Bayangkan kamu sedang berdiri di tengah gedung-gedung pencakar langit Manhattan saat musim dingin, di mana embusan angin yang menusuk tulang tiba-tiba terasa hangat saat ribuan pasang mata tertuju pada satu titik yang sama. Di sana, ada sebuah pohon cemara raksasa berdiri dengan anggun, memancarkan cahaya yang menghapus kegelapan malam di New York.
Momen magis yang bisa dinikmati setiap tahun itu membuat orang bertanya, sebenarnya kenapa pohon Natal di Rockefeller Center bisa sangat populer? Padahal, awalnya pohon Natal ini bukan dari kemewahan, melainkan dari sebuah harapan kecil di atas tumpukan lumpur sisa pembangunan gedung saat masa sulit ekonomi melanda dunia.
