Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Balai Pemuda (dok. pribadi/Clemens Kristo Budiutomo)

Wisata di Kota Surabaya selalu berhasil mencuri perhatian. Berbagai saksi sejarah disajikan dengan menarik di kota yang sering disebut sebagai Kota Pahlawan ini. Surabaya terkenal dengan sumbangsih perjuangan nasionalnya untuk Indonesia.

Meskipun kini sudah modern dan metropolitan, Surabaya masih menyisakan bumbu-bumbu era kolonial di dalamnya. Mulai dari sekolah hingga gedung negara, berikut berbagai kisah di balik tempat bersejarah di Surabaya!

1. Balai Pemuda

Balai Pemuda (dok. pribadi/Clemens Kristo Budiutomo)

Gedung Balai Pemuda memiliki kisah unik di dalamnya. Dulunya bernama De Simpangsche Societeit, gedung ini awalnya berfungsi sebagai tempat perkumpulan orang-orang Belanda dan Eropa.

Mereka menggunakan gedung ini untuk berdansa, bermain biliar dan boling, hingga berkumpul untuk minum minuman beralkohol. Kini, Balai Pemuda telah dijadikan cagar budaya dengan mempertahankan arsitektur aslinya setelah direnovasi.

2. SMA Negeri 6 Surabaya

SMA Negeri 6 Surabaya (dok. pribadi/Clemens Kristo Budiutomo)

Pada zaman Belanda, SMA Negeri 6 Surabaya merupakan sekolah dasar. Namun, yang bisa menempuh pendidikan di sana hanya orang Eropa dan kalangan tertentu.

Di halaman sekolah terdapat pohon beringin yang konon tidak bisa ditebang. Selain itu, SMA Negeri 6 Surabaya juga masih mempertahankan arsitektur lamanya. Hal tersebut terlihat dari model pintu dan jendela yang besar agar udara bisa masuk ke dalam ruangan.

3. Gedung Negara Grahadi

Gedung Negara Grahadi (dok. pribadi/Clemens Kristo Budiutomo)

Gedung Negara Grahadi dibangun pada 1795 saat Dirk van Hogendorp berkuasa. Pada saat itu, gedung ini bernama Istana Simpang.

Konon, Dirk van Hogendorp menganggap bahwa Jembatan Merah, pusat Kota Surabaya, tidak cocok sebagai tempat tinggal resminya. Akhirnya, dibangunlah Grahadi sebagai istananya di kawasan Simpang. Kawasan ini juga dibangun sebagai akibat dari jumlah penduduk yang padat di kawasan Jembatan Merah.

4. Monumen Gubernur Suryo

Monumen Gubernur Suryo (dok. pribadi/Clemens Kristo Budiutomo)

Gubernur Suryo adalah gubernur pertama Jawa Timur. Monumen ini didedikasikan untuk kerja kerasnya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, khususnya saat Pertempuran 10 November 1945.

Posisi patung yang menghadap Gedung Negara Grahadi mencerminkan bahwa ia merupakan salah satu tokoh penting di Jawa Timur. Di bawah patung terdapat prasasti yang mencatat perkataan serta ajakan Gubernur Suryo kepada warga Surabaya untuk menolak ultimatum Inggris.

5. Bollard Balai Kota Surabaya

Bollard Balai Kota Surabaya (dok. pribadi/Clemens Kristo Budiutomo)

Ada yang menarik di depan Balai Kota Surabaya. Terdapat berbagai bollard atau pengaman trotoar yang diukir dengan simbol-simbol Surabaya.

Salah satu simbol yang diukir di bollard ini adalah lambang Surabaya pada zaman Belanda. Dalam lambang ini tulisan "Soera Ing Baja" di bagian bawahnya.

Semboyan tersebut bermakna bahwa di kota ini terdapat keberanian di dalam marabahaya, sehingga menjadi salah satu legenda asal-usul nama Surabaya.

Saksi bisu sejarah masih dapat kita lihat dengan jelas di Kota Surabaya. Kalau sedang berada di Kota Pahlawan, Jangan lupa untuk berkeliling tempat-tempat bersejarahnya, ya. Selain menyenangkan, kamu juga akan mendapat banyak wawasan baru, lho.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team