Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Hoi An, Vietnam
Hoi An, Vietnam (pexels.com/vanngong)

Intinya sih...

  • Luang Prabang, Laos: Kota kecil dengan arsitektur kolonial Prancis, kuil Buddha cantik, dan suasana tenang. Cocok untuk slow traveling dengan tradisi alms giving dan waktu santai di kafe tepi sungai.

  • Ubud, Bali: Oasis di tengah keramaian Bali dengan sawah hijau, sungai alami, dan suasana seni. Ideal untuk yoga, meditasi, galeri seni lokal, dan vila-vila privat yang tenang.

  • Hoi An, Vietnam: Kota kecil dengan bangunan tua bergaya Tiongkok dan Prancis serta suasana damai. Cocok untuk menjelajahi kota dengan sepeda, membuat lentera atau memasak makanan lokal.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di tengah ritme hidup yang cepat dan padat, semakin banyak orang mencari cara untuk menikmati perjalanan dengan lebih pelan. Ini adalah sebuah konsep yang dikenal sebagai slow traveling. Berbeda dari liburan biasa yang padat aktivitas, slow traveling menekankan pada kualitas pengalaman, interaksi dengan budaya lokal, dan relaksasi yang menyatu dengan suasana sekitar.

Kawasan Asia Tenggara atau ASEAN menawarkan banyak pilihan destinasi menarik untuk kamu yang ingin menjalani gaya traveling ini, lho. Setidaknya, ada beberapa destinasi wisata di ASEAN yang cocok untuk slow traveling supaya liburan nyamanmu bisa terwujud. Salah satunya ada di Indonesia!

1. Luang Prabang, Laos

The Royal Palace Luang Prabang, Laos (pexels.com/desagathierry)

Luang Prabang adalah kota kecil yang terletak di utara Laos dan diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Kota ini terkenal dengan arsitektur kolonial Prancis, kuil Buddha yang cantik, serta suasana yang tenang dan damai. Cocok untuk kamu yang ingin melambat dan benar-benar hadir dalam setiap momen.

Di sini, kamu bisa mengikuti tradisi alms giving atau pemberian sedekah kepada biksu, menyusuri pasar malam yang santai, atau sekadar menikmati waktu di kafe tepi sungai Mekong. Tak terburu-buru, setiap langkah di Luang Prabang mengajakmu untuk menikmati hidup apa adanya.

2. Ubud, Bali

ilustrasi turis sedang berwisata di Ubud (pexels.com/lumeonlabs)

Meski Bali dikenal sebagai destinasi wisata yang ramai turis, Ubud tetap menjadi oasis bagi para pelancong yang mencari ketenangan dan koneksi diri. Dikelilingi sawah hijau, sungai alami, serta suasana seni dan budaya yang kuat, Ubud adalah tempat ideal untuk slow traveling.

Kamu bisa mengikuti kelas yoga dan meditasi, mengunjungi galeri seni lokal, menjelajahi pasar tradisional, atau menghabiskan waktu bermalam di vila-vila privat yang tenang. Ubud mendorongmu untuk berhenti sejenak, mendengarkan suara alam, dan menyatu dengan energi spiritual yang mengalir tenang di setiap sudutnya.

3. Hoi An, Vietnam

Hoi An, Vietnam (unsplash.com/Z E)

Selanjutnya, ada Hoi An, kota kecil di pesisir tengah Vietnam yang memikat dengan bangunan tua bergaya Tiongkok dan Prancis. Jalan-jalan kecil berlampion, serta suasana kota tua yang damai membuat Hoi An sangat berbeda dari kawasan lainnya. Kota ini cocok untuk slow traveling, karena semuanya terasa berjalan lebih lambat di sini.

Kamu bisa menjelajahi kota dengan sepeda, mencoba membuat lentera atau memasak makanan lokal, dan menikmati kopi di kafe-kafe cantik yang menghadap sungai. Tidak ada gedung tinggi atau lalu lintas padat, hanya kamu, budaya yang kaya, dan waktu yang berjalan dengan ritme santai.

4. Kampot, Kamboja

Kampot, Kamboja (freepik.com/wirestock)

Jika kamu ingin menjauh dari keramaian Phnom Penh atau Siem Reap, Kampot adalah tempat yang sempurna untuk slow traveling di Kamboja. Terletak di tepi sungai dan dikelilingi pegunungan, Kampot menyuguhkan pemandangan alam yang menenangkan serta gaya hidup lokal yang sederhana.

Aktivitas seperti kayaking di Sungai Praek Tuek Chhu, mengunjungi perkebunan lada yang terkenal, atau hanya membaca buku di kafe tepi sungai akan memberimu pengalaman yang intim dan personal. Kampot adalah tempat untuk benar-benar melambat dan menyatu dengan suasana.

5. Chiang Mai, Thailand

Chiang Mai, Thailand (pexels.com/olivierdarny)

Chiang Mai yang terletak di Thailand utara menawarkan keseimbangan yang pas antara kehidupan kota kecil, kekayaan budaya, dan akses ke alam. Suasana lebih santai dibanding Bangkok, dengan banyak kuil kuno, pasar malam, dan kafe artistik di setiap penjuru kota.

Kamu bisa tinggal lebih lama di Chiang Mai dengan menginap di homestay lokal, belajar membuat masakan Thailand, atau menjelajahi desa-desa pegunungan di sekitarnya. Banyak traveler memilih Chiang Mai sebagai tempat untuk menetap sementara karena energi spiritual dan gaya hidup sehat yang terasa alami di sini.

Lima destinasi wisata di ASEAN di atas menawarkan pengalaman unik yang gak akan kamu dapatkan saat traveling biasa. Kamu bisa lebih mendalami budaya lokal, belajar banyak hal baru, serta ikut ritme warga setempat yang sangat berbeda dengan hidupmu. Slow traveling bukan hanya tentang ke mana kamu pergi, tapi bagaimana kamu menjalaninya. Yuk, rencanakan slow traveling versi kamu!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team