Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Museum Timah Indonesia, Muntok (instagram.com/museumtimahindonesia)

Selama ini, Bangka Belitung dikenal dengan destinasi pantainya yang memesona. Melalui film Laskar Pelangi, Kepulauan Bangka Belitung mendunia karena kekayaan dan keindahan alam baharinya.

Selain keindahan pantai dan lautnya, Bangka Belitung juga menawarkan beragam destinasi wisata lainnya yang menarik. Sebut saja di Kota Pangkalpinang.

Beberapa taman kota dan pusat perbelanjaan dapat dijangkau dengan mudah dari Bandar Udara Depati Amir. Kota ini juga dekat dengan beberapa pantai, seperti Pantai Kuala dan Pasir Padi.

Hal menarik lainnya, Pangkalpinang merupakan salah satu daerah penghasil timah terbesar di Indonesia. Bahkan, masuk dalam kawasan sabuk timah Asia Tenggara, lho. Menariknya lagi, penambangan timah di Bangka Belitung sudah berlangsung sejak penjajahan Belanda. 

Jika tertarik dengan sejarah pertambangan timah di Indonesia, datanglah ke Museum Timah Indonesia (MTI) untuk mendapatkan pengalaman berkesan dan menambah pengetahuan.

Lantas seperti apa Museum Timah Indonesia ini? Berikut seputar fakta, isi, atau koleksi Museum Timah Indonesia, museum timah pertama dan satu-satunya di Asia. 

1. Museum Timah Indonesia menempati bangunan bersejarah

Museum Timah Indonesia, Pangkalpinang (instagram.com/museumtimahindonesia)

Gedung yang kini menjadi Museum Timah Indonesia ini memiliki sejarah panjang. Bangunan berlokasi di Jalan Ahmad Yani Nomor, Pangkalpinang, ini pernah menjadi tempat perundingan sebelum Perjanjian Roem-Royen antara Indonesia dan Belanda.

Selain itu, menjadi tempat tinggal Bung Karno dan Haji Agus Salim saat diasingkan ke Bangka pada 1949. Dulunya merupakan rumah dinas karyawan perusahaan timah negara milik Belanda, Hooftdt Administrateur Banka Tin Winning (BTW).

Terdapat beberapa kamar, tampak mewah, dan artistik pada masanya. Kemudian, setelah kemerdekaan, gedung museum ini digunakan sebagai Museum Wisma Budaya. 

2. Diresmikan sebagai Museum Timah Indonesia pada 1997

Editorial Team

Tonton lebih seru di