Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi liburan di Korea Selatan
ilustrasi liburan di Korea Selatan (unsplash.com/Kseniya Petukhova)

Intinya sih...

  • Wisatawan wajib menjaga etika naik transportasi umum, seperti masuk dari pintu depan dan keluar dari pintu belakang, serta antre dengan rapi di stasiun subway.

  • Pengunjung perlu memahami etika sosial saat berinteraksi, seperti menggunakan sapaan yang netral dan menghindari panggilan akrab pada orang asing.

  • Wisatawan harus disiplin dalam etika buang sampah, termasuk memisahkan sampah plastik, kertas, botol kaca, dan sisa makanan serta memesan satu menu utama di restoran.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Liburan di Korea memang jadi impian banyak orang, apalagi setelah budaya KPop, KDrama, dan kulinernya makin dikenal dunia. Negeri Ginseng ini menawarkan pengalaman wisata yang tertata rapi, modern, tapi tetap menjaga nilai sopan santun dalam kehidupan sehari-hari. Saat kamu memutuskan untuk menjelajah Korea, mulai dari Seoul yang sibuk sampai ke Jeju yang tenang, penting untuk tahu bahwa warga lokal sangat menjunjung tinggi etika dan kedisiplinan dalam setiap aktivitas.

Banyak wisatawan yang tidak menyadari bahwa beberapa kebiasaan yang dianggap biasa di negara asal bisa dianggap kurang sopan di Korea. Hal-hal kecil seperti cara berbicara di tempat umum atau bahkan cara membuang sampah bisa jadi penentu apakah kamu dianggap sopan atau tidak. Berikut lima etika penting yang perlu kamu perhatikan saat liburan di Korea agar pengalaman perjalananmu tetap menyenangkan dan bebas dari kesalahpahaman.

1. Wisatawan wajib menjaga etika naik transportasi umum

Transportasi di Korea (commons.wikimedia.org/by LWY)

Transportasi umum di Korea terkenal efisien dan sangat tertib, mulai dari subway, bus, sampai taksi. Namun, bagi wisatawan, penting memahami aturan tak tertulis yang berlaku. Saat naik bus, masuklah dari pintu depan dan keluar dari pintu belakang, lalu pastikan kamu melakukan tap kartu dua kali  yaitu pertama saat naik dan kedua sebelum turun. Jangan berbicara keras atau tertawa terbahak-bahak di dalam kendaraan umum karena dianggap mengganggu ketenangan penumpang lain. Selain itu, hindari membawa makanan atau minuman ke dalam kendaraan umum untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan bersama.

Di stasiun subway, antre dengan rapi di belakang garis kuning dan biarkan penumpang keluar terlebih dahulu sebelum kamu masuk. Banyak wisatawan lupa hal ini dan langsung menyerobot masuk, padahal perilaku seperti itu bisa dianggap tidak sopan oleh warga lokal. Jika kamu membawa koper besar, hindari meletakkannya di tengah lorong karena bisa menghalangi jalan.

2. Pengunjung perlu memahami etika sosial saat berinteraksi

ilustrasi street food korea (pixabay.com/ kblong)

Berbeda dengan di Indonesia, sapaan dan panggilan di Korea punya aturan sosial yang cukup ketat. Misalnya, jangan memanggil sembarang orang dengan sebutan oppa atau hyung hanya karena kamu sering mendengarnya di drama. Kata itu digunakan hanya dalam hubungan yang sangat dekat, seperti antara teman akrab atau keluarga. Jika digunakan pada orang asing, bisa dianggap tidak sopan atau terlalu akrab. Begitu juga dengan panggilan ahjumma atau ahjussi yang sering terdengar di televisi,  sebaiknya hindari karena bisa terkesan merendahkan usia seseorang.

Gunakan sapaan yang lebih netral seperti sajangnim untuk pemilik toko, gisanim untuk sopir, atau seonsaengnim untuk seseorang yang dihormati seperti pemandu wisata. Dengan cara ini, kamu menunjukkan respek terhadap profesi dan posisi sosial seseorang. Korea punya budaya hierarki yang kuat, jadi memperhatikan panggilan bukan sekadar formalitas, tapi bentuk penghormatan terhadap orang lain.

