Bulan Pahlawan Tiba, 7 Museum di Bandung Ini Cocok untuk Kamu Kunjungi

Rumah Bersejarah Inggit Garnasih adalah rumah yang pernah ditinggali oleh Inggit Garnasih yang merupakan istri kedua Soekarno dari saat ia masih berkuliah di Bandung hingga menuju kemerdekaan.

Rumah yang berada di Jalan Ciateul atau yang sekarang sudah berganti nama menjadi Jalan Inggit Garnasih ini berdiri di atas sebuah lahan rumah yang sempat ditinggali Inggit dan Soekarno semasa di Bandung. Mereka menjual rumah itu sebelum mereka harus diasingkan ke Ende di Pulau Flores.

Rumah yang dapat kamu lihat sekarang ini baru dibangun pada tahun 1950 atas inisiasi kawan-kawan Soekarno yang simpati pada Inggit dan di rumah inilah Inggit Garnasih menghabiskan waktunya sampai akhir hayatnya. 

Kamu dapat menemukan banyak Informasi dan fakta-fakta mengenai sosok Inggit Garnasih dan bagaimana perannya di balik sosok Soekarno yang saat itu sedang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di panel-panel yang dipasang di sekeliling dinding ruangan.

Di tempat ini kamu juga bisa melihat sebuah "Batu Pipisan" yang digunakan oleh Inggit untuk meramu bedak yang ia jual untuk menghidupi kehidupan keluarganya hingga membiayai kuliah Soekarno hingga menjadi seorang insinyur. 

Di sini kamu tidak akan melihat sebuah tempat dengan banyak sel-sel penjara dengan penjagaan disini. Penjara ini sudah dirobohkan lalu beralih fungsi menjadi pertokoan dan hanya menyisakan sebuah sel yang pernah ditempati Soekarno dan sebuah menara pengawas. Di sebuah sel kecil dan sempit yang kini berada di tengah-tengah pertokoan itulah Soekarno menghabiskan waktunya selama kurang lebih selama 8 bulan.

Selain Soekarno, di sel yang terpisah-pisah juga terdapat Maskoen, Soepriadinata, dan Gatot Mangkoepraja yang sama-sama ditangkap bersamaan dengan Soekarno di Yogyakarta pada tahun 1929. Dari sel nomor 5 yang berukuran 2,5 x 1,5 meter inilah Soekarno membuat pledoi atau pidato pembelaan yang ia tulis di atas sebuah kaleng tempat buang air dan kertas seadanya yang kelak dibacakannya di hadapan Pengadilan Hindia Belanda di Bandung.

Selain sebuah sel, di tempat ini kini kamu juga dapat menemukan sebuah patung Bung karno sedang duduk sambil membaca buku dan berbagai informasi yang terpasang di dinding-dinding tempat ini yang pastinya dapat menambah wawasanmu tentang sejarah Bung Karno. 

Gedung ini pada masa penjajahan merupakan Landraad atau Gedung Pengadilan Hindia Belanda di Bandung. Di tempat inilah Soekarno dan 3 orang rekannya yang lain diadili oleh pengadilan atas tuduhan pemberontakan. Di gedung pada tahun 1930, Soekarno membacakan pledoinya berjudul "Indonesia Menggugat" yang ia susun di sel Penjara Banceuy. 

Di Gedung Indonesia Menggugat ini kamu dapat menemukan beberapa dokumentasi saat persidangan Soekarno  dan banyak informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan penangkapan Soekarno hingga lahirnya sebuah pledoi yang sempat menggemparkan orang-orang di negeri Belanda. 

Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat berada tepat di bawah Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat atau yang sering disingkat oleh orang Bandung menjadi "Monju".

Seperti namanya, di museum yang satu ini kamu dapat menemukan banyak informasi berbagai peristiwa-peristiwa perjuangan dan heroik yang dilakukan oleh rakyat Jawa Barat seperti Peristiwa Bojongkokosan, Bandung Lautan Api, Tragedi Rawagede, dan lain-lain.

Kamu juga dapat menemukan berbagai barang-barang asli yang digunakan selama peperangan seperti seragam tentara dan berbagai senjata. Bahkan menurut pemandu museum, museum juga menyimpan beberapa koleksi yang disimpan di ruangan khusus dan tidak dipajang karena masih memiliki bekas bercak darah dan tembakan.

Museum ini sangat besar, bahkan kamu dapat menemukan sebuah ruangan audio visual dan perpustakaan yang mengoleksi bukan hanya buku-buku yang berkaitan dengan sejarah, tapi juga beberapa salinan manuskrip-manuskrip kuno dari Jawa Barat. 

Museum yang satu ini berada di salah satu ruangan di Gedung Sate yang sekarang berfungsi sebagai Kantor Gubernur Jawa Barat. Selain bisa mempelajari tentang arsitektur dan sejarah yang berkaitan dengan pembangunan gedung ini, kamu juga bisa menemukan sebuah kisah heroik 7 orang pemuda PU (Pekerjaan Umum) yang gugur dalam menghadapi serangan tentara sekutu yang hendak menyerang gedung ini pada tanggal 3 Desember 1945 di salah satu sudut museum ini.

Mereka yang gugur ini sempat dinyatakan hilang dan baru pada Agustus 1952, empat jenazah pejuang yang telah menjadi tulang belulang ini ditemukan di sekitar halaman Gedung Sate. Empat jenazah tersebut lalu dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Cikutra, Bandung sedangkan tiga pejuang lainnya masih belum ditemukan hingga kini.

Sebagai penghormatan pada 7 orang pemuda, ini kamu juga dapat menemukan sebuah monumen yang tersimpan di bagian depan Gedung Sate dan tanggal 3 Desember dijadikan sebagai Hari Bakti PU. 

Museum Mandala Wangsit Siliwangi yang berlokasi di Jalan Lembong ini berdiri di bekas markas militer yang menjadi salah satu sasaran dalam gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) pimpinan Westerling. 

Museum ini banyak menyimpan foto-foto dan senjata yang digunakan saat berperang mulai dari yang tradisional hingga ke senjata api. Kamu juga bisa menemukan beberapa kendaraan yang digunakan pada masa peperangan dulu. Selain itu, di museum ini juga terdapat beberapa ruangan khusus yang membahas mengenai penumpasan DI/TII oleh TNI dan diorama Palagan Bandung.

Panggung Inohong merupakan salah satu ruangan yang berada di lantai dasar  Perpustakaan Umum Provinsi Jawa Barat. "Inohong" sendiri berasal dari Bahasa Sunda yang berarti tokoh atau orang penting-penting.

Seperti namanya, di tempat ini kamu bisa mengenal ratusan tokoh-tokoh kelahiran Jawa Barat yang berjasa dan pencapaiannya mulai dari sebelum kemerdekaan hingga saat ini seperti Raden Dewi Sartika, Inggit Garnasih, Muhammad Toha, hingga ke mantan Wakil Presiden Umar Wirahadikusuma, Otto Iskandardinata, Juanda, dan masih banyak lagi. 

Bukan hanya pahlawan dan tokoh-tokoh di masa lalu, di tempat ini juga memajang tokoh-tokoh kelahiran Jawa Barat masa kini mulai dari kalangan pengusaha, politisi, agamawan, olahragawan hingga ke seniman-seniman asal Jawa Barat yang dianggap berprestasi. 

Nah, itulah beberapa tempat-tempat bersejarah dan museum-museum yang bisa jadi pilihanmu untuk memperingati Bulan Pahlawan ini. Tertarik mengunjunginya?