Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Amanohashidate, Kyoto, Jepang
Amanohashidate, Kyoto, Jepang (commons.wikimedia.org/Sylvestre)

Intinya sih...

  • Amanohashidate adalah sandbar sepanjang 3,6 km di Jepang

  • Dibentuk secara alami dari sedimentasi dan menjadi salah satu pemandangan terindah di Jepang

  • Dikaitkan dengan mitologi Jepang tentang Dewa Izanagi dan Dewi Izanami

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kyoto masih menjadi tujuan favorit para pelancong saat mengunjungi Jepang. Prefektur ini terkenal sangat menjaga budaya tradisional Jepang. Selain kekayaan budayanya, keindahan Kyoto juga gak kalah menarik untuk disambangi.

Buat kamu yang bosan di pusat kota Kyoto, coba melipir sebentar ke Kota Miyazu. Di kota pantai ini terdapat gosong pasir yang panjangnya sekitar 3,6 km bernama Amanohashidate. Kamu bisa melihatnya dari beberapa taman terdekat atau menjelajahi dengan jalan kaki maupun bersepeda.

Penasaran seperti apa Amanohashidate? Sebelum berkunjung, berikut ini beberapa fakta Amanohashidate yang perlu kamu tahu.

1. Namanya berarti jembatan ke surga

Amanohashidate, Kyoto, Jepang (pexels.com/railgunbreaker)

Amanohashidate merupakan sandbar atau gosong pasir sepanjang 3,6 km di antara Laut Aso dan Teluk Miyazu. Titik paling sempitnya adalah 20 meter dan ditumbuhi oleh pohon pinus. Area ini dapat dijelajahi dari ujung ke ujung dengan berjalan kaki atau naik sepeda.

Nama Amanohashidate berarti "Jembatan ke Surga". Hal ini sesuai dengan kenampakannya yang seperti jembatan melayang di langit saat dilihat secara terbalik. Kamu bisa melihat dari salah satu spot terdekat untuk membuktikannya. 

2. Terbentuk dari sedimen yang terakumulasi

ilustrasi pantai di Amanohashidate (photo-ac.com/hime)

Meski Jepang mampu membuat Bandara Kansai yang dibangun di atas tanah reklamasi pantai, tapi untuk Amanohashidate terbentuk secara alami. Sandbar itu terbentuk dalam jangka panjang dari proses sedimentasi. Arus laut dan aliran dari sungai terdekat punya peran utama dalam pembentukannya.

Arus laut yang mengalir ke Laut Jepang membawa pasir dan mengendap di Teluk Miyazu. Ditambah lagi dengan sedimen yang mengalir dari Sungai Noda ke Laut Aso (laut pedalaman). Pasir maupun material dari sungai tersebut kemudian terakumulasi, membentuk sandbar, dan ditumbuhi berbagai vegetasi.

3. Satu dari tiga pemandangan paling indah di Jepang

ilustrasi wisatawan di salah satu spot berlatar Amanohashidate (pexels.com/mh92)

Keindahan dan keunikan Amanohashidate menjadikannya sebagai salah satu pemandangan paling indah di Jepang. Tujuan wisata ini menempati urutan ketiga setelah Miyajima di Hiroshima dan Matsushima di Miyagi. Kamu bisa menikmati keindahannya dengan berjalan kaki dari ujung ke ujung sekitar 50 menit atau bersepeda, tersedia penyewaan sepeda di dekat stasiun.

Saat menyusuri Amanohashidate, kamu dapat menjumpai pantai berpasir putih yang menghadap Teluk Miyazu. Kamu bisa bermain pasir atau berenang di sini. Sebab, ombak Teluk Miyazu dikenal tenang dan sesuai untuk perenang pemula.

Ternyata, tidak hanya pohon pinus yang menghiasi Amanohashidate. Ada sebuah kuil bernama Hashidate Myojin dengan mata air tawar yang muncul di halamannya. Namun, kini air tersebut tidak layak untuk diminum, tapi dapat digunakan sebagai chozu, air untuk menyuxikan tangan dan kaki sebelum memasuki kuil.

Cara lain untuk melihat keindahannya bisa dari Amanohashidate View Land di atas Bukit Monju. Kamu bisa mendaki selama 15 menit sampai di spot tertinggi atau naik kereta gantung dengan tarif 450 yen Jepang (Rp50 ribu) untuk sekali jalan dan 850 yen Jepang (Rp95 ribu) untuk bolak-balik. Panorama tampak lebih luas, berupa lautan dan gosong pasir yang seolah membelahnya.

4. Seperti seekor naga jika dilihat secara terbalik

potret wisatawan melakukan matanozoki untuk melihat Amanohashidate (photo-ac.com/zaqzaq)

Cara lain untuk melihat keindahan Amanohashidate adalah dengan menuju ke Taman Kasamatsu yang terletak di sebelah barat. Taman ini akan memberikan sudut pandang berbeda dari Amanohashidate View Land. Kamu bisa naik kereta gantung dan melihatnya secara terbalik di beberapa spot.

Taman Kasamatsu dan Amanohashidate View Land menyediakan beberapa spot untuk wisatawan yang ingin melihat Amanohashidate secara terbalik. Cara itu disebut sebagai matanozoki. Saat tiba di spot yang tersedia, kamu harus berdiri dengan kaki yang dibuka agak lebar. Setelah itu membungkuk lebih dari 90 derajat dan bisa melihat Amanohashidate dari sela-sela kaki secara terbalik.

Jika kamu melakukan matanozoki, maka akan mendapatkan pemandangan Amanohashidate seperti seekor naga naik ke langit. Ada pula yang melihatnya seperti jembatan yang melayang di langit. Pose seperti ini sering dilakukan untuk melihatnya dari sudut terbaik, bahkan masyarakat setempat menjadikannya sebagai tradisi.

5. Dikaitkan dengan Izanagi dan Izanami dalam mitologi Jepang

Kuil di Amanohashidate (commons.wikimedia.org/Drivephotographer)

Masyarakat Jepang, terutama penganut Shinto mengaitkan Amanohashidate dengan Dewa Izanagi dan Dewi Izanami. Keduanya merupakan pasangan dewa yang konon berperan penting dalam lahirnya kepulauan Jepang. Di sisi lain, Amanohashidate adalah jembatan terapung yang digunakan keduanya untuk turun atau naik ke surga.

Suatu hari, ketika Izanagi sedang tidur, jembatan itu runtuh ke laut. Kemudian membentuk gundukan pasir panjang yang ditutupi pohon pinus. Berdasarkan mitologi, maka muncullah Amanohashidate yang bisa kita lihat saat ini.

Nah, sekarang kamu sudah tahu beberapa fakta tentang Amanohashidate di Kyoto. Jika ingin menyaksikan keindahannya langsung, kamu bisa naik kereta menuju Stasiun Amanohashidate. Setelah itu, jalan kaki sekitar 20 menit untuk bisa tiba di Amanohashidate. Selamat berlibur ke Kyoto, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team