Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Potret berlayar di Kepulauan Labuan Bajo
Potret berlayar di Kepulauan Labuan Bajo (IDN Times/Dewi Suci Rahayu)

Intinya sih...

  • KSOP Kelas III Labuan Bajo menutup sementara seluruh aktivitas pelayaran kapal wisata, termasuk kapal phinisi dan speedboat, di perairan Manggarai Barat mulai 26 Desember 2025 hingga 1 Januari 2026 atau sampai kondisi cuaca dinyatakan aman.

  • Penutupan dilakukan menyusul kecelakaan laut fatal KM Putri Sakinah dan peringatan cuaca ekstrem, berdasarkan Notice to Mariners serta data tinggi gelombang dari BMKG, sehingga layanan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) dihentikan sementara.

  • Kecelakaan KM Putri Sakinah menewaskan wisatawan asing asal Spanyol, dengan sejumlah korban masih dinyatakan hilang, dan menjadi insiden paling fatal dari rangkaian kecelakaan kapal di Labuan Bajo sepanjang 2025.

  • Sepanjang 2025 tercatat lima kecelakaan kapal wisata di Labuan Bajo, yang mayoritas disebabkan cuaca ekstrem dan gangguan teknis, memicu kekhawatiran pelaku pariwisata terhadap keselamatan dan keberlanjutan industri wisata di kawasan tersebut.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo menutup aktivitas pelayaran kapal wisata untuk sementara waktu, termasuk kapal phinisi, di perairan Labuan Bajo. Aturan ini berlaku mulai 26 Desember 2025 hingga 1 Januari 2026 atau sampai ada pengumuman lebih lanjut terkait kondisi cuaca.

Keputusan tersebut diambil setelah terjadinya kecelakaan laut maut yang menewaskan wisatawan asing pada Jumat (26/12/2025), sekaligus mengantisipasi dampak potensi cuaca ekstrem di wilayah tersebut.

"Penutupan sementara ini berlaku untuk seluruh wilayah perairan Manggarai Barat," kata Kepala KSOP Kelas III Labuan Bajo, Stephanus Risdiyanto, dilansir dari ANTARA Jatim, Selasa (30/12/2025).

Stephanus menambahkan larangan berlayar tersebut telah disampaikan melalui Notice to Mariners (NtM) atau pemberitahuan kepada nakhoda kapal tentang peringatan potensi cuaca ekstrem tertanggal 29 Desember 2025.

Ada pun dasar penerbitan larangan berlayar mengacu pada informasi tinggi gelombang dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dengan nomor No.B/ME.01.02/PDGTI29/DMM/XII/2025 tanggal 29 Desember 2025. "Pelayanan surat persetujuan berlayar (SPB) untuk semua kapal wisata (termasuk speedboat) ditutup sementara sampai cuaca kembali membaik," ujarnya.

Daftar kecelakaan kapal wisata di Labuan Bajo sepanjang 2025

Potret lautan Labuan Bajo, NTT (IDN Times/Dewi Suci)

Kecelakaan KM Putri Sakinah di perairan Pulau Padar yang terjadi pada Jumat malam (26/12/2025) menyisakan duka mendalam bagi para korban. Kapal tersebut mengangkut 11 orang, lima di antaranya merupakan warga negara Indonesia (WNI) yang terdiri dari kapten kapal, pemandu wisata dan anak buah kapal.

Sementara itu, enam penumpang lainnya adalah warga negara Spanyol, yakni Fernando Martin Carreras bersama istri dan empat orang anaknya. Diketahui Fernando adalah pelatih Tim B Putri klub Liga Spanyol Valencia.

Istri dan satu anaknya selamat, tetapi Fernando dan tiga anak mereka yang lain dinyatakan hilang. Seorang putrinya berhasil ditemukan nelayan pada Senin (29/12/2025) pagi, tetapi korban lain masih belum ada tanda-tanda ditemukan hingga berita ini ditulis.

Banyak pihak, terutama pegiat pariwisata di Labuan Bajo, menyebut insiden ini sebagai benang kusut dalam ekosistem industri wisata. Selama tidak ada perbaikan sistem dan hanya fokus pada promosi, lambat-laun bisa membuat pariwisata Labuan Bajo terpuruk. Tentu dampaknya akan dirasakan para pelaku usaha di sekitar tempat tersebut.

Apalagi pada 2025 ini, tercatat kecelakaan kapal di Labuan Bajo terjadi sebanyak lima kali, antara lain:

  1. KM Raja Bintang 02, terbalik akibat angin kencang pada 22 Maret 2025,

  2. KM Wafil Putra, terjadi kebocoran saat berlayar pada 14 Mei 2025,

  3. KM Anging Mammiri, terbalik karena dihantam gelombang besar pada 29 Juni 2025,

  4. KM Putri Sakinah, tenggelam karena cuaca ekstrem dan mesin mati pada 26 Desember 2025, dan

  5. KM Dewi Anjani, cuaca ekstrem (hujan deras) dan kebocoran pada 29 Desember 2025.

Dari daftar tersebut, kecelakaan KM Putri Sakinah menjadi yang paling fatal, karena menelan korban nyawa. Selain itu, waktu terjadinya kecelakaan kapal juga lebih banyak pada siang hari dengan penyebab dominannya adalah hantaman arus atau gelombang yang kuat dan kegagalan mesin.

Editorial Team