korea. Bahkan pernah diselenggarakan festival lampu. Sungai yang terlihat bersih ini gak pernah meluap, karena di ujungnya terdapat pintu yang mengarah ke sungai besar. 

5. Rekomendasi kuliner khas Korea Selatan

instagram.com/yummyyysnack

Setelah selesai menyusuri beberapa tempat ikonik di Seoul, pemandu wisata juga mengenalkan minuman hits yang wajib dicoba saat ke Korea Selatan. Buat kamu yang sering menonton drama Korea pasti sudah gak asing lagi dengan minuman yang satu ini, yakni susu pisang.

Ia pun memberitahu tempat kuliner favorit yang ada di sana. "Kalau ke Korea, kamu harus coba juga ke Myeongdeong Street. Ada banyak jajanan Korea seperti tteokbokki, odeng, kentang goreng, banyak sekali," kata Singa Yoon. 

Itulah ulasan tentang tur virtual ke Seoul, Korea Selatan. Tur yang berlangsung selama kurang lebih 60 menit ini sangat menyenangkan dan informatif.

Jadi, kita tetap bisa traveling ke luar negeri walaupun di rumah saja. Buruan cobain biar tetap bisa liburan ke luar negeri, meski di rumah aja!

Editorial Team