tradisi Semana Santa di Larantuka (commons.wikimedia.org/Alfonso_Giostanov)
Semana Santa merupakan perayaan keagamaan terbesar masyarakat Flores dan menjadi tradisi tahunan di Larantuka. Serangkaian tradisi warisan Portugis itu berlangsung selama seminggu, mulai Minggu Palma hingga Paskah. Tradisi yang konon sudah berlangsung selama lima abad ini dan menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan.
Saat Minggu Palma atau Dominggu Ramu, masyarakat mengelilingi Katedral untuk mengenang Yesus memasuki Yerusalem dan disambut sorak-sorai. Kemudian, ada Rabu Trewa untuk memperingati saat Yesus dikhianati oleh salah satu murid-Nya. Pada prosesi ini, masyarakat Larantuka secara bergiliran berdoa di Kapel Tuan Ma dan Kapel Tuan Ana.
Kamis Putih menjadi salah satu prosesi penting bagi peziarah karena peti patung Tuan Ma (Mater Dolorosa atau Bunda yang berdukacita) dibuka untuk dibersihkan dan dihiasi. Lalu, prosesi dilanjutkan dengan pembasuhan kaki dua belas rasul saat perayaan Ekaristi, adorasi, doa bergilir, hingga mencium patung Tuan Ma. Setelah itu, patung Tuan Ma dimandikan dan dikenakan kain berkabung serta mahkota.
Puncak Semana Santa berupa prosesi jalan salib dan perarakan Tuan Meninu (patung Yesus disalib) menggunakan perahu dari Pantai Kota depan Kapel Tuan Meninu, Kelurahan Sarotari, menuju Pantai Kuce melalui Selat Gonzalu. Kemudian, Tuan Meninu diarak menuju menuju Tori Yesus Tersalib di Kelurahan Pohon Sirih. Sementara, pada siang hari, perarakan patung Tuan Ma dan Tuan Ana dari kapel menuju Gereja Katedral Reinha Rosari diiringi nyanyian ratapan dan doa-doa.
Saat senja, umat berkumpul di Gereja Katedral Larantuka untuk melaksanakan lamentasi. Suasana prosesi akan begitu khidmat dan Larantuka akan dipenuhi cahaya lilin yang dipasang pada tiang kayu maupun bambu. Akhir Semana Santa ditandai Minggu Paskah dan dilanjutkan dengan perarakan Tuan Ma yang ditakhtakan kembali di Kapel Tuan Ma di Pantai Kebis.