3. Wisatawan harus disiplin dalam etika buang sampah

Tempat sampah untuk makanan di Korea (commons.wikimedia.org/revi)

Salah satu hal pertama yang akan kamu perhatikan saat liburan di Korea adalah betapa bersihnya jalanan. Tapi uniknya, tempat sampah umum cukup sulit ditemukan. Itu karena sistem pengelolaan sampah di sana sangat ketat dan warga terbiasa membawa pulang sampah masing-masing untuk dipilah. Jadi, jangan kaget kalau kamu harus menyimpan bungkus makanan atau botol minuman di tas dulu sebelum menemukan tempat pembuangan yang sesuai.

Saat membuang sampah, pastikan kamu memisahkan antara sampah plastik, kertas, botol kaca, dan sisa makanan. Banyak penginapan atau homestay di Korea bahkan menyediakan beberapa jenis kantong khusus dengan warna berbeda untuk tiap kategori. Jika kamu asal buang, petugas kebersihan bisa menolak mengambilnya, bahkan ada denda bagi yang melanggar. Etika ini menunjukkan bagaimana kedisiplinan warga Korea diterapkan dalam hal sederhana tapi berdampak besar bagi lingkungan.

4. Tamu restoran perlu menjaga etika saat memesan makanan

ilustrasi memesan makanan di Korea (commons.wikimedia.org/by moriza)

Budaya makan di Korea punya aturan yang lebih spesifik dibandingkan di banyak negara lain. Saat makan di restoran, setiap orang di meja wajib memesan satu menu utama, tidak ada kebiasaan patungan satu porsi untuk berdua (sharing) seperti di beberapa tempat lain. Hal ini dianggap tidak sopan bagi pemilik restoran, terutama di tempat kecil atau restoran keluarga. Jadi, pesan sesuai jumlah orang dan habiskan makananmu karena meninggalkan sisa dianggap tidak menghargai kerja keras koki.

Jika kamu memilih untuk takeaway, pastikan benar-benar membawanya pergi, bukan makan di meja setelah pesanan dibungkus. Banyak turis yang tidak tahu aturan ini, padahal restoran di Korea membedakan secara tegas antara makan di tempat (dine in) dan bawa pulang (takeaway). Saat membayar, letakkan uang atau kartu di baki, bukan langsung di tangan kasir, karena kontak langsung bisa dianggap kurang sopan.

5. Pejalan kaki wajib taat etika saat menyusuri jalan

ilustrasi menyeberang di Korea (commons.wikimedia.org/AhmedAlElq)

Meski terlihat sederhana, etika saat berjalan kaki di Korea juga perlu diperhatikan. Jika ingin menyeberang, pastikan menggunakan zebra cross dan tunggu lampu hijau pejalan kaki menyala. Menyebrang sembarangan bisa membuatmu ditegur bahkan ditilang karena lalu lintas di Korea sangat disiplin. Saat berada di eskalator, biasakan berdiri di sisi kanan agar sisi kiri bisa digunakan oleh mereka yang ingin berjalan cepat,  ini aturan tidak tertulis yang berlaku di hampir semua stasiun.

Di trotoar yang ramai, jangan berhenti mendadak untuk berfoto atau melihat peta karena bisa menghalangi orang lain. Jika ingin berhenti, menepilah ke sisi agar arus pejalan kaki tetap lancar. Hal-hal seperti ini sepele tapi sangat dihargai di Korea. Ketertiban ruang publik di sana terjaga justru karena semua orang berusaha saling menghormati aturan, bahkan dalam hal sekecil ini.

Liburan di Korea bisa jadi pengalaman berharga kalau kamu peka terhadap budaya dan kebiasaan lokal. Etika sederhana seperti menjaga ketenangan, menghormati cara orang bekerja, hingga tertib di jalan mencerminkan kedewasaan dalam berwisata. Korea memang menawan, tapi justru karena itu penting untuk menjadi wisatawan yang juga menawan lewat sikap sopan dan rasa hormat. Jadi, sudah siap menjelajahi Korea?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team