Potret Heritage Tour di Hotel Majapahit Surabaya MGallery Collection (IDN Times/Fasrinisyah Suryaningtyas)
Sebelum mengikuti Heritage Tour, pihak hotel membagikan buku panduan dan mengajak para tamu menonton film dokumenter tentang sejarah Hotel Majapahit Surabaya MGallery Collection.
Selanjutnya, seluruh peserta tur diarahkan ke lobi hotel dan mendapatkan penjelasan dari seorang pemandu wisata atau tour guide. Uniknya, tour guide tersebut mengenakan kostum yang terinspirasi dari seragam Oranje Hotel di masa lampau.
Tempat pertama yang dituju adalah bagian meja resepsionis. Di meja tersebut, terdapat potret lawas Oranje Hotel saat awal berdiri dan lobi bagian depan belum dibuat. Di samping meja resepsionis, terdapat foto Sarkies bersaudara dan tempat-tempat di sekitar Hotel Majapahit Surabaya MGallery Collection pada awal abad ke-20.
Potret Balai Adika Ballroom di Hotel Majapahit Surabaya MGallery Collection (IDN Times/Fasrinisyah Suryaningtyas)
Tur berlanjut ke Balai Adika yang merupakan ballroom utama di Hotel Majapahit Surabaya MGallery Collection. Sejak awal pendirian hotel hingga sekarang, ballroom ini digunakan sebagai tempat penyelenggaraan pesta, jamuan makan malam, dan kegiatan penting lainnya.
Di bagian depannya, terdapat beberapa foto Surabaya tempo dulu, termasuk foto saat Charlie Chaplin mengunjungi hotel ini. Saat memasuki Balai Adika, semua tamu pasti akan langsung mengagumi kemewahan dan keindahah arsitekturnya.
Tempat ini memiliki lantai teraso antik, langit-langit yang tinggi, jendela besar di beberapa sudut yang menyediakan pencahayaan alami, dan lampu gantung yang menawan. Bagian kanan dan kiri ballroom ini adalah taman yang rindang.
Potret salah satu sudut Hotel Majapahit Surabaya MGallery Collection (IDN Times/Fasrinisyah Suryaningtyas)
Selanjutnya, seluruh peserta tur diajak berkeliling ke berbagai sudut hotel. Mulai dari taman-taman yang hijau dan rindang, lorong-lorong kamar yang cantik, tangga-tangga kayu yang masih kokoh, hingga ke area flag hole yang menjadi tempat perobekan bendera Belanda oleh arek-arek Suroboyo pada 1945.
Potret kamar Charlie Chaplin di Hotel Majapahit Surabaya MGallery Collection (IDN Times/Fasrinisyah Suryaningtyas)
Inilah tempat yang paling ditunggu-tunggi, Kamar Charlie Chaplin. Dinamakan demikian, karena aktor sekaligus filmmaker asal Inggris tersebut pernah menginap di sana pada April 1932. Di dalam kamar nomor 47, ada beberapa potret sang aktor dengan gaya ikoniknya, yaitu kumis pendek hitam dan topi bowler.
Ada pula meja dan kursi tamu, meja kerja, rak kaca, dan meja tempat minuman. Kamar tidurnya terpisah dari ruang tamu. Di dalam kamar tersebut, ada tempat tidur lengkap dengan almari kayu, meja rias, laci, dan kamar mandi dengan bathtub mewah. Kamar ini disewakan untuk umum dengan harga mulai dari Rp4 juta per malam.
Potret Kamar Merdeka di Hotel Majapahit Surabaya MGallery Collection (IDN Times/Fasrinisyah Suryaningtyas)
Destinasi terakhir adalah Kamar Merdeka atau kamar 33. Setelah Proklamasi Kemedekaan RI, Belanda ingin kembali merebut Indonesia. Kamar ini ditempati residen Belanda, sekaligus menjadi pusat komando sementara.
Alasan pemilihan kamar ini, karena posisinya yang sangat strategis, yakni berada di pojokan, paling ujung, dan terdapat pintu khusus yang bisa langsung menuju perkampungan penduduk. Kalau suasana genting atau darurat, orang-orang Belanda yang ada di sini bisa langsung kabur melalui pintu tersebut.
Pada 19 September 1945 pukul 06.00 WIB, bendera Belanda dikibarkan di bagian depan hotel (saat itu namanya Hotel Yamato), menandai kembalinya pemerintah kolonial Belanda. Beberapa tokoh pejuang kemerdekaan melakukan perundingan di kamar ini, antara lain Soedirman, Residen Surabaya, dan Roeslan Abdoel Gani, serta Komandan Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI), W.V.Ch Ploegman.
Perundingan tersebut tidak membuahkan hasil yang memuaskan bagi kedua belah pihak. Arek-arek Suroboyo yang terlanjur marah akhirnya naik ke atas tiang bendera menggunakan tangga dan merobek warna biru pada bendera Belanda.
Potret jamuan high tea Heritage Tour di Hotel Majapahit Surabaya MGallery Collection (IDN Times/Fasrinisyah Suryaningtyas)
Setelah tur selesai, semua peserta disuguhi dengan satu set high tea. Terdiri dari teh hangat, orange zest, sandwich, macaroon, brownies, dan macaroni schotel. Dari hidangan tersebut, orange zest berhasil mencuri perhatian para tamu yang hadir.
"Orange zest ini seperti permen, terbuat dari kulit jeruk asli yang diolah, lalu dilapisi cokelat. Nama orange zest dan buah jeruk ini merepresentasikan Oranje Hotel sebagai nama pertama hotel ini," ujar Essa Adeline, Marketing and Communication Executive Hotel Majapahit Surabaya MGallery Collection, saat ditemui IDN Times di sela-sela acara Heritage Tour pada Rabu (14/8/2024).
Selain orange zest, macaroon-nya pun cukup unik dan berbeda dengan macaroon pada umumnya. "Lapisan atas macaroon ini berwarna merah dan bawahnya berwarna putih, bermakna (melambangkan) bendera Indonesia. Tahun 1945, tepatnya pada 19 September telah terjadi perobekan bendera (Belanda) di Hotel Majapahit," tutur Essa